"apa yang haruko lakukan di tempat asing? aku harus kesana" Diersa bergegas memakai jaketnya dan pergi kelokasi yang sudah ditunjukan saat melacak haruko.
▪︎ Stalker'ish ▪︎Pandangannya berubah menjadi putih pucat, dimana kah dia? dan apa yang terjadi padanya, kenapa dia bisa disini?
Tubuh ringkih nan mungil itu berusaha bangun dan duduk dikasur, lagi-lagi ia mendapati seorang diersa tertidur disisi kasur.
Tanpa ingin membangunkannya, haruko mengendap-endap untuk pergi mencari angin, meskipun baju rumah sakit yang tipis dan longgar itu terbalut dalam dirinya, haruko tak peduli.
Saat sudah berhasil mengendap dan pergi agak jauh, pandanganya tertuju pada seseorang yang baru saja ia temui kemarin. Garvi, mantan saat sma yang sangat toxic kepadanya.
Dengan segera, haruko membalikkan dirinya dan pergi beranjak ke lorong yamg berbeda, ia tak peduli jika tersesat, yang penting dirinya bebas dari keparat yang tak pernah merasa berdosa itu.
"Bajingan, kenapa dia balik sih anjing, badan gue sakit semua lagi, ga sanggup lari aduh," Batin haruko.
Garvi yang tinggi itu, tiba-tiba memegang pundaknya, cepat sekali, bukannya tadi dia sangat jauh dari pandanganku.
"mau pergi kemana? kau miliku" Garvi mendekatkan bibirnya dengan telinga haruko.
Dengan kasar, Infus yang disuntikkan ke haruko langsung ditarik oleh Garvi dengan kasarnya, haruko mengerang kesakitan bukan main, rasanya seperti organ kita yang dibelah ketika kita masih sadar.
"Shhh-" Erangnya kesakitan dengan memegang tangannya yang mulai mengeluarkan darah itu.
Butiran air mata itu turun dengan derasnya, dirinya diangkat oleh garvi, membawanya ke suatu tempat entah dimana, garvi terus saja menaiki tangga darurat keatas sampai tangga itu habis dan hanya tersisa sebuah pintu dan palang yang bertuliskan "Rooftop".
Sejak saat itu dirinya menyadari bahwa ia sedang berada diatap rumah sakit, dirinya langsung beracuh, bertanya ada urusan apa mereka keatap dan apa hubungannya dengan haruko.
"Jika aku tak bisa memilikimu, maka tak ada yang bisa, dengan itu aku akan mendorongmu dari lantai 10 agar kamu mati" Garvi dengan terus terangnya.
"Bajingan, aku masih belum siap mati, lepaskan aku" Haruko mulai ketakutan, garvi sudah berjalan menuju sisi dari gedung rumah sakit.
Tubuh lemas yang kedinginan karena musim dingin itu diturunkan dan diperlihatkan kondisi dibawah seperti apa.
Tak banyak orang lalu lalang, dengan lantai keramik kasar yang dibaluti oleh salju yang tebal.
"Sebelum kau kudorong, lihatlah alam terlebih dahulu, aku tahu kamu akan merindukan ini" Liciknya.
Dirinya terombang ambing bagaikan ombak yang menerjang bangunan dan menghancurkan apapun yang ada dijalannya.
"Haruko !" Teriak diersa dengan paniknya ketika pandangannya melihat garvi sedang bersama haruko dengan jelasnya.
"Ternyata temen lo peduli juga ya" Kata garvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker'ish ! ▪︎Jumil
FanfictionMahasiswa sedingin dan sepopular diersa, menyukai anak aneh yang bernama haruko? Originaly Written By Sarayasagaka