Perihal semalam, Aleena belum lagi membuka pesan dari Kai, sebenarnya bukan karena apa-apa, sehabis pulang malam mingguan Aleena langsung bersih-bersih, tidak sempat membuka ponselnya, dan langsung tertidur.
Dan pagi ini tidak biasa Aleena dibangunkan oleh bi Rani pagi-pagi sekali, sekitar pukul 6 pagi.
Setelah bi Rani meninggalkan kamar Aleena, Aleen duduk ditepi ranjang, ia mengucek matanya sambil mengumpulkan kembali nyawanya yang sempat terbang semalam.
Ia melihat ponselnya sekilas. Matanya terbelalak kaget saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dari ke3 sahabatnya.
Rara🦄
Woy kebo, bangun anjirr
Lo lupa, hari ini kita mau jalan kan?
Kata bibi asisten Lo masih tidur
Kebooo
8 Panggilan tak terjawab
Kalo Lo masih gak bangun
Gue datengin kamar Lo
Aleena segera menyimpan kembali ponselnya dan bergegas kelantai bawah untuk menemui temannya terlebih dahulu.
"Bibiiii" panggil Aleena
"Iya non, bibi disini"
Aleena menghentikan langkahnya saat melihat bi Rani yang sedang mengobrol dengan Citra Rara dan juga Reva.
"Bangun juga lo" ucap Rara.
"Cepetan, udah mau setengah 7, Lo mau ngantri panjang" ancam Citra.Aleena hanya terkekeh pelan, dia segera berlari menuju kamar mandi.
"Tunggu gue 10 menit, suwer" teriak Aleena dari ambang pintu kamar mandi.
🌷
Aleena benar-benar menepati ucapannya, sekitar 15 menitan dia kembali dengan keadaan siap, memakai baju yang senada dengan temannya, dengan rambut digerai seperti biasanya dengan poni yang menutupi jidatnya, wajahnya juga tak terlalu banyak tempelan, hanya sunscream, mosturizer, bedak tipis-tipis dan sedikit mewarnai bibirnya.
"Gass"
Semua mengangguk dan satu persatu berpamitan kepada bi Rani. Saat diambang pintu Aleena sedikit terhenyak dengan kehadiran pria jangkung yang masih memakai kaos oblong dengan celana selutut. Aleena mengusap wajahnya kasar."Ngapain?" Itu bukan Aleena, itu Citra.
"Gue mau ngomong sama Aleen, bukan Lo"
"Apaa?"
"Lo...masih marah soal semalem?""OMO!! Lo berdua ngedate?" ---Rara
"Gila sih udah berlayar aja"---Reva"Siapa juga yang marah?" Delik Aleen.
Kai membuka ponselnya dan menunjukkan roomchat nya dengan Aleena.
"Lo liat, 21+ panggilan tak terjawab, udah kayak film porno aja"
Bukk
"Ngawur Lo kalo ngomong, asal Lo tau Kai, dari semalem gue gak buka hp"
Kai mengangguk-anggukkan kepalanya."Lagian kenapa sih Kai, kalo gue marah emang kenapa?"
"Ya...nggak sih, cuma gue gak enak aja sama Lo"
"Ekhem, udah mau jam 8 nih, kalo pacaran mending gak usah depan kita" sindir Reva.
"Iya, iya, udah Kai, gue mau pergi, pulang aja Sono, kondisiin muka sama rambut Lo tuh dah kayak sarang burung"
"Sembarangan, gini-gini juga gue masih ganteng" bangganya sambil menaik turunkan alisnya.
Aleena hanya menggeleng pelan dan menerobos tubuh tinggi Kaivan menuju mobil Citra
"Jadi gimana?"
Aleena berbalik "iya, gue maapin"
"Gitu dong, itu baru cewe ... Cewe baik"
Kekehnya.Aleena dengan cepat memasuki mobil sebelum Kai melontarkan pertanyaan yang sia-sia lagi.
🌷
Perjalanan menuju mall akhirnya sampai, mereka dengan heboh keluar dari mobil, terutama Rara dan Citra, mereka tergesa-gesa menuju tempat fashion, tempat baju branded dan barang-barang impor lainnya. Sementara Aleena dan Reva, mereka jalan terpisah, Reva menuju tempat tas dan Aleena mencari sepatu yang selama ini dia cari.
"Guys, guys, kita samaan baju mau gak?"---Rara
"Boleh" semuanya mengangguk setuju. Setelah semuanya mendapat barang yang diinginkan, mereka pergi menuju tempat makan.
"Mau pada makan apa?" Tanya citra yang menghampiri ketiganya seraya membawa catatan pesanan.
"Gue pengen kimchi"---Reva
"Beef steak"---Aleena
"CILORRR""Apasih Ra, random amat"
"Lah emang kaga ada?"
"Ya mikir aja sih Ra"
"Yaudah gue samain kayak Aleen"Citra segera mencatat satu persatu pesanan temannya dan menyerahkan kepada karyawan bagian service.
"Leen, Minggu depan Lo ultah kan?" Aleena menoleh mendengar pertanyaan Reva.
"Tau dari mana?"
"Kaivan, siapa lagi"
Aleena memanggut-manggut
"Iya, sweet seventeen"
"Ciee legal dong"- RevaAleena hanya tersenyum.
"Lo...beneran gak ada apa-apa sama Kai?" Tanya citra, Aleena menautkan alisnya.
"Emang keliatan kayak yang ada apa-apa?""Kurang keliatan apa leen, tadi aja, se effort itu dia nyamperin Lo cuman gara-gara Lo gak jawab telpon, please leen, it's another level"
"Anehnya lagi, bisa-bisanya Lo malam mingguan sama dia""Kemaren gue pengen jalan, kebetulan Kai juga kosong, jadi sekalian aja jalan bareng"
"Lo kayaknya lagi marahan sama Kai ya?"
"Gitulah, semalem pas dimotor dia bentak gue, bilang gue pea lah, budek lah, siapa coba yang gak bakal marah, kalo yang gak bales chat, gue emang gak buka ponsel, gitu doang sih" jelas Aleena. Semua temannya fokus memperhatikan. Sesekali ber-oh kecil.
"Lo cocok sama Kai, nyadar gak sih leen, kayanya Kai suka sama Lo" bisik Citra
"Apaan, ya kali Kai suka sama gue"
"Emang apa alasan Kai gak suka sama Lo, udah anggun, cakep, tajir, lemah lembut"
"Berlebihan Lo" tekan nya pada Rara.Tak lama setelah percakapan antar gadis itu, pesanan mereka pun datang. Semua fokus pada kegiatan masing-masing, ada ayang sibuk memotret, dan ada yang langsung melahapnya begitu saja.
Tring
"Leen, bi Rani jatoh dari tangga, cepet pulang"
.
.
.
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of us
Teen Fiction"Hidup ternyata gak semulus jalan Braga, dan gak serame kota Jakarta..." -Kaivan Aksa Samuel {FOLLOW SEBELUM MEMBACA} {NO COPAS COPAS CLUB}