Semangkuk mie kari! #8

17 4 0
                                    

Walaupun nyatanya seperti keduanya saling nyaman, belum tentu haruko benar benar memiliki perasaan pada asa, tetapi jika asa, memang sudah bisa dipastikan bahwa ia benar sekali tertarik dengan si mungil itu sejak mereka menduduki bangku SMA.

........

"waaah! kamarmu besar sekali" girang haruko berlanjut lalu mendatangi kasur single bed itu. "Nanti aku tidur dimana?" tanyanya.

"dikasur" asa menjawab.

"lalu bagaimana denganmu" tanya haruko lagi, heran.

"bersamamu"

Sepatah kata itu lantas membuat dirinya semakin kegirangan, ia melompat-lompat kesenangan, haruko sangat ingin tidur bersama asa, yang notabene nya adalah 'pacar pura-puranya'. Asa atau diersa itu tersenyum melihat tingkah sang pacar yang sangat lucu.


Tak ada aba-aba apapun, tubuh mungil itu dibuat diam kebingungan oleh asa yang berdiri didepannya.

Tubuh mungil haruko didorong sampai ia berbaring dikasur, dan asa menindihi sang kekasih itu. "asa mau ngapain??" tanya haruko dengan polosnya.

Asa pun mengunci pergerakan nya, ia mengelus wajah lembut nan cerah milik kekasihnya lalu tangan itu turun ke pergelangan leher itu, Diersa menatap haruko, lalu bangun dari kasur itu dan pergi meninggalkan haruko berbaring sendirian.

"aneh, ada apa ia seperti itu????" Heran haruko yang mengikuti dirinya bagaikan tuyul.

"mandilah, makan malam sebentar lagi"

"emm, asa!" seru sang kekasih berusaha mendapatkan perhatian pacarnya.

Asa menoleh, "Apa?"

"mau kah kamu. . . . mandi bersama ku?" jleg, sepatah kata yang sebenarnya sakral namun tetap dibicarakan tanpa alasan lebih lanjut.

"tidak, mandilah sana" asa memakai apron hitam itu dan mengusir haruko dari area dapur.

"baiklah" haruko tak segan-segan pergi, ia memasuki kamar mandi yang luas itu dan memulai sesi membersihkan dirinya.

▪︎ Stalker'ish ▪︎

Rumah yang kosong itu akhirnya berpenghuni, layaknya transportasi umum dengan penumpang yang berganti, Rasa senang hati diersa tak bisa dijelaskan dengan kata-kata, bagaikan sebuah mantra ajaib yang mengubahnya.

"Makaaan ! selamat makaaan !" girang haruko, ia tak pernah terlihat begitu senang sebelumnya.

Mungkin sekarang ia menyadari bahwa takdir benar adanya, dan walaupun ia bisa merubah takdir, mungkin ia tak akan merubah takdir itu jika takdirnya adalah menjadi 'Pasangan Hidup' Diersa, yang sebelumnya adalah teman masa smanya.

Haruko menyeruput mie kari itu, Mie yang lembut dan kenyal, disandingkan dengan rasa gurih dari kari, dan asam dari lemon, membuatnya menginginkan lagi, satu porsi saja tak cukup baginya. Ini adalah Surga dunia !

Tak lengkap namanya jika tak ada makanan pelengkap dalam tradisi makan orang korea, seperti kimchi, jagung manis, dan lainnya yang benar-benar pas jika disajikan/dihidangkan dengan hidangan berupa mie kari.

Apalagi dalam semangkuk itu, terdapat dua potong rolade, Daging yang dimasak menggunakan bumbu teriyaki, narutomaki, dan katsu sebagai tambahan yang cocok untuk semangkuk mie kari, Sangat Menggiurkan !!!

Memasak mie kari juga ada alasannya bagi diersa, Haruko sangat menyukai mie kari, apalagi buatan diersa yang benar benar ahli dalam membuat seporsi mie kari, biasanya diersa hanya membuatkan haruko semangkuk penuh mie kari saat haruko merayakan hari tambah umurnya itu.

Yup! Hari ini adalah hari ulang tahun haruko, otomatis yang menjadi highlight dalam satu meja itu hanyalah mie kari, karena dari semua hidangan yang pernah diersa buat untuk sang kekasih, yang paling ia suka hanyalah mie kari, Haruko se-cinta mati itu kepada mie kari, dan tak ada yang bisa menandingi cintanya kepada mie kari (kecuali diersa).

"Lezaaaaaaaat!" Haruko bertingkah seolah ia benar benar puas dengan hidangan utama itu, jangan salah, jika ada hidangan lain yang ia suka, mungkin hidangan itu adalah diersa.

Diersa tersenyum, dengan refleknya ia melebarkan bibirnya dan memperlihatkan lesung pipit indahnya itu kepada seisi rumah, tentu saja haruko melihatnya, ia dibuat semakin senang oleh diersa.

Semenjak haruko bertemu diersa dikampus dan semenjak mereka menjalin hubungan sebagai 'pacar yang bersifat fana', mereka menjadi semakin dekat dan semakin serasi bersama.

"oh iya, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku menyukai ini????" Lirihan Haruko memiringkan kepalanya.

Dirinya terdiam, ia tak tahu ingin membalas apa, dengan berangsur-angur, akhirnya diersa menjawab. "Aku . . . . . hanya . . . memasak dengan bahan yang ada dirumah, iya itu" ia menggaruk tengkuk sebagai tanda bahwa ia hanya berbohong semata, ia juga merasa tak yakin dengan jawabannya, namun tetap menjawabnya.

"Ooh, eh! hujan" pandangan haruko teralihkan oleh turunnya rintik hujan kearah padatan rumput hijau dan makhluk hidup lainnya.

Cuaca yang awalnya cerah atau terang benderang itu berubah menjadi malam gelap gulita dengan kumpulan uap air didalam struktur awan yang turun menjadi rintikan air hujan.

Hujan itu turun secara berangsur-angsur, awalnya turun sebuah rintikan air hujan yang bisa dibilang sebuah tetesan air, lalu berubah menjadi rintikan air hujan yang turun berkali-kali, atau yang bisa disebut dengan gerimis, dan bagian utama dari tahap hujan sendiri, yakni hujan atau sekumpulan air yang menguap dan berkumpul dibalik cantiknya awan untuk turun pada saat waktunya.

Hujan adalah cuaca yang bagus bagi beberapa orang, tetapi, tidak bagi haruko, haruko sendiri memiliki sebuah alasan yang sangat dalam bagi diri haruko yang lama, yaitu 'karena orang tua haruko dibunuh saat hujan petir sedang turun'.

Alasan ini sangat simple sebenarnya, tetapi jika hujan turun, ingatannya tentang kejadian orang tuanya dibunuh saat hujan petir itu kembali menghantuinya, entah ingatan itu kembali atau tidak, tergantung takdir, jika ingatan itu kembali maka, takdir itu bersifat abadi, atau fatalis, jika tidak? maka itu termasuk takdir yang bisa berubah kapan saja takdir lain merubah jiwa atau raga pemilik takdir.

TO BE CONTINUE

Double apdet untuk pembaca bayangan wkwkwkwk, ga ada yang baca wkwkwkwkwkwkwwkwk gapapa deh, percayakan kepada takdir ajah.

Stalker'ish ! ▪︎JumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang