Teror

22 3 0
                                    

Diingatkan kembali untuk tidak membawa cerita/karakter lain ke dalam cerita ini!!




Happy Reading...

Seperti biasa, pagi ini Aleena datang bersama Kai menggunakan motor sport birunya. Cuaca sangat mendukung hari ini, jadi jalanan lumayan macet. Sudah kurang lebih satu Minggu Aleena berpisah dengan Reza.

Hari demi hari semakin baik menurutnya, hubungan pertemanannya dengan Citra dkk bisa terbilang dekat atau bahkan sangat dekat. Mereka bahkan selalu pergi ke mall untuk berbelanja, entah dari kapan kebiasaan ini muncul dalam diri Aleena.

Pertemanannya dengan Kaivan juga tak kalah baik, Kai sendiri yang peka untuk datang ke rumah Aleena untuk bercerita banyak hal, atau hanya sekedar mengirim makanan. Terkadang, giliran Aleena yang main ke rumah Kai, bersilaturahmi dengan Bunda Dinda, itu cukup membuatnya hangat. Dinda sangat menyambut kedatangan Aleena kerumahnya, tak jarang Aleena diajak untuk masak dan makan bersama, seperti keluarga sendiri.

Tapi sejauh ini Aleena tidak pernah melihat Ayah dari Kaivan, tidak pernah ada bahasan tentang itu diantara keduanya, Aleena juga tidak berani menanyakan hal yang mungkin cukup "sensitif" bagi Dinda juga Kai.

"Leen, ntar pulang sekolah gue ada latihan basket jadi Lo minta jemput aja sama supir lo" ujar Kai saat Aleena mulai turun dari motornya.
"Gue ikut"
"Gak, Lo bakal gabut disana, lagian gak ada cewe alias cowo semua"
"Ya..gak papa Kai, sekalian cuci mata, gue yakin anak basket pasti gak ada yang gagal" kekeh gadis itu di akhir kalimatnya
"Gak, Lo pulang aja, atau kalo perlu gue anter pulang" Aleena sontak menggelengkan kepalanya
"Iya, iya, gue langsung pulang"
Kai tersenyum lebar kala itu, senyuman yang manis menurut Aleena dengan lesung pipi yang tak terlalu dalam di kedua pipinya menambah pesona dari sang most wanted sekolah itu.

Aleena masuk ke kelasnya yang berada di gedung 2 itu, yaitu untuk kelas 10-11 IPS, gedung 1 untuk kelas 10-11 MIPA dan gedung 3 untuk kelas 12 MIPA & IPS. Ternyata teman-temannya sudah lebih dulu sampai dan saat itu ketiganya sedang berbincang ringan, biasa, obrolan cewek, apalagi kalau bukan rumpi no secret.

"Pagi guys" sapa Aleena sambil meletakkan tas kecil miliknya diatas meja .
"Muncul juga Lo leen"
Aleena menatap Citra lekat-lekat.
"Kenapa emang?"
"Lo jarang banget nimbrung di grup" balas Citra, Aleena hanya ber-oh kecil dan segera duduk di kursinya. Lalu berdengus Pelan.
"Gue bingung harus ngomong apaan, secara gue gak masuk sama topik kalian"
"Yaelah Leen, ngikut aja napa, masalah topik bisa belakangan ya gak?" Heboh Rara
"Yups"timpal Reva.
"Hubungan Lo sama Kai gimana?"
"Gimana apanya?"
"Still HTS an leen, emang gak capek apa" ledek Rara.
"Gue belom siap kalo harus pacaran"
"Leen...leen...belum siap apanya coba, Kai tu udah genteng, kaya, posesif..mungkin"
"Sejauh ini yang gue liat, Kai bener-bener perhatian sama Lo, bukan Kaivan yang dulu, bukan lagi Kai yang dingin kayak antartika" ujar Rara seraya memasukan 2 buah permen karet sekaligus kedalam mulutnya, Reva pun kini setuju.
"Ntar keburu diembat orang leen"
Aleena hanya terdiam memandangi ketiga temannya satu persatu.
"Bukan gak siap, tapi gue masih ada sesuatu yang belum selesai" monognya.

🥀

Bel istirahat telah berbunyi 1menit yang lalu, guru pun sudah keluar dan mulai terdengar keluhan satu persatu siswa lantaran pelajaran ekonomi yang banyak perhitungan membuat mereka jengah. Seperti saat ini Rara menjerit seraya merilekskan tulang pinggangnya.
"GILA WOI, MAPEL IPS SAMA MIPA KAGAK ADA BEDANYA!" Teriak Rara yang mengejutkan beberapa teman kelasnya.
"Iya jirr, makin kesini makin kesana" timpal Reva
"Dahlah, gue mau ke kantin, abis cadangan makanan dalem perut gue, dikuras Ama otak" Lanjut Rara yang kemudian berjalan keluar diikuti Reva dan juga Aleena.

Citra hanya menggeleng pelan.
"Otak Lo aja yang gak nyampe Ra" gumam Citra. Saat ini dia sedang membersihkan kolong mejanya yang selalu diisi bungkus permen karet oleh Rara secara diam-diam.

Tapi sesuatu yang asing membuat Citra mengernyitkan dahinya, dengan gerakan cepat Citra mengambilnya.
"Kertas? Kertas apaan ini?"
Ya, sebuah kertas kusut yang sepertinya telah diremas oleh pemiliknya. Jika hanya surat Cinta yang biasa Citra dapatkan, ia tidak akan minat membukanya.

Tapi kali ini ada yang aneh.

Biasanya orang-orang yang mengiriminya surat akan dikemas rapih, tak jarang juga dibentuk lucu dan diikat pita. Dan yang sekarang kertas sobek yang bahkan beberapa bagiannya sudah lebur. Dengan cepat Citra membukanya, tidak ada salahnya kan?.

"Aleena Bangsat, berani-beraninya Lo ngambil Kai dari gue"

"Fuck bitch!"

"Alonte!!!"

"Aleena lonte sialan, Albitch"

Citra memelotot kaget saat itu juga, tangannya terkepal kuat, ia menatap tajam sekelilingnya, firasatnya kuat jika ada orang yang dicurigainya, ia yakin surat itu sengaja disimpan dibangkunya, entah pengirim tidak tau betul letak meja Aleena, yang pasti saat ini Citra benar-benar marah.

"Cit" panggil seseorang seraya menepuk pundaknya pelan. Dengan cepat Citra membalikkan tubuhnya.

"Apa Lo njing"

Yang didepannya hanya mengedipkan matanya terkejut.

"L-Leen, sorry gak maksud" Citra dengan cepat meremas kertas itu dan diam-diam memasukannya kembali ke kolong bangkunya.

"Lo kenapa?" Tanya Aleena heran, Citra hanya tertawa canggung.

"Gak papa leen, gue kira siapa"

"Kita nungguin Lo dari tadi didepan kelas kagak muncul-muncul"

"Sorry, tadi bersihin dulu kolong bangku bentar"

Sial, kenapa Citra harus gugup saat berhadapan dengan Aleena.

"Ayo leen" ajak Citra dan merekapun berjalan keluar kelas.

"Yeuuu,,, lama bener" sorak Rara yang saat itu sedang berjongkok sambil melempar batu-batu kecil yang ada di halaman kelas.

"Gue gak akan lama kalo bukan gara-gara ini" Citra membuka tangannya yang mengepal banyak sampah permen karet, yang tersangka hanya cengengesan, mulutnya tak pernah tidak terisi permen karet.

Citra tak ingin memperpanjang ini yang akhirnya Rara akan marah dan enggan berbicara dengannya, apalagi hanya karena bungkus permen karet. Kan kocakk!!
Akhirnya Reva menyuruh keempatnya untuk segera berangkat menuju kantin.

"Kenapa harus sama si Citra sih ketemunya, kan bakal barabe lagi nantinya..."

.
.
.
Jangan lupa spam coment dan vote

Lanjut?👉

Destiny of usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang