- 10 . Perasaan yang aneh

420 31 11
                                    

"AWASSS" -Jaki
"ELU YANG AWAS KOCAK" -Krow
"JAKI NGAPAIN LU BAWA MOTOR GUA KE DALEM RUMAH??" -Key
"Tuhan, aku belum mau mati" -Garin
"Gini amat ya pemandangan pagi hari" -Itsmo
"Biasa, bocah gila semua emang mereka tuh" -Riji
"apa bedanya sama lu ji?" -Funin
"Berantem sini kita" -Riji
"Ayolah, kagak takut gua" -Funin

Pagi pagi Rion sudah disuguhi pemandangan seperti ini dirumahnya, untung saja semalam dia dapat beristirahat dengan cukup bersama Caine di kamar utama mereka

"pagi behh" sapa Makoto
Rion hanya mengangguk sambil membawa dua gelas kosong lalu diisi dengan air putih, yang satu ia minum disana sedangkan satu lagi dibawa ke kamar utama untuk Caine minum

sesampainya dikamar ia langsung membantu Caine untuk duduk dari posisi tidurnya, Caine mulai merasa sakit di semua badan karena kurang penanganan sebelumnya

"ni Caine minum dulu" Rion menyodorkan sebuah gelas berisi air putih yang ia bawa pada Caine, Caine pun mengambil gelas itu dan meminum air yang ada di dalamnya.

"yon, anak anak gimana tadi?" tanya Caine sambil masih memegang gelasnya
"udah balik gila mereka semua" jawab Rion sedikit lelah akan kelakuan mereka
"untungnya si Echi masih tidur, jadi ga ribut ribut banget" lanjutnya
Caine yang mendengar itu tertawa kecil
"Emang sebelumnya mereka ga kaya gitu Yon?" tanya Caine sambil meminum airnya
"waktu ga ada kamu, ga tau kenapa jadi suram aja gitu keadaan dirumah, vibe nya jadi beda" jelasnya
"mata kamu juga keliatan kurang tidur tau yonn, kamu mending sekarang istirahat yang banyak deh" Pinta Caine khawatir ketuanya kenapa - napa
"kalo ada kamu mah, capek aku ilang, ngapain aku istirahat kalo capeknya ilang gara gara ada di sisi kamu" goda Rion pada Caine yang membuat Caine sedikit tersedak
"uhuk - uhuk, apaan tuh tadi" funin datang secara tiba tiba sambil membawa sebuah mangkuk berisi bubur
"bangke Lo funin, kaget gua" Rion terkejut akan kedatangan Funin yang tiba tiba berkata seperti itu di depan pintu
"yee lagian gua diem depan pintu kalian malah bucin" jawab funin ketus
"ga ada yang bucin funinn" Caine angkat bicara
"hehe iya mami" jawab funin sambil tersenyum
"LAH COK, KE GUA NGOMONG LU BEGITU TAPI SAMA SI CAINE BEDA" Rion kesal tak terima karna mereka semua memperlakukan Rion beda dengan mereka memperlakukan Caine

"sorry bro but this is privilage mami" ledek Funin dengan wajah yang menyebalkan
"Caine, dia boleh aku gebuk ga?" tanya Rion pada Caine karna sudah geram, Caine hanya menggelengkan kepalanya pelan
"thank you mami, mami emang yang terbaikkk" setelah berkata seperti itu Funin dengan cepat keluar dari kamar utama untuk menyelamatkan diri.

"Tingkah anak anak ada aja ya anehnya, emang dasarnya Anomali semua dah itu" Rion sedikit menggerutu
"Loh bagus dong, artinya mereka beneran anak kamu" jawab Caine sedikit meledek
"hah? maksudnya?" Rion sedikit bingung
"Soalnya ayah mereka juga anomali, jadi ga heran kalo anak anaknya anomali semua" kali ini Caine benar benar meledek Rion
"CAINEE????" Rion sedikit tersinggung akan ucapan Caine namun ada benarnya juga, jika dilihat lihat kelakuan mereka tidaklah jauh sebelas dua belas dengan Rion
"yaudah sih gausah diperjelas" mimik wajah Rion kini mulai terlihat sedih, Caine yang melihat itu pun seketika mengelus rambut Rion dengan penuh kasih sayang
"haha udah udahh" Caine tersenyum

"eh Caine, mau jalan jalan ga? ga ada kerjaan dirumah" Tiba tiba saja Rion berkata seperti itu, Caine pun sedikit memikirkannya terlebih dahulu
"umm boleh dehh, kemana?" tanya Caine setuju
"ke hatimu juga boleh Caine" Rion sedikit menggoda Caine
"heh, gila banget" Caine sedikit tertawa kecil
"yaudah deh kita muter muter kota aja kalo gitu" Rion memberi saran
"wahh bolehh, udah lama ga muter muter kota" Caine setuju dengan itu, dia juga sudah lama tak melihat seluruh kota setelah melewati banyak rintangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jalan Kita Berbeda, Tapi Tujuan Kita Sama.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang