( 5 ) Dikunci?

353 130 28
                                    

Sedang melamun memikirkan calon suami, eh maksudnya Angkasa, pria itu tiba-tiba muncul di depan Alesha membuat gadis itu sedikit terkejut.

Angkasa tersenyum tipis, Alesha sudah menebak, mungkin ia akan menagih jawaban Alesha.

Angkasa menaik turunkan alisnya, "Jadi?" tanyanya pada Alesha.

Alesha tersenyum tipis. "Iya."

Otak Angkasa loading sebentar, setelah tahu apa yang di 'iya' kan Alesha, Angkasa kaget tak percaya lalu berteriak. "Yuhuu akhirnya gue diterima!" teriaknya tanpa melihat disekitar.

Rara yang mendengar itu pun langsung berlari mencari keberadaan Lia, sepertinya gadis itu ingin memberitahu Lia perihal tadi yang ia lihat.

Menit kemudian Rara kembali dengan membawa Lia, netranya menatap Angkasa sedang bersama dengan Alesha.

Seperti hendak merencanakan sesuatu gadis itu pergi dengan perasaan campur aduk, ia kembali ke kelas bersama Rara lalu memikirkan sesuatu.

Alesha yang melihat Lia marah, ia merasa sangat senang ingin sekali ia bermesraan bersama dengan Angkasa di depannya.

Bel berbunyi, tak terasa waktu istirahat mereka selesai, Angkasa tergesa-gesa menuju ruang OSIS karena ia ingat ada rapat OSIS jam ini.

Alesha menghembuskan nafasnya kasar, lalu ia berjalan menuju kelasnya, tapi Lia menariknya menuju kamar mandi.

Lalu ia menyiram air satu ember ke tubuh Alesha, membuat gadis itu basah kedinginan.

Lia tersenyum licik, lalu mendorong Alesha dibantu oleh Rara tentunya sampai Alesha terpojok, setelah mendapati Alesha kedinginan ia menyalakan lalu merusak keran air lalu mengunci pintu kamar mandi.

Alesha sudah memberontak, memperingati Lia namun gadis licik itu tetap melancarkan aksinya ia sengaja merusak keran itu agar Alesha disana tetap kedinginan.

Tapi, gadis itu tidak bisa berteriak karena mulutnya sudah di tutup dengan lakban hitam tak lupa tangan dan kaki yang di ikat. Air terus mengalir membuat Alesha begitu kedinginan.

Disisi lain Lia tersenyum penuh kemenangan, akhirnya ia bisa mengunci gadis itu lagi, sudah lama ia tak mengunci dan mengguyur Alesha sejak ia amnesia.

Tolong, dingin banget.

3 jam ia terkunci disana, dengan keran air yang terus membasahi tubuhnya dadanya sangat sesak tubuhnya begitu dingin, ia terus memberontak untuk melepaskan tali itu, tapi tidak bisa. Detik berikutnya Alesha jatuh pingsan.

***

Sudah waktunya pulang, Lia tersenyum puas kala mendapati Alesha yang belum juga pulang ke kelasnya, lalu ia pulang dengan wajah tak merasa bersalah.

Angkasa yang datang ke kelas Alesha dengan wajah gembira, tapi ia hanya melihat tas Alesha saja, tidak dengan Alesha nya, kemana gadis itu?

"Woi, lo liat Alesha ga?" tanyanya pada salah satu murid.

"Sejak istirahat dia belum masuk ke kelas, keknya dia bolos deh," jawabnya.

Angkasa yang mendengar jawaban itu merasa janggal, Alesha tidak mungkin bolos mungkin ada suatu hal yang membuatnya bolos.

"Perasaan gue ga enak, apa jangan jangan ...."

Cih, kenapa Angkasa baru menyadarinya? Ia langsung berlari menuju toilet Perempuan dan mendapati satu kamar mandi yang banjir.

Pria itu langsung mendobrak pintu itu, lalu mendapati Alesha yang jatuh pingsan dengan kondisinya yang sangat memprihatinkan.

Ia langsung menggendong gadis itu menuju UKS.

Beberapa menit setelah Angkasa memberinya minyak kayu putih di hidungnya, gadis itu terbangun.

"Ssshh, di-dingin."

"Sha, siapa yang ngelakuin itu ke lo? Biar gue kasih pelajaran tu orang."

"Sa, dingin."

Angkasa mengerti dengan kondisi Alesha, bukan tidak mau menjawab namun gadis itu sekarang sedang kedinginan, lalu ia memeluk Alesha.

"Pulang ya? Ganti bajunya," ujarnya pada Alesha.

Alesha menggeleng cepat, "Alesha ga mau pulang, dirumah cuman ada mamah sama Rafa."

Angkasa tau betul dengan itu, karena dulu ia sering mengunjungi rumah Alesha untuk menjemput Rafa untuk sekedar berkumpul, ia mendapati Alesha yang sering di caci m4ki mamah tirinya itu.

Akhirnya Angkasa membawa gadis itu pulang ke rumahnya, mau bagaimanapun Alesha harus segera mengganti bajunya yang basah itu agar tidak dingin lagi.

Beberapa menit kemudian Angkasa sampai di depan rumah miliknya, lalu ia membantu Alesha untuk berjalan mengingat tubuhnya masih lemas dan kedinginan.

"Dia siapa sa?" tanya seorang wanita paruh baya yang melihat anaknya sedang membawa seroang gadis yang pakaiannya basah kuyup.

"Dia pacar Aksa bund, nanti Aksa ceritain kenapa dia bisa basah," jawabnya lalu membantu Alesha menuju kamarnya.

Wanita paruh baya itu adalah ibunda dari Angkasa, Anjani namanya. Setelah mengetahui itu adalah calon mantunya, Anjani segera membuatkan teh hangat untuk Alesha.

Kini Alesha sudah berganti pakaian, pakaian milik Anjani tentunya.

Tok tok

Setelah ketukan pintu itu terdengar, terbukalah pintu itu menampakkan Anjani yang membawakan teh hangat untuk Alesha.

"Nak, ini tehnya di minum dulu biar badannya anget," ucapnya pada Alesha.

Alesha menerima teh hangat itu, lalu menyeruputnya lalu ia tersenyum tipis.

"Sha, sebenernya ada apa?" tanya Angkasa pada Alesha.

"Alesha diguyur sama Lia dan juga Rara, Sa. Dia kunci Alesha, di toilet waktu Alesha mau masuk ke kelas."

Angkasa yang mendengarnya menjadi sangat marah, bisa-bisanya Lia melakukan hal itu, lihat saja nanti.

"Bund, inget cewek yang suka Aksa ceritain ga? Ini dia bund," ujarnya kepada Anjani.

Anjani mengangguk pelan, memang gadis ini sangat cantik.

"Yaudah bunda tinggal dulu ya," ujarnya pada mereka berdua, Alesha dan Angkasa mengangguk pelan.

"Masih dingen hm?" tanyanya pada Alesha.

Alesha terdiam sejenak, please jangan salting.
Lalu Alesha menggeleng pelan.

Angkasa kembali memeluk tubuh mungil itu, lalu mengelus surai rambutnya, "Maaf, maafin aku telat nolong kamu."

Jantung Alesha berdetak sangat cepat, hangat sangat hangat rasanya. Nyaman rasanya kalo Aksa ngomong pake Aku-kamu.

"Aksa," panggil Alesha.

Aksa melepas pelukan mereka, lalu melihat gadis itu lekat.

"Kamu tulus cinta sama aku?" tanyanya pada Angkasa.

Angkasa menatapnya sangat lekat, lalu tersenyum simpul. "Tulus Sha, ga ada maksud apapun."

Lalu Angkasa memeluk gadis itu lagi.

Pelukan Aksa bikin gue kangen sama bang Varo. Setelah urusan ini selesai, gue janji, gue bakal temuin lo bang.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang