#chapter 16

162 8 11
                                    

Hadehhh,lemot banget ni author satu up nya,kek cuma setahun sekali🥲

Maapin yaa nanti bakal aku usahain terjadwal upnya,makasih ya udah baca sampe part ini

Tererererengg~~~

Suasana pagi ini sangat hangat di meja makan,keluarga xeevara berkumpul menikmati sarapan diiringi bincang bincang ringan.

"Zefanya mana Fa?" Tanya Lizerda pada Gilfa yang duduk di sampingnya.

Dengan cengiran khasnya Gilfa menoleh menatap Lizerda "Tadi masi mandi mom" Ia bersikap seolah olah dia yang salah padahal seharusnya Zefanya yang seperti itu.

Mereka hari ini hanya makan roti tawar dengan selai berbeda beda,juga dengan minuman yang berbeda beda.Seperti Vano yang minum susu full cream,Altefa,Dirga,dan Lizerda yang minum kopi,juga Gilfa dan Zefanya yang minum jus buah.

"Baby~,masa kamu tega ninggalin aku" rengek Altefa seperti bayi,sangat kontras dengan setelan jas rapi nya.Semua orang kecuali Vano merotasi bola mata mereka malas.

"Ell kamu tu jangan kayak bocah,malu sama umur" Sindir Lizerda dengan wajah julid khas ibu ibunya.

Altefa tak menghiraukannya,ia malah tambah bergelayut manja di lengan tunangannya yang hanya bisa pasrah menahan malu.

"Morning semuanyaa!!" Teriakkan nyaring terdengar dari tangga yang tak jauh dari meja makan,Zefanya berjalan santai mendekati meja makan dengan wajah tanpa dosa.

"Morning too" jawab Vano ramah diikuti senyum terbaiknya.

"Ahh,phi nano~,ayo sama aku aja,buang aja tuh om om,aku orangnya setia kok" ujar Zefanya lebai ,ia meleyot hingga terduduk di lantai setelah melihat senyum pria manis tadi.

Kalimat itu sontak membuat Altefa terduduk tegak dengan mata melotot seperti mau keluar.

"Daddy duluan,kalian semua cepetan kalo sarapan" ucap Dirga akhirnya setelah segala tingkah random nyeleneh tadi,Ia berdiri lalu berjalan,baru beberapa langkah berjalan ia kembali membalik badan.

"Ayo berangkat bareng Ell" Ujar Dirga dengan wajah lempeng setelah mendapat kode dari istrinya,ia mendekati anak sulungnya lalu menarik paksa pergelangan tangannya.

Altefa hanya pasrah dengan wajah memelas ia terus menatap pujaan hatinya,sedang yang ditatap hanya tersenyum geli.

{Bucin ae teroos}

"Bawa bekal aja Zef,udah hampir telat ini" Ucap Lizerda dengan tangan sibuk memasukkan dua potong roti isi selai kedalam kotak makan kecil,ia juga memasukkan jus buah kemasan kedalam tas bekal putri bungsunya.

Gilfa tersenyum getir melihat interaksi ibu dan anak yang terlihat begitu hangat itu,mengapa keluarganya tidak sehangat keluarga bibinya?,sebuah pertanyaan polos yang sulit untuk dijawab.

Vano menatap nanar gadis berkepang dua di depannya, "Gilfa mau bawa bekal juga?" Tanyanya lembut,tak lupa senyum tulus yang sukses membuat siapapun yang melihatnya terpesona.

Lizerda menyadari ucapan Vano, ia menoleh menatap keponakannya,Gilfa tersenyum lembut lalu mengangguk pelan.

"Mau selai apa?" Tanya vano,
tangannya sudah bersiap mengoleskan selai.

"Coklat sama stroberi" jawab Gilfa antusias,ia sangat senang ada yang peka dengannya.

"Oke!,udah selesai.ayo berangkat" ajak Vano girang,ia membawa tas bekal untuknya juga Victor.Sudah biasa mereka saling membawakan bekal.

Mereka berempat lalu melangkah keluar,hari ini Lizerda yang akan mengantar mereka,sekalian mau pergi untuk menunjang bisnis restorannya.

Mobil yang mereka tumpangi meninggalkan pekarangan mansion,saat di dalam mobil suasana begitu ramai diselingi canda tawa random,sangat hangat.

"Bayy" ucap zefanya keras dengan tangan melambai lambai saat mobil yang di tumpangi Lizerda dan Gilfa mulai menghilang dari pandangannya.

"Ayo phi" ia berbalik badan namun tak ada siapapun di belakangnya, "lho?,phi nano?" Ia menoleh ke kiri dan kanan namun tetap tak ada siapapun,tak berselang lama terdengar paduan suara tanda ada upacara yang sedang dilaksanakan.

"Lho?!,upacara??" Ujarnya panik,ia berlari terbirit birit meninggalkan gerbang,sedang satpam hanya geleng geleng kepala melihat tingkah unik murid asing yang baru saja ia lihat.

"Theo,bisa tidak pekerjaanku hari ini dikurangi?" Tanya altefa dengan wajah memelas pada Theo sekretarisnya,padahal ia baru saja menandatangani beberapa berkas.

Theo terkekeh pelan, "Pak,siapa yang membuatmu bisa sampai seperti ini?" Tanya penasaran senyum manisnya merekah,bosnya itu gila kerja,semua orang juga tau,tapi apa ini?, sangat tidak biasanya,pikir Theo.

"Hm,itu.hanya seorang malaikat" senyuman tulus terbit dibibir tipis Altefa kala pikirannya menelisik dalam setiap momen yang diciptakan Vano dalam hidupnya,sungguh ia tak akan pernah merelakan Vano diambil oleh orang lain.

Ekspresi Theo berubah datar,"sepertinya tidak bisa pak,jadwal anda hari ini sangat padat" ia kembali fokus pada layar laptop nya.

"Oh ayolah Theo,aku sangat ingin menjemputnya" Altefa masih berusaha,Theo itu biasanya mudah untuk dibujuk,"Sekali ini saja,gantikan aku,ya?" Pokoknya ia harus menjemput Vano pulang sekolah.

"Tidak pak!,tidak bisa,hari ini saya juga sibuk" nada bicara Theo naik dua oktaf.

Altefa sedikit terkejut,*tak biasanya anak ini begini,ah mungkin memang aku yang salah* batinnya mencoba mencari tau."Baiklah,aku akan mengerjakan ini,tapi jika malaikatku sudah pulang aku akan langsung keluar,apapun resikonya" ujar altefa finish.

Nyampe sini dulu naa~

Aku bakalan usaha biar terjadwal punya tapi dikit² gapapa kan?

Jan lupa vote

Muuuaaaaacccchh 💋💋💋

My Big Baby (BxB) HIATUS 1 MINGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang