02

732 58 3
                                    

"Nenekku, dia masuk rumah sakit," ujar Gyuvin dengan suara yang penuh kekhawatiran.

"Apa?"

"Aku harus pergi sekarang," ucap Gyuvin dengan ekspresi cemas, lalu bergegas melangkah pergi.

"Hei! Tunggu sebentar! Kau masih memiliki waktu bersamaku!" Ricky berteriak panik, khawatir kehilangan Gyuvin. "Ah sial! Aku tidak boleh mendapat bintang satu lagi darinya." gumam Ricky sambil mengikutinya dengan langkah cepat, mencoba menangkap perhatian Gyuvin yang sudah terburu-buru.

•••

"Kalian berlebihan sekali. Aku kan hanya pingsan," ucap nenek Kim dengan nada santai pada anaknya dan menantunya yang khawatir.

"Kami sangat khawatir, Bu. Ibu harus menjaga kondisi kesehatan," ucap menantunya, Ibu Gyuvin, dengan penuh perhatian.

"Ibu sudah lansia harus menyadari kondisi tubuhnya. Ibu juga masih memiliki restoran, ini bukan pertama kalinya ibu masuk ke rumah sakit," tutur Ayah Gyuvin menasehati Ibunya dengan bijak.

"Terserahlah. Apa wifi bisa masuk ruangan ini?" tanya nenek Kim acuh, menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap situasi.

"Ibu, jangan main handphone dulu ya. Biar aku belikan majalah saja," bujuk Ayah Gyuvin, mengingatkan ibunya untuk tidak terlalu sering bermain gadget, sesuai dengan stereotip lansia masa kini.

"Mau aku ambilkan bubur atau roti-roti yang lembut?" tawar Ibu Gyuvin dengan penuh perhatian.

Nenek Kim berdecak, "Jangan perlakukan aku seperti nenek peyot!" seru Nenek Kim dengan nada kesal, menunjukkan sisi kepribadiannya yang masih energik.

"Tapi nenek kan memang sudah peyot," gumam Gyuvin lirih yang memperhatikan dengan seksama keributan di antara keluarganya.

"Lalu, Siapa pemuda itu?" tunjuk Nenek Kim pada orang di sebelahnya, menarik perhatian seluruh keluarga.

"Oh, Gyuvin mengajaknya kesini tadi. Apa kau teman kuliahnya?" tanya Ibu Gyuvin dengan rasa ingin tahu.

"Em, Anu..." Ricky bingung memikirkan jawaban yang tepat, sambil menyikut lengan Gyuvin, mencari petunjuk dari pasangannya.

"Atau mungkin pacar Gyuvin?" goda Ibu Gyuvin dengan senyum nakal.

"Haha. Itu sih tidak mungkin Bu, ini Gyuvin loh. Mana mungkin dia membawa pemuda secantik ini," elak Ayah Gyuvin dengan sedikit canda.

"Ahaha. Itu benar juga, yeobo," sambung Ibunya sambil tertawa.

"Gyuvin, siapa dia?" tanya Nenek dengan suara lembut, ingin tahu lebih banyak.

"Dia pacarku!" seru Gyuvin tiba-tiba dengan penuh kepercayaan diri, membuat Ricky terkejut dan membelalakan matanya.

"EHHHH???!!" reaksi terkejut pun terdengar dari seluruh ruangan.

Gyuvin melirik Ricky dengan ekspresi campuran antara lega dan haru, seolah mengerti maksud dari kata-katanya sebelumnya. Ricky pun tersenyum sopan, lalu bangkit dari tempat duduknya untuk memperkenalkan diri dengan anggun.

"Salam Kenal. Nama Saya Ricky. Saya kekasihnya Gyuvin," ucap Ricky dengan senyum yang mampu menyilaukan seisi ruangan tersebut, memberikan kesan yang tulus dan ramah.

"Dia melakukan tugasnya dengan sangat baik." komentar Gyuvin dalam hati, merasa bangga dengan kehadiran Ricky.

"Mohon maaf saya harus bertemu dengan keadaan seperti ini," lanjut Ricky dengan sopan, menunjukkan sikap yang menghormati situasi.

Orang tua Gyuvin dan neneknya terdiam, terpaku dalam kebingungan dan ketidakpercayaan, melihat Gyuvin membawa pacar yang begitu sempurna seperti Ricky.

"PULANGKAN AKU SEKARANG!!" seru Nenek Gyuvin dengan nada yang tegas.

[✓] PACAR SEWAAN | GYUICKY FT. GYUJIN & JJANGKYUZ ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang