Aprilia tergesa-gesa berlari ingin menjumpai namjoon. Banyak siswa yang menatapi nya berlari dengan raut wajah khawatir.
Hingga kini, dia tiba di depan pintu ruang kesehatan sekolah itu. Tanpa berpikir panjang Aprilia langsung membuka pintu ruangan itu.
"Namjoon-ah." Ucap Aprilia dengan deruan nafas yang disebabkan karena dia berlari tadi.
"Kau Lee Aprilia?." Tanya Lee saem yang beranjak dari bangku nya.
"Ah ne. Naneun Lee Aprilia imnida." Jawab Aprilia.
"Aigo. Untuk saja kau datang. Sedari tadi namjoon haksaeng menanyakan mu." Ucap Lee saem.
"Jinjja? Aigo joesonghamnida seonsaengnim. Tadi, aku kesulitan mengambil taxi jadi aku datang terlambat." Ucap Aprilia dengan raut wajah bersalah.
"Algessoyo Lee Agassi. Namjoon haksaeng sedang tertidur. Ini sudah jam pulang. Jadi kau bisa membawa nya pulang." Ucap Lee saem kepada Aprillia.
"Ne? Bukankah seharusnya masih ada jadwal pelajaran?." Tanya Aprilia karena dia heran. Dia tau jam pelajaran sekolah itu dan sekarang masih pukul 12.00 seharusnya mereka pulang pukul 02.00.
"Ah ne, kepala sekolah memerintahkan mereka pulang karena guru bahasa mereka belum ada." Jelas Lee saem.
"Ah arraseo seonsaengnim." Balas Aprilia.
"Geurom. Saya permisi. Semoga namjoon haksaeng cepat sembuh." Ucap Lee saem yang kemudian bergegas pergi karena mungkin ada pekerjaan.
Aprilia kemudian menghampiri namjoon yang tertidur damai. Aprilia mengusap rambut namjoon dan mengecup keningnya.
"Aigo,namjoonie mengapa kau sakit Saeng? Kau pasti memaksakan diri bekerja. Aigo Noona sudah katakan jangan bekerja terlalu keras." Monolog Aprilia sambil menatap namjoon.
Tiba-tiba, dokter kesehatan sekolah itu datang.
"Apa kau wali dari namjoon haksaeng?." Tanya dokter itu.
Aprilia menoleh dan mengangguk.
"Ne, naneun Lee Aprilia imnida." Ucap Aprilia dengan suara serak. Dia sempat menangis tadi.
"Algessoyo. Aku dokter kesehatan sekolah ini. Sedari tadi aku menunggu wali namjoon haksaeng." Ucap dokter itu.
" Museun iriya uisa-nim? Apa terjadi sesuatu pada namjoon." Tanya Aprilia dengan raut wajah penasaran.
"Aniyo. Hanya saja, sewaktu aku memeriksa namjoon haksaeng. Bertepatan teman-teman namjoon haksaeng dan seonsaengnim sedang di luar jadi, hanya aku yang mendengar ini." Ucap dokter itu.
"Mendengar apa uisa-nim? Namjoon mengatakan sesuatu?." Tanya Aprilia.
Jujur saja, dia sangat penasaran dengan apa yang di maksud dokter itu.
"Begini. Aku memeriksa namjoon haksaeng dan dia mengigau mengatakan 'appa, mianheyo. Hyung, mianheyo. Eomma bogosipoyo'." Ucap dokter itu.
Mendengar penjelasan dokter itu Aprilia terkejut. Sebegitu rindunya namjoon dengan kasih sayang ayah, kakak, dan ibunya yang telah meninggalkan nya selamanya.
"Nam...namjoon me...mengatakan itu?." Tanya Aprilia kembali dengan nada suara tergagap.
"Ne." Jawab dokter itu dengan singkat.
Aprilia semakin memikirkan hal itu. Betapa miris nya namjoon yang harus menghadapi penderitaan seberat ini bahkan di usia nya yang terbilang muda. Dia merasakan sakit di dadanya ketika melihat namjoon yang selalu merindukan ibunya dan menginginkan kasih sayang sang ayah dan sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
my last smile in front of you
FanfictionMereka menginginkan kepergian ku untuk selama nya maka, ku lakukan. Ini senyuman terakhir ku di depan kalian dan mungkin tidak akan terkenang namun terlupakan