01:00 Ano on'na [ Pindahan ]

179 23 0
                                    

UCHIHA SASUKE

UCHIHA SASUKE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

   "Sasuke apa kamu sudah membereskan barang-barang mu nak?" Tanya Mikoto sedikit mengeraskan suara berada di lantai satu, bersama Fugaku dan Itachi yang sudah selesai sedari tadi, memasukan semua barang kepindahan mereka ke dalam kardus.

Ya mereka pindah rumah, agar bisa lebih dekat dengan tempat kerja ayah dan ibu mereka, beserta sekolah Itachi dan Sasuke. Rumah mereka huni ini terlalu jauh dari area perkotaan, makanya pindah ke kota besar.

Sasuke belum kunjung menjawab pertanyaan sang ibu, dia masih memandang lambat kamarnya yang sudah nampak kosong, selain hanya tersisa kasur, lemari, meja belajar, meja naskas samping tempat tidur yang sudah di tutupi kain putih, kecuali AC.

Mikoto datang bersandar pada ambang pintu yang memang terbuka lebar. Iris gelap Mikoto melihat punggung Sasuke menggendong sebelah tali tas punggungnya, sambil memeluk sebuah bola basket di tangan kanannya.

"Nanti juga kamu bisa dapat kamar yang lebih bagus di kota nanti." Bujuk Mikoto menarik senyum tipis, begitu Sasuke sesaat menoleh kebelakang.

Tangan Sasuke memegang bola basket di tangannya secara bersamaan, tertengun melihat bola terdapat sebuah tanda tangan dari pemain bola basket terkenal dari RGK. Di mana saatnya dia harus mencapai tujuannya menjadi pemain basket profesional di kota besar nantinya. Walau dia sangat merindukan kamar ini.

"Ayo, ayah dan kakak mu sudah menunggu sedari tadi di bawah." Ajak Mikoto mengusap kedua bahu Sasuke. "Di rumah baru nanti ibu akan membantu mu merias kamar baru mu seperti kamar lama mu kok." Ucap Mikoto memberi pengertian, sembari mengusap bahu Sasuke perlahan.

"Ayo kita pergi sekarang." Mikoto lebih dulu menujuh ambang pintu, lalu di susul oleh Sasuke memegang hendel pintu, menutupnya secara perlahan. Dia tidak akan pernah lupa dengan moment di kamar ini, hingga dia belum lama beranjak 13 tahun. Usia anak kelas 1 SMP.

"Kenapa kau lama sekali Sasuke?" Itu Itachi. Laki-laki berusia 17 tahun kelas 2 SMA.

"Maaf kak, tadi aku sedang mengambil bola ku yang ketinggalan di kamar." Sasuke menarik senyum simpul mengangkat bola basketnya sesaat ke udara.

Berbohong demi tak membuat kakaknya khawatir. Mikoto sudah sangat tahu sifat anak keduanya itu.

"Mikoto, Itachi, Sasuke. Ayo truk pengangkut barang sudah datang membawa barang di luar. Sekalian siap-siap bawa barang kalian jangan sampai ketinggalan, 30 menit lagi kita akan berangkat." Jelas Fugaku ayah Itachi dan Sasuke, yaitu suami Mikoto.

"Coba periksa Itachi barang-barang kamu juga di kamar, nanti ketinggalan lagi." Usul Mikoto menggendong tas jinjing ke atas bahu.

Itachi sekilas menggeleng. "Sudah semua kok, tak ada yang ketinggalan sama sekali." Jelas Itachi ikut mengambil tas punggungnya, di gendong setengah bahu seperti hal di lakukan Sasuke.

"Ini tas mu sayang." Ujar Mikoto memberi tas punggung milik Fugaku.

Pria berusia kepala tiga itu lekas mengambil tasnya dari sang istri. "Ah! Terima kasih sayang, aku hampir melupakannya." Sesaat menyungging senyum tipis. "Baiklah kalian tunggu ayah di depan mobil, ayah harus mengunci rumah." Jelas Fugaku.

"Oh apa kamu sudah menghubungi pemilik penyewa rumah?" Tanya Mikoto kepada Fugaku, sebelum mereka bersiap ingin keluar.

"Sudah sayang, kamu tak perlu cemas. Katanya 10 menit lagi mereka datang kemari mengambil kunci rumah." Jelas Fugaku enteng, menimbulkan kelegaan bagi Mikoto.

"Syukurlah kamu bisa menghendelnya dengan mudah."

"Ingat kamu menikah dengan siapa sayang." Sindir Fugaku dengan kekehan ringan.

Mikoto spontan memukul pelan bahu Fugaku gemas. "Dasar! Ayo kita keluar kalau begitu, pasti pemilik penyewanya sudah di luar." Mikoto berlalu pergi bersama Fugaku.

Itachi dan Sasuke sesaat saling memandang, menghela nafas, kemudian tersenyum. Bukan kali pertama bagi mereka berdua melihat interaksi ayah dan ibu mereka. Namun mereka tetap saja masih agak belum terbiasa, padahal sudah sangat lama hidup bersama.

"Anak-anak ayo cepat!" Panggil Mikoto dari luar rumah, sebab sang ibu melihat mereka berdua tak kujung keluar sedari tadi, dari dalam rumah.

"Ayo." Ajak Itachi mengusap rambut Sasuke asal, lalu pergi mendahului sang adik sambil terkekeh.

"Ah kakak!" Kesal Sasuke akibat rambutnya sudah di atur rapih malah menjadi berantakan, karena ulah sang kakak. Sasuke berjalan cepat menyenggol badan kakaknya dari arah samping, dengan terselip kekehan juga.

"Kau sudah mulai berani ya." Itachi menggelitik perut Sasuke yang menimbulkan tawa bagi Sasuke. Anak laki-laki berusia 13 tahun itu berlari cepat keluar rumah, yang di ikuti Itachi dari belakang.

"Awas ya kalau aku sampai menagkap mu."

"Tangkap saja kalau bisa haha." Ejek Sasuke memeleti lidah sekilas kepada Itachi.

Mereka berdua berakhir berlari-lari di halaman rumah.

"Hei anak-anak berhentilah bermain-main, sudah waktunya naik ke mobil." Peringat Mikoto membuka pintu mobil, di tempat duduk biasa bagian belakang untuk kedua anaknya.

Fugaku kini berbicara sebentar bersama sang pemilik penyewa rumah, setelah mengembalikan kunci.

Itachi dan Sasuke menuruti perkataan sang ibu tampa bantahan. Mereka berdua masuk ke dalam mobil, sambil sesekali menyenggol satu sama lain, dengan canda tawa.

Mikoto hanya bisa menggeleng-geleng kepala melihat tingkah laku dua anak laki-lakinya itu.

Tak lama Fugaku datang, selesai berbicara dengan pemilik penyewa rumah dan masuk ke mobil yang sudah terdapat istri juga dua anaknya di dalam. Fugaku duduk di kursi menyetir dan Mikoto di kursi penumpang di sebelahnya.

"Baiklah ayo kita berangkat." Kata Fugaku, mulai menyalakan mesin mobil-menuju pintu gerbang yang memang sudah di bukakan oleh Fugaku tadi, ketika truk pengantar barang datang.

***

Ano on'na [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang