# 11 Jangan menyerah Juan

109 6 0
                                    

Juan sudah sadar dari pingsannya kini ia masih terbaring di kasur kepemilikannya, ia berusaha mencerna apa yang terjadi, dan ia ingat dimana ia dibully habis-habisan.

"Juan anak Mama makan dulu ya nak?" Helina yang masih setia berada di samping Juan sambil menjaga takut terjadi sesuatu terhadap anaknya.

Juan menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kamu belum sempet makan sayang... Makan dulu ya"

"Tapi Juan gak lapar Ma... Juan mau istirahat aja"

Helina menghela nafas pelan bersabar dan mencoba membujuk sang anak.

"Anak Mama yang ganteng baik nurut ya sayang? Mama gak mau kamu kenapa-napa, Mama sayang banget sama Juan, nurut ya nak makan dulu walau sedikit biar perutnya ke isi ya?" Ucap Helina sambil mengusap halus rambut Juan.

Juan yang mendengar nya pun tidak bisa membantah mengiyakan keinginan sang ibu.

Helina tersenyum lalu ia pergi ke dapur untuk membuat kan bubur.

"Ya udah Mama turun dulu buat bikin bubur bentar ya? Mama gak akan lama kok sayang" ucapnya lalu mengecup kening sang anak dan beranjak pergi ke dapur.

"Loh Mama? Kenapa keluar kamar? Juan udah sadar?" tanya Shaka berpapasan dengan Helina saat Shaka hendak akan masuk ke kamar di susul juga oleh Haidar dan Rafka.

"Iya, Juan udah sadar kalian temuin gih Mama mau bikin bubur dulu buat makan Juan" ketiganya lalu mengangguk lalu masuk ke dalam kamar.

Ketiganya melihat Juan yang masih terbaring diatas kasur dengan keadaan sudah sadar namun Juan hanya diam dan menatap langit-langit atap.

"Juan..." Suara lirih dari Haidar mengudang Juan menegok ke arah pintu kamar melihat sang kakak, saudara kembarnya dan juga adiknya datang menemuinya.

"Bang Haidar? Shaka? Rafka? Kalian ngapain kesini"tanyanya.

Ketiganya pun mendekat, Shaka duduk di pinggiran kasur di sebelah Juan,  sedangkan Haidar dan Rafka duduk dibawah lantai yang di tilami karpet berbulu tebal.

"Kita mau nge cek kondisi kamu Juan...Juan gak papa kan?"tanya Shaka.

Juan hanya mengangguk pelan karena masih terasa sedikit pusing akibat sesak tadi.

"Juan...Shaka mau minta maaf..."

Juan yang mendengar nya seketika bingung, mengapa Shaka ingin meminta maaf?

"Kenapa minta maaf Shaka? Emang Shaka punya salah apa sama Juan?"

Shaka menggenggam erat tangan Juan, mengelus pelan seraya menyalurkan rasa bersalahnya pada Juan.

"Sha-ka salah Juan, Shaka ngebiarin Juan sendiri harusnya Shaka paksa Juan ikut kalau tau bakal kejadian kayak gini maaf..."

"Ra-rafka juga bang harusnya Rafka datang cepet kalau tau abang di rundung..."

Juan menatap sendu saudara kembarnya juga adiknya itu, terlihat dari raut wajah keduanya yang merasa sedih dan bersalah.

Juan sama sekali tidak menyalahkan hal yang sudah terjadi sebelumnya kepada keduanya malah ia yang merasa dirinya tidak berguna karena dalam hal ini saja dia masih membebani dan tidak bisa menjaga dirinya dengan baik.

Dari dulu hingga sekarang ia merasa hidup di dunia hanya bisa membebani keluarganya saja tidak bisa membantu bahkan menjaga diri sendiri ia tidak bisa. Dari kecil Juan sudah merasakan pahitnya akan penyiksaan yang sungguh kejam banyak sekali cobaan yang ia dapat, hingga menjadikan Juan sendiri merasa tidak berguna ia lahir ke dunia ini.

STAY TOGETHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang