│KAKAK TEMEN│
Hari Jumat.
Jisung sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Dia rela bangun pagi-pagi untuk bersiap ke sekolah. Bukan tanpa alasan si tupai melakukan ini. Dia ingin menjemput Felix untuk mengajaknya berangkat bersama.
“Gue harus bisa ngebujuk Kak Minho hari ini.”
Ya. Itu tujuan utamanya. Jisung ingin bertemu dengan Minho. Membujuknya agar mau mengajarinya matematika. Sebenarnya Jisung tidak mementingkan soal itu. Dia bisa mengerjakan sebisanya nanti. Tapi, kalau soal-soal itu bisa menjadi alasan untuknya dekat dengan Minho, kenapa tidak?
“Oke! Waktunya berangkat sekarang!”
Jisung mengambil tas punggungnya. Dia berjalan keluar dari kamarnya. Langkah kaki riangnya terhenti di ruang tengah yang terhubung dengan dapur. Kedua matanya menatap kearah meja makan yang kosong.
Meja yang selalu menjadi tempat berkumpul keluarganya. Masih teringat dengan jelas kenangan manis ketika kedua orang tuanya masih hidup. Jisung dan ayahnya selalu membantu bundanya membuat kue. Sekalipun dapur akan berakhir kotor karena taburan tepung, mereka bertiga terlihat sangat bahagia.
“Ayah, bunda. Baik-baik disana, ya? Jisung janji, Jisung bakal terus bahagia disini. Jisung enggak akan nangis dan bikin kalian sedih. Kalau Jisung udah ada waktu luang, Jisung bakal dateng ke makan ayah sama bunda.”
Jisung tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari meja makan dan dapur. Tempat yang penuh dengan kenangan ayah dan bundanya. Jisung jarang menggunakan tempat itu karena lebih sering membeli makan di luar dari pada memasak sendiri di rumah. Si tupai tidak ingin membuat tempat yang penuh kenangan itu berantakan karena ulahnya.
Si tupai menghela napas dalam-dalam. Dia kembali melangkahkan kakinya pergi dari sana. Dia akan berkunjung ke makam orang tuanya nanti. Jisung harus mencari waktu yang tepat untuk pergi ke sana. Bagi si tupai, mengunjungi makam kedua orang tuanya sama seperti bertemu dengan mereka. Jisung tidak ingin menemui kedua orang tuanya di kondisi yang sedang tidak baik-baik saja.
Cklek.
Jisung berbalik setelah mengunci pintu rumahnya. Dia melihat seorang berjalan melewati rumahnya. Seorang yang cukup di kenal Jisung.
“Pak Ardi!” panggil Jisung. Orang itu, Pak Ardi, menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Jisung. Si tupai berlari kecil untuk menghampiri gurunya itu.
“Pak Ardi kok ada disini?” tanya Jisung.
Ini pertama kalinya si tupai melihat penampilan Pak Ardi tanpa menggenakan seragam gurunya. Penampilannya cukup kasual dengan kaos hitam dan celana jeans senada. Topi putihnya membuat penampilan Pak Ardi terlihat semakin sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Temen || MINSUNG
Fanfiction[WARN! BXB] [SELESAI] __________________ Miñsüngīas, 10 April 2024 "Mengejar bukan tentang ambisi. Taruhan bukan tentang gengsi. Cinta ada karena terbiasa. Tapi lara juga akan menjadi teman setianya." - Kalana Kana, 1417. __________________ 『〝MINSU...