#19 semua telah lenyap.

145 6 0
                                    

Tio telah sampai rumah kepemilikannya sendiri bersama sang kakak, ia turun dari mobil dengan menggadeng tas besar di pundaknya.

"Tuan itu sepertinya sangat berat biar saya bantu" ujar supir mobil, pekerja mereka.

"Gak usah dibantuin, dia udah besar biar dia bawa sendiri lagian luka lu juga udah sembuh kan? Jangan manja harus di bantuin segala" ketus Yovandra tanpa memperdulikan keadaan Tio.

Tio melihat sang sopir menawarkan bantuan kepadanya hanya memberikan senyuman, dan menggeleng tanda tidak perlu bantuannya.

Sopir melihat itu hanya mengangguk pelan saat Tio memberikan jawaban. Sopir mereka ini sebenarnya tahu tentang ketidak akuran keduanya semenjak kematian bos besar nya yaitu ayah dari keduanya. Kekeluargaan mereka kini sudah hilang begitu saja tidak ada belas kasihan atau perlakuan kasih sayang dari sang kakak kepada Tio, semuanya benar-benar hancur. Bahkan sang sopir pernah melihat secara langsung dimana Tio disiksa habis-habisan oleh kakaknya sendiri tidak sekali dua kali ia melihatnya bahkan berkali-kali sang sopir melihat kejadian mengejamkan itu. Sang sopir sangat ingin membantu hanya saja ia diancam jika berani membantu Tio atau bahkan berani melaporkan hal ini kepada ibu mereka sendiri maka mereka akan mendapatkan akibatnya, karena yang pasti jika hal ini sudah terdengar di telinga sang ibu, mungkin akan terjadi hal buruk nantinya.

Sang sopir hanya menatap kasihan kearah Tio, selalu mendapatkan luka yang tak ada habisnya dari sang kakak, tetapi setiap ia akan bertanya tentang kondisi Tio bagaimana, balasan dari Tio pasti selalu akan menjawab tidak apa-apa, mungkin ia menjawab seperti itu karena sudah terlalu sering mendapat siksaan demi siksaan yang ia dapat.

Keduanya berjalan untuk memasuki rumah milik mereka, Yovandra yang berjalan di depan tidak memperdulikan Tio yang kesusahan membawa barang-barang itu sendirian, sebenarnya Tio tidak diperbolehkan membawa barang yang sangat berat karena lukanya belum sembuh secara total, namun sang kakak masih saja tidak peduli akan keadaan Tio sekarang.

Yovandra langsung memasuki kamar miliknya begitu saja tanpa mengatakan sepatah dua patah kata pun, sedangkan Tio masih berusaha untuk membawa barang-barang yang ada di kedua tangannya.

"Ya ampun, Tio sini bibi bantu" ucap bibi pembantu rumah mereka terkejut melihat Tio yang baru saja pulang dari rumah sakit dan belum sembuh total namun sudah membawa barang berat sendirian untuk dibawa ke lantai atas melewati tangga.

"Eh bi, gak usah biar Tio aja yang bawa"

"Aduh Tio..kamu ini baru dari rumah sakit loh...gak seharusnya bawa banyak barang gini..harus di istirahatin badannya..masa udah bawa banyak barang gini gak boleh itu Tio"

"Gak papa bi"

"Udah sini biar bibi aja yang bawa"

"Gak us-"

"Tio...bibi mohon untuk kali ini terima tawaran bantuan dari bibi...kamu selalu aja nolak tiap kali bibi nawarin bantuan...bibi tau kamu pasti gak pengen bibi di marahin sama kakak kamu, tapi bibi gak tega kalau kamu harus terus kayak gini Tio..." ucapnya.

Tio mendengar itu sedikit tertegun ketika mendengar itu, ia sempat berfikir sejenak dan merenung. Ya, memang kebanyakan orang rumah sudah tahu tentang sikap sang kakak kepadanya bahkan orang rumah yang hanya sekedar ingin menolong Tio saja tidak boleh dan sang kakak akan memarahi mereka yang berani menolong Tio, bukan hanya itu bahkan mereka juga sudah pernah berkali-kali menyuruh sang kakak untuk berhenti menyiksa dan memaksa Tio, tapi itu tidak berhasil sang kakak tidak mendengarkan ucapan mereka seakan tuli ketika mendengarnya, bahkan ia juga sempat mengancam jika para penghuni rumah berani menahannya, dan jika mereka berani melakukan itu terhadapnya maka mereka akan kehilangan pekerjaan mereka dan di usir dari rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STAY TOGETHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang