Happy Reading ❤️
Seperti yang Kaivan perintahkan, saat ini Panca dan Andra sedang berhadapan dengan ketua besar Eternal Gang, bukan hanya Kai, disana juga ada Bintang, Bastian dan Rival yang mendengarkan sejak tadi. Tidak ada yang berani memotong pembicaraan Kai, keduanya tertunduk.
"Sekarang jelasin, Lo berdua kenapa bisa bawa-bawa nama gue"
Andra menyenggol sikut Panca, pun panca kepada Andra.
"Sorry Kai, tadinya kita mau ngunci gerbang sekolah biar pak Gurilem gak bisa masuk soalnya kita gak ngerjain PR, dan tadi juga situasi aman-aman aja Kai, tapi gak tau kenapa tiba-tiba mang Budi bangun dan ngejar kita, ya...daripada berurusan sama kepsek yang mainnya nge drop out siswa, mending sama Lo, jadi Panca ngasih ide buat ngatas namain Lo, hehe..." Cengirnya.
"Kok gue sih ndra, kita berdua kali"
"Kan Lo yang nyaranin"
"Tapi kan..."
"Udah, berisik anjir, ngerti kan apa yang tadi gue omongin?"
"I-iya pak ketu, ngerti" jawab Andra pelan.
"Apa coba?"
"J-jangan sembarangan pake nama Kai, mentang-mentang udah ke-cap berandalan, jangan bawa-bawa Eternal Gang ke hal Pribadi, dan... Jangan ganggu Aleena" gugup Panca.
"Bagus"
"Kenapa harus ada Aleen nya sih Kai" batin Andra.
"Dan Lo berdua tau kan abis ini apa?"
Keduanya mengangguk.
"Mampus gue"
"Firasat buruk""Push up 100x depan gue"
Keduanya refleks berlutut didepan Kai.
"Bangkai, masa bangkai gak kasian sama adiknya" keluh Panca dramatis.
"Bangkai gak kasian apa liat badan kita yang nyisa tulang sama dosa, kalo push up 100 mungkin tinggal dosanya aja yang nyisa" lanjut Panca.
"Bangkai, bangkai, gue Kaivan njing!" Sergah Kaivan.
"Anjir Bangkai" kekeh Bastian.
"Oke, oke dengerin, karena hari ini gue lagi baik, Lo berdua lolos dari hukuman gue..."
"Beneran Kai, hmm makasih pak ketu, Lo ..."
"Tapi" potong Kai.
"Tapi apa?"
"Cuciin si ganteng gue sampe kinclong"
Keduanya sama-sama melotot kaget.
"Si ganteng?"
"Lo gak homo kan?""Sembarangan, Lo ngatain gue homo sekali lagi gue pelintir tuh jakun"
Keduanya refleks menutup leher, takut tiba-tiba Kaivan mematahkannya.
"Siapa lagi yang ganteng selain gue kalo bukan motor biru kesayangan" angkuh Kai.
"Iya, pak ketu, laksanakan"
Setelah itu Kai membolehkan keduanya untuk menikmati makanan kantin terlebih dahulu.
"Hahah, berani banget mereka sama ketua besar Eternal" smirk Reva.
"Dramanya selesai, mending kita pesen makanan sekarang"
"Tapi kok gue gak liat Renal disana?"
"Di UKS, biasa lagi nemenin si Rara...Anjir Rev, mereka cuma berdua disana" Panik citra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of us
Teen Fiction"Hidup ternyata gak semulus jalan Braga, dan gak serame kota Jakarta..." -Kaivan Aksa Samuel {FOLLOW SEBELUM MEMBACA} {NO COPAS COPAS CLUB}