│KAKAK TEMEN│
Tap tap tap.
Jisung menuruni tangga dengan sedikit terburu-buru. Bukan karena dirinya hampir terlambat untuk pergi sekolah, melainkan karena panggilan Minho yang sejak tadi tidak berhenti meneriaki namanya.
“Jiiiisuuuuung. Jiiisuuuuung. Jiiiiiiisuuuung.”
“Iya, Kak Minho! Udah di jawab dari tadi juga masih di teriakin!” protes Jisung setelah sampai di dekat meja makan dengan napas terengah-engah.
“Siapa suruh lo lama banget turunnya? Keburu laper gue.” celetuk Minho.
“Ya kalau laper, Kak Minho sarapan aja dulu. Biasa juga gitu. Kenapa sekarang ribet nungguin aku turun?”
“Lo mau sarapan enggak?” tanya Minho dengan menatap datar Jisung.
“Ya mau.”
“Ya udah, makan aja. Enggak usah banyak nanya lo.”
Jisung mencebikkan bibirnya kesal. Dia menarik kursi dan duduk disana untuk memakan nasi goreng yang sudah di buatkan Minho. Si tupai berterima kasih pada Minho yang sudah mau membuatkannya sarapan, tapi tidak dengan cara untuk memanggilnya.
“Tante sama om pulang kapan, kak?” tanya Jisung, disela-sela makannya.
Sejak kemarin dia belum mendapatkan kabar apapun dari Felix. Yah si tupai bisa memakluminya. Mungkin saja kemarin Felix sibuk menghabiskan waktu dengan kakek nenek dan keluarga yang lainnya. Tapi sampai pagi ini, sahabatnya itu belum memberi kabar.
“Kalau enggak nanti sore ya besok baru pulang. Kenapa? Enggak betah lo tinggal sama gue?” Minho melirik tajam Jisung.
“Bukan. Aku cuma kangen sama Felix. Biasanya kita rame bareng di rumah. Tapi sekarang rasanya sepi.”
“Bukannya sebelum lo tinggal di sini juga enggak ada Felix di rumah lo.”
“Iya, sih. Tapi beda, kak. Kak Minho mana tau.” cibir Jisung yang kembali melanjutkan sarapannya.
Minho menyipitkan matanya, menatap sengit kearah Jisung. Dia tidak mengatakan apapun dan kembali melanjutkan sarapan sampai keduanya selesai. Jisung berdiri dari duduknya sebelum mengambil piringnya dan Minho, lalu berjalan kearah washtafel untuk mencuci piringnya.
“Pulang sekolah nanti gue jemput. Awas aja lo sampe kabur lagi.” celetuk Minho.
“Siapa yang kabur? Aku kemarin enggak kabur ya, kak.” protes Jisung setelah meletakkan piring di rak.
“Enggak kabur tapi baru pulang ke rumah pas malem.”
“Ya itu karena ak-”
“Sstt! Gue enggak mau denger alesan lo. Hari ini kalau sampe lo bolos les lagi, gue bakal kasih hukuman yang lebih berat lagi.” ucap Minho.
“Hukuman kaya kemaren?” tanya Jisung, yang tiba-tiba mengulas senyum miringnya. Dia tidak bermaksud untuk meremehkan Minho. Tapi karena teringat dengan hukuman kemarin, membuat senyum miringnya tercipta.
“Gue tambahin soal matematika lo.” Minho menatap dingin Jisung.
“Kok gitu sih?! Harusnya kan hukumannya kaya kemaren!” protes Jisung.
“Terserah gue lah. Udah, ayo berangkat. Keburu telat lo.” ucap Minho sambil menunjuk kearah jam dinding dengan dagunya. Dia lalu berjalan pergi lebih dulu keluar dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Temen || MINSUNG
Fanfiction[WARN! BXB] [SELESAI] __________________ Miñsüngīas, 10 April 2024 "Mengejar bukan tentang ambisi. Taruhan bukan tentang gengsi. Cinta ada karena terbiasa. Tapi lara juga akan menjadi teman setianya." - Kalana Kana, 1417. __________________ 『〝MINSU...