Perjalanan masa depan #2

60 5 0
                                    

Haruko melangkah dengan langkah lesu melalui lorong gelap di sekolah, pikirannya dipenuhi dengan beban pelajaran dan masalah pribadi yang menghantuinya. Ketika dia berbelok di sudut lorong, dia hampir menabrak seseorang yang berdiri di sana dalam kegelapan.

Haruko menghentikan langkahnya dengan cepat "Maaf, aku hampir tidak melihatmu"

Diersa melihatnya "Tidak apa-apa, aku juga baru saja berhenti untuk memeriksa ponselku"

"Baiklah. Ehm, apa kabar?" Haruko mengangguk lucu dan bertanya.

Diersa berjalan mendekat, membuat Haruko sedikit takut "Sedikit lelah setelah kelas, tapi selain itu baik-baik saja. Bagaimana denganmu?" ia menatap haruko lurus

"Sedikit stres dengan tugas-tugas akhir. Tapi itu biasa, kan?" Haruko menggeleng pelan

Diersa mengacaukan rambut Haruko dengan lembut dan ia tersenyum samar "Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Haruko."

Haruko kaget, merasa hangat oleh sentuhan dari Diersa itu, benar-benar tulus dan hal ini membuatnya semakin menyukai Diersa yang notabenenya adalah murid paling pintar dan populer disekolah itu.

Haruko tersenyum manja "Terima kasih, Kadang-kadang, rasanya sulit untuk ingat itu sendiri."

"Aku paham. Tapi percayalah, kau lebih kuat daripada yang kau kira" Diersa menatap haruko yang mungil dengan penuh pengertian.

Mereka berdua terdiam sejenak, terdengar bunyi langkah kaki yang redup dari siswa-siswa yang berjalan melewati lorong. Haruko merasa nyaman dalam kehadiran Diersa, seperti menemukan tempat berlindung di tengah badai.

"Ayo, aku akan mengantarmu pulang. Kita bisa bertukar cerita di sepanjang jalan" Diersa mengulurkan tangan.

Tak terasa, sudah bel pulang saja, padahal baru saja tadi pelajaran bu maru.

▪︎ Stalker'ish ▪︎


Haruko dan Diersa bergegas menuju kelas mereka masing-masing, mengumpulkan barang-barang mereka dan pulang. Meskipun haruko menganggap mereka sudah lumayan dekat, selama beberapa waktu yang ia habiskan untuk mendekati Diersa, momen ini terasa spesial baginya.

Setelah berkemas, mereka berdua keluar dari kelas dan berjalan bersama menuju halte bis, menyelinap di antara kerumunan siswa yang pulang.

Haruko mengamati sekitar dan berlari seperti anak kecil "Hari ini cuaca benar-benar cerah, ya?"

Diersa tersenyum ringan "Ya, ini lebih terik daripada biasanya"

"oh iya, bagaimana jika aku memanggilmu 'didi' ? sepertinya lumayan lucu, aku menyukainya, jika aku memanggilmu diersa ini akau menjadi sedikit canggung padaku" Haruko menyarankan dan menatap Diersa. "kau tersenyum? baru kali ini aku melihatmu tersenyum, ternyata kamu tampan juga ya !" Seru Haruko yang senang karena senyuman Diersa atau yang akan sering ia panggil didi.

Diersa sadar akan hal itu dan memudarkan senyumanya dengan cepat, ia menggaruk tengkuknya sebagai tanda bahwa ia berbohong. "Tidak" singkatnya.

"baiklah terserah kamu saja, bis ku sudah datang, sampai jumpa !" sapa perpisahan dilayangkan kepada Diersa.

Haruko memasuki bis dan menyadari bahwa Diersa mengikutinya dibelakang, tak disangka ternyata mereka satu bis.

Saat bis melintasi jalan-jalan kota yang padat, Haruko mulai membahas ide yang menarik tentang perjalanan waktu.

Haruko dengan bersemangat "Diersa, bayangkan jika kita bisa melakukan perjalanan melalui waktu. Ke mana kamu akan pergi?" Haruko menatap wajah tampan itu yang entah keberapa kalinya hari ini.

Diersa menjawab pertanyaan mudah itu dengan menatap hal yang lain, ia tak berani menatap wajah cerah nan mungil milik haruko itu "mungkin akan pergi ke masa depan"

Haruko mengangguk kepalanya setuju "menarik! aku juga penasaran dengan masa depan. Tapi, bagaimana dengan perjalanan ke masa lalu? Apakah kamu tertarik?" tanya lagi.

Diersa memotong pembicaraan. "Ini adalah pemberhentianku, selamat tinggal" sapa perpisahan kedua dalam hari ini.

Di antara rasa gugup dan kegembiraan yang melonjak, mereka menemukan kenyamanan dalam keheningan bersama, merasakan ikatan mereka semakin kuat dengan setiap detik yang berlalu.

"E-eh ini juga pemberhentianku, tunggu aku !!" Haruko memohon.

Mereka berdua melangkah turun dari bis dan mulai berjalan menuju rumah masing-masing, menikmati udara segar senja yang menyelimuti sekitar mereka.

Di sepanjang jalan, haruko terus berbagi cerita dan ide-ide yang mengalir begitu saja, seolah-olah perjalanan mereka belum berakhir.

Haruko berhenti digang depan apartemennya "Terima kasih telah menemaniku didi !. Aku benar-benar menikmati waktu yang kita habiskan bersama."

Diersa menangguk senang lalu meneruskan perjalanannya keapartemennya yang tak jauh dari haruko tinggal.

Haruko tersenyum senang "Sampai jumpa besok, Didi !!"

Mereka berdua berpisah di depan rumah Haruko, masing-masing dengan perasaan hangat di hati mereka. Walau perjalanan hari itu telah berakhir, mereka tahu bahwa persahabatan mereka akan terus berkembang dan mekar, menghiasi setiap langkah yang mereka ambil dalam hidup mereka.

TO BE CONTINUE

Huhu author kehilangan file asli, jadi kudu bikin yang baru, soalnya udah ga inget apa aja yang dibahas di chapter bayangan yang sekarang hilang huhuuu....

Stalker'ish ! ▪︎JumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang