"ide bagus nek" haruko tertawa kecil, percakapannya bersama nenek itu sangat membuatnya nyaman dan mengerti akan arti dari kehidupan, beberapa tahun belakangan ini, semejak kematian orang tua haruko, haruko tak memiliki motivasi hidup padanya, bahkan bingung kenapa tuhan menurunkannya dari surga, sudah berkali-kali percobaan bunuh diri itu dilakukan, untungnya tak berhasil, dirinya seperti merasa terperangkap dalam penjara kesengsaraan dan takdir abadi yang sudah diatur oleh yang maha kuasa.
............
"Kita sudah sampai, terima kasih ya sudah mau mengantarkan nenek, kamu sangat tampan! lain kali kalau kamu ada kesempatan, jangan lupa kunjungi nenek ya!!" Puji sang nenek dengan senyuman tulusnya sambil memegang tangan haruko.
"Baik nek, aku akan mengunjungi nenek sesering mungkin!" haruko tertawa kecil dan berseru kepada nenek itu.
Mereka sudah sampai pada tujuan sang nenek, nenek itu menyampaikan terima kasihnya sambil memuji pria tampan itu dan meninggalkannya setelah diantarkan oleh haruko.
Setelah melihat nenek tua itu masuk kedalam panti, haruko membalik badannya dan berjalan keluar untuk pulang kerumah diersa menggunakan bis pada malam yang dingin ini.
Tetapi, haruko lupa bahwa bis terakhir sudah beranjak pergi melewati halte terdekat dari haruko.
Alhasil, mau tidak mau ia harus jalan pada cuaca yang dingin ini, dinginya hari itu bahkan jalanan sudah sangat sepi, hampir tak ada orang.
Sosok misterius itu mengikutinya, bagaikan tuyul yang mengincar mangsanya. Sosok yang sama yang pernah memberikan kekerasan pada haruko semasa sma.
Dengan pakaian gelap terbalut dalam tubuhnya, dilengkapi dengan topi hitam dan masker hitam. Terus terang saja sosok itu membawa sebuah kain, entah kain apa itu yang ia pegang, yang akan ia gunakan untuk membungkam seseorang yang dirinya incar itu.
"Kenapa rasanya ada yang janggal?" Batin haruko.
Haruko berhenti dan melihat sekitar, ia melihat sekelilingnya, tetapi hasilnya nihil, tak ada siapa siapa dibelakangnya ataupun yang mengikutinya.
Ia beranjak pergi dari jalanan sepi itu, seketika, ada kain yang menutup sistem pernapasan haruko itu, membuatnya susah mengambil napas.
Dengan panik, haruko beracuh ia berusaha melepaskan kain itu, tubuh kurus itu diangkat, kaki haruko menendang-nendang, berusaha menendang pelaku, hasilnya nihil.
Pelaku itu lebih unggul darinya, haruko mulai kehilangan napas dan pingsan dengan tubuh yang sudah tak berdaya, tak mampu bergerak ataupun melawan.
▪︎ Stalker'ish ▪︎
Tempat yang kumuh dan minim cahaya, haruko bangun dari pingsannya dan mendapati seorang lelaki gagah nan tampan itu duduk didepannya.
Lehernya, tangannya, kakinya di pasung, bahkan mulutnya ditutupi oleh sepotong lakban hitam, haruko berusaha mencerna keadaan, apa yang telah terjadi kepadanya? kenapa dia di pasung? kenapa pria ini..... seperti tak asing, tapi dimana aku pernah bertemunya?
"Hi, we met again" Sosok itu mendekatkan wajahnya kedepan muka haruko.
"Seems familiar? right, incase you forgot, my name is Garvi, remember me?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker'ish ! ▪︎Jumil
FanfictionMahasiswa sedingin dan sepopular diersa, menyukai anak aneh yang bernama haruko? Originaly Written By Sarayasagaka