Aleena Birthday's

18 3 0
                                    

1 Minggu berlalu dari hari pemeriksaan bi Rani, kabar baiknya bi Rani sudah boleh pulang 2 hari setelah rawat inap di rumah sakit.

Dokter memberi antibiotik untuk melawan virus kankernya. Dan syukurlah, karena bi Rani orang yang kuat, penyakit pun mundur perlahan.

Aleena sempat memberi cuti pada bi Rani untuk beristirahat sejenak, namun bi Rani menolaknya dan bilang kalau dirinya sudah lebih dari kata kuat. Tentu Aleena tidak bisa menolaknya dan ikut menjaga kesehatan bibi yang sudah ia anggap ibu sendiri.

Hari ini adalah hari Minggu, ini masih pukul 06.00 pagi, dan Aleena masih tertidur pulas dengan boneka Luffy di karakter pororo kesukaannya.

Tuk...  Tuk..   tuk...
"Non Aleen..." Panggil bi Rani, Aleena mengabaikannya dan kembali menelungkupkan wajahnya pada boneka Luffy itu.

"Non Aleen bangun yu, ada den Kai mau ketemu"
Mendengar kalimat bi Rani di akhir, Aleena merubah posisinya menjadi duduk, apa katanya? Kai? Untuk apa cowok itu mendatanginya pagi buta begini, karena memang setiap hari Kai kerumahnya untuk mengajak berangkat sekolah bersama, tapi hari ini kan weekend, ia pikir pun tidak ada janji dengan siapapun.

Aleena segera membuka pintu kamarnya.
"Apa bi? Kai ngapain ke sini?"
Bi Rani hanya mengangkat bahunya pertanda ia pun tidak tau.
"Bilangin ke Kai, 5 menit lagi Aleen turun"

Bi Rani mengacungkan jempolnya dan kembali turun ke bawah. Aleena dengan cepat menutup pintunya kembali. Ia mencuci muka, menggosok gigi terlebih dahulu kemudian menyisir rambutnya yang sepinggang, tanpa berganti pakaian terlebih dahulu Aleena turun menuju ruang tamu.

Dan benar saja, disana sudah ada Kai yang sedang berbincang ringan bersama bi Rani.

"Nah itu non Aleen"sahut bi Rani.
"Ada apa?"

Kai berdiri dan menghampiri Aleena.

"Tapi Lo jangan marah"
"Marah kenapa?"
"Ya...nggak sih, tapi janji aja gitu jangan marah"
"Iya apa dulu kai" desak Aleena
"Sebenarnya..."
"Sebenarnya apa?"
"Sebenarnya ..."

"SUPRISE..."
Dari belakang muncul inti eternal gang dan juga ketiga temannya, Citra dipaling depan dengan membawa kue dan lilin dengan angka 17.

"HAPPY ALEENA DAY
HAPPY BIRTHDAY TO YOU...
HAPPY BIRTHDAY TO YOU...
HAPPY BIRTHDAY, HAPPY BIRTHDAY
HAPPY BIRTHDAY ALEEN..."

Aleena menutup wajahnya karena malu, lihatlah, Aleena tidak berhias sedikitpun.

"Gak usah ditutup, bareface Lo dah cakep" bujuk citra dan akhirnya Aleena melepaskan tangannya dari wajahnya.

"Ayo leen make a wish dulu abis itu tiup lilinnya" teriak Rara dari belakang.
Aleena menganggung, ia memejamkan matanya dan mulai menyebutkan satu persatu harapan yang ingin ia capai.

"Dan yang terakhir, Aleen pengen Kai tetep ada di samping Aleen"

Setelah menyebutkan wish yang terakhir, Aleena meniup lilin angka itu, suara sorakan terdengar menggema di rumah luas milik Reza.

Tapi respon Aleena justru tidak sesuai ekspektasi, Aleena kembali menutup wajahnya dengan kedua tangannya, kali ini bukan karena malu lagi, melainkan Aleena terisak.

Bi Rani yang sadar akan hal itu dengan cepat menarik Aleena untuk kembali saja ke kamarnya. Semua orang saling bertatapan heran satu sama lain.

Tak lama bi Rani kembali, ia duduk di kursi kecil dan menyuruh semuanya untuk mengelilinginya.

"Aleena kenapa bi?" Itu suara kai.
"Ini yang bibi sampaikan, maaf kalau respon non Aleen kayak gitu, karena dia masih trauma dengan masa lalu nya"

Semua orang masih tidak mengerti.

"5 tahun yang lalu, saat non Aleen masih duduk di kelas 5 SD, tepat di hari ulang tahunnya, Aleena Meminta hadiah kecil, yaitu ingin jalan berdua dengan nyonya Rissa, ibunda dari Aleena sendiri. Itu hadiah yang menurut kita sederhana, tapi sangat spesial menurut Aleena, nyonya Rissa sangat sibuk dengan perusahaannya dan itu membuat nyonya jarang dirumah. Akhirnya nyonya mengabulkan permintaan non Aleen, tapi ini sangat diluar prediksi, hari itu, kecelakaan maut merenggut paksa nyonya dari keluarga kecilnya, beruntung saat itu Aleena sudah terpental duluan sebelum mobil terbakar, dan kalian pasti tau, apa yang terjadi selanjutnya. Dan sejak hari itu juga, Aleena tidak pernah mengingat hari ulang tahunnya sampai sekarang usianya menginjak 17 tahun, waktu yang sangat singkat dan jelas tidak mudah bagi non Aleen "
Bi Rani sedikit terisak saat menceritakan hal itu, tidak hanya bi Rani, teman-temannya pun mulai terisak.

"Gue gak mau lebay, tapi cerita ginian bikin gue nangis anjirr" bisik Renal pada bintang dan dibalas cubitan maut dari Rara membuat Renal meringis.
"Berisik njing" sinis Kaivan dan membuat Renal kembali terdiam.

"Apa kita udah ngerusak hari ultahnya bi?" Citra mulai bersuara
"Atau mungkin membuka luka lamanya yang bahkan belum mengering" sambung Reva. Bi Rani menggeleng pelan "entahlah, hanya Aleena yang mengerti pada perasaannya sendiri"

Cklek

Suara pintu terbuka dari lantai atas membuat semua atensi kini beralih. Sangat mengejutkan saat Aleena turun dari tangga dengan dress pink selutus, rambutnya dibiarkan tergerai dan hanya ditempel jepit rambut berwarna senada dengan dress nya. Aleena berjalan anggun menuruni tangga.

"Thanks semuanya, ini hari ultah terbaik yang pernah gue lewati" ucapnya pelan.

"Yeayy...happy Aleena day's" teriak Rara seraya melompat memeluk tubuh Aleena yang lebih tinggi darinya disusul dengan citra dan juga Reva yang ikut memeluknya.

"Semuanya posisi siap, kameramen siap?" Seru Kaivan pada Rival yang saat ini sedang mengotak-atik kamera diatas tripodnya. Rival membalasnya dengan acungan jempol dan melemparkan remote nya pada Andra.
"Lo yang megang remote nya"
"Siap semuanya..."
"Satu.." intruksi Andra
"Dua..."
"Ti..."

"Bentar, ada yang kurang" potong Bintang
"Bi Rani juga harus ikut dong"

Semuanya ber oh riang.
"Gak usah den, bibi malu takutnya merusak..."
"Apa sih bi, kok ngomongnya gitu, gak papa bi, karena bibi adalah bibi yang udah Aleen anggap sebagai ibu, bibi adalah bibi terbaik di dunia"
Aleena menarik tangan bi Rani pelan dan merangkulnya.

"Siap semuanya satu...dua ...tiga ."
Ckrek
Ckrek
Ckrek

Banyak sekali foto yang mereka ambil, mulai dari gaya formal sampai random semuanya ada. Kini giliran 4 gadis yang ingin difoto terpisah.

"Udah guys, sekarang giliran gue foto berdua sama Aleen" teriak Kaivan.

"Modus pak ketu emang beda"  delik panca.

Kai merangkul pundak Aleena yang mulai membeku.
"Gak usah kaku gitu kali"
Aleena berusaha untuk rileks dan mengontrol wajahnya agar tidak terlihat tegang.

Kai dan Aleen berhasil di potret dengan beberapa hasil foto.

Sebagian yang lain sudah terlebih dahulu menuju meja makan untuk makan bersama.

"Happy birthday Aleen" bisik Kaivan sebelum pergi menyusul yang lain menuju meja makan.

"Yes, i hope you stays inside me, whatever happened"

Destiny of usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang