"Lavelyn, ikut gue,"pinta Astalian.
Lavelyn yang sedang menikmati es krim hanya bisa mengerutkan dahi. "Mau kemana?"
"Nggak usah banyak tanya. Ikut aja,"desak Astalian.
Lavelyn menggeleng. "Nggak mau. Nggak mau. Nggak mau."
"Lo bandel banget sih jadi cewek. Tinggal ikut doang apa susahnya,"sungut Astalian kesal.
Lavelyn berdecak dan menghempaskan es krimnya ke atas meja. Tatapannya amat menusuk sehingga membuat Astalian meneguk ludah. Tidak pernah Astalian mendapati Lavelyn mode galak seperti ini.
"Pertama, lo nggak jelas ngajak gue kemana. Kedua, lo maksain gue untuk ikut disaat gue lagi makan es krim. Ketiga, lo tuh nyebelin,"ucap Lavelyn.
Astalian mengangguk dengan senyuman evilnya. "Yaudah kalau lo masih nganggep gue nyebelin. Lanjutin aja makan es krimnya. Gue kasih kejutan ke yang lain aja."
"Eh, tunggu! Apa tadi lo bilang?"tanya Lavelyn menarik jas yang dipakai oleh Astalian agar berhenti melangkah.
Seketika Astalian menunjukkan wajah badmood-nya. Rupanya gadis ini melanjutkan part 2. Setelah menarik kerah baju, kali ini Lavelyn menarik jasnya.
"Lavelyn, dengerin ya. Pertama, lo nggak usah bawel nanya mau kemana—tinggal ngikut aja apa susahnya? Kedua, gue paling nggak suka lo narik jas gue. Ketiga, lo yang akan rugi kalau masih aja nolak ajakan gue,"ucap Astalian meniru apa yang tadi Lavelyn katakan.
Lavelyn menghela nafas dan menjauhkan tangannya dari jas yang dikenakan oleh Astalian. "Gue males berharap lebih."
"Kenapa lo mikir begitu?"tanya Astalian bingung.
Lavelyn mengangkat bahunya. "Entahlah. Mungkin ekspetasi gue terlalu tinggi. Tetapi, tenang aja. Gue nggak kecewa kok sama lo. Ini semua kan salah gue."
"Bisa nggak jangan ngomong pake lo-gue?"
Lavelyn menaikkan alis. "Kenapa? Harusnya kan dari dulu gitu."
"Aneh aja. Gue biasa denger lo komunikasi pake aku-kamu. Kelihatannya lo marah banget. Gue minta maaf. Nggak ada maksud untuk bikin lo berharap lebih. Makanya, gue minta lo ikut gue."
Lavelyn melihat lengan kanannya yang di genggam oleh Astalian. "Kenapa gue harus ikut? Lo mau ngapain?"
"Ikut aja dulu. Nanti gue jawab kalau udah sampai di sana,"ujar Astalian.
Lavelyn mengangguk. "Yaudah aku ikut."
"Nah gitu dong. Pake aku-kamu. Aneh denger pake lo-gue."
Lavelyn mencibikkan bibir. "Kamu sendiri komunikasi pake lo-gue, nggak aku larang."
"Ya beda,"sahut Astalian.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Cowok Idaman!
FanfictionIni kisah Lavelyn mengejar lelaki idaman yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namanya Astalian Altama. Laki-laki yang bahkan tidak pernah menatap ke arahnya, tidak ingin di sentuh, irit bicara, dan selalu memejamkan mata setiap berhad...