Sementara keluarga kecil Jung itu saat ini tengah berada di Gwangju. Gwangju adalah kota kelahiran sang kepala keluarga, Jung Hoseok. Berhubung hari ini libur, maka keluarga kecil itu memutuskan untuk pergi berlibur kesana.
"Eomma, appa, kami akan menginap disini satu hari ini dan besok sore hari mungkin kami akan kembali ke Seoul." Ucap hoseok sambil menyesap teh yang ada di depan nya.
"Ah ne adeul. Tapi apa tidak apa-apa? Bagaimana dengan rumah sakit?." Tanya appa Jung yang juga menyesap kopi di depannya.
"Gwenchanna appa. Ada Jungkook disana yang mengurus. Dan hari libur seperti ini biasanya tak banyak pasien." Ucap Tamia.
"Jinjjayo? Apa Jungkook tidak akan kesusahan?." Tanya Eomma Jung yang kini membuka suara.
"Ani Eomma. Supaya dia juga belajar bagaimana aku yang jauh lebih dulu merasakan lelah menjadi dokter." Ucap hoseok.
Mereka semua tertawa bersama sambil menikmati teh maupun kopi ditemani biskuit yang telah tersedia di depan mereka.
"Ah ne, seokjin eodi?." Tanya Eomma Jung.
"Katanya dia ingin di kamar nya dulu Eomma." Jawab Tamia.
Semua mengangguk dan kemudian melanjutkan perbincangan mereka. Hingga terdengar....
"EOMMA!!!!."
"aigo." Tanya Tamia.
"Eomma appa!!!." Ucap seokjin sambil turun menghampiri kedua orang tua nya itu.
"Aigo seokjinie? Ada apa adeul? Kenapa berteriak?." Tanya Tamia dengan lembut.
"Seokjin lupa hari ini harus menyerahkan tugas astronomi ke sekolah. Eomma eottoke??." Keluh seokjin dengan wajah khawatir.
"Aigo, eomma sudah menyuruh samcheon mengantarkan nya ke sekolah mu adeul jadi tenang saja." Ucap Tamia sambil mengusap surai seokjin dengan lembut.
Flashback at Seoul
"Noona! Kalian berangkat pukul berapa?." Tanya Jungkook yang sedang duduk menyantap sarapan nya.
"Pukul 8 nanti. 45 menit lagi. Wae?." Tanya Tamia yang sibuk berbenah barang - barang.
"Berapa lama kalian di Gwangju? ." Tanya Jungkook.
"Soal itu mungkin 1 hari menginap dan besok pulang." Jawab Tamia.
"Ah geuroguna." Ucap Jungkook singkat.
"Waeyo? Apa kau takut di tinggal sendirian?." Tanya Tamia.
"Ani. I'm a man Noona. Bagaimana bisa aku takut tinggal sendiri di rumah." Jawab Jungkook.
"Geurom, kenapa bertanya dan kenapa wajah mu kusut?." Tanya Tamia.
"Ani. Hanya saja karena liburan kalian aku akan menghabiskan tenaga ku untuk bekerja di rumah sakit." Keluh Jungkook dengan nada kesal.
Tamia yang mendengar itu hanya terkekeh dan mengacak-acak rambut Jungkook dengan lembut.
"Aigo nae dongsaengie. Mianhe kalau kau harus lelah hari ini. Noona dan Hyung mu sudah lama tidak berkunjung ke rumah eomma appa di Gwangju. Lagi pula, kau juga harus merasakan lelah yang Hyung mu rasakan lebih dulu rasakan." Ucap Tamia dengan nada yang lembut.
"Aishh Noona. Arraseo arraseo." Ucap Jungkook.
"Ah ne. Tolong antarkan buku tugas astronomi seokjin ne. Noona sudah taruh di dalam tas berkas kesehatan yang perlu kau bawa." Ucap Tamia.
"Arraseo. Nanti ku berikan." Balas Jungkook.
"Ne gomawo jungkook-ah." Jawab Tamia.
Flashback on Seoul off
"Aigo eomma. Jinjja gomawoyo." Ucap seokjin sambil memeluk sang ibu.
Tamia tersenyum dan membalas pelukan dari sang putra. Tamia selalu mengingat apa yang di perlukan putra nya dan terbukti dari tugas seokjin hari ini yang harus diserahkan ke sekolah nya.
"Seokjinie, pulang dari sini jangan lupa berterimakasih kepada Jungkook samcheon. Arratji?." Ucap hoseok menasehati sang putra.
"Ne appa." Jawab seokjin.
Sementara itu, di Seoul.
Yoongi dan Taehyung tengah berkutat dengan layar laptop dan tumpukan kertas di meja mereka. Tampaknya, banyak pekerjaan hari ini.
"Taehyung-ah!." Panggil yoongi dengan mata yang masih fokus pada laptop.
"Ne appa." Jawab Taehyung yang kemudian menghampiri sang ayah.
"Bagaimana proposal yang kau kerjakan? Kita harus memberikan ajuan ke perusahaan yang akan kita ajak kerja sama." Ucap yoongi.
"Ne appa. Ini proposal nya." Ucap Taehyung sambil menyerahkan lembaran kertas yang telah terjilid itu kepada sang ayah.
Yoongi menerima nya dan kemudian membaca nya. Sementara Taehyung menunggu reaksi dari sang ayah atas kerja nya.
"Arraseo. Ini sudah bagus. Ah ne, beri tau nona yoo kalau kita akan berangkat ke Jepang 3 hari lagi." Pinta yoongi.
"Arraseo appa." Jawab Taehyung yang kemudian keluar dari ruangan itu.
Yoongi merengangkan tubuhnya dan menatap foto wajah mendiang sang istri yang dia taruh di meja kerja nya secara khusus.
Yoongi tersenyum dan meraih foto itu. Kemudian dia mengusap lembut foto itu.
"Jihye-ah, bogosipoyo. Kau menyukai jepang kan? Seandainya kau masih bersama ku, aku akan mengajak mu ke jepang." Monolog yoongi.
"Jihye-ah. Kau tau? Taehyung kita sudah sangat dewasa sekarang. Dia gesit dalam bekerja. Dia pintar. Seperti diri mu." Ucap yoongi.
"Kuharap kau melihat nya dari atas sana dan kuharap kau bangga atas putra kita." Ucap yoongi yang kemudian meletakkan foto itu di tempat semula.
Setelah itu, yoongi kembali mengerjakan sisa pekerjaan nya.
Sementara itu, di Rumah Sakit UARMYHOPE.
"Siapkan ruangan IGD!." Perintah Jungkook.
"Ne uisa-nim." Jawab para suster yang ada disana.
Setelah ruang IGD siap, namjoon segera diperiksa oleh Jungkook. Jungkook mulai memeriksa sekujur tubuh namjoon.
"Aigo. Anak ini demam sangat tinggi." Monolog Jungkook.
Setelah itu Jungkook segera menyiapkan infus pada namjoon karena kondisi nya yang drop membuatnya pingsan sehingga memerlukan infus.
Jungkook terlebih dahulu mengganti pakaian namjoon dengan pakaian rumah sakit dan kemudian menusukkan jarum infus me punggung tangan nya.
"Antarkan pasien ke ruang rawat." Ucap Jungkook yang kemudian di angguki oleh para suster yang berdiri disana.
Namjoon masih belum sadarkan diri, dia di bawa ke ruang rawat karena telah selesai di periksa.
Jungkook mengikuti suster yang membawa namjoon. Dia perlu menanyakan siapa anak yang dia bawa itu dan masih banyak yang perlu ditanyakannya kepada namjoon, anak yang dia tolong tadi.
Annyeonghaseyo
Thanks buat yang udah nungguin
Maaf ngilang again and again
BORAHAE
Jaga kesehatan armydeulSTREAM MV BANGTAN NE
VOTE + COMMENT
We all purple you (Taehyung) 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
my last smile in front of you
FanfictionMereka menginginkan kepergian ku untuk selama nya maka, ku lakukan. Ini senyuman terakhir ku di depan kalian dan mungkin tidak akan terkenang namun terlupakan