Vol 17 - memories of us?

59 11 0
                                    

(best part: 0:10)

Pagi pun telah tiba, sinar cahaya dari matahari menyinari wajah Y/n yang masih tidur. Perlahan ia buka mata nya dan berbalik badan, melihat bahwa disebelahnya ada Jungoo yang tengah sibuk bermain ponsel.

Perhatian Jungoo terputus pada ponsel nya dan digantikan pada Y/n. "Selamat pagi, bagaimana tidur mu?" Ucapnya sambil tersenyum lembut.

"Senyum nya, benar-benar membuat ku muak! Seolah ia kemarin tak melakukan apapun pada kaki ku..benar-benar seseorang yang bermain peran baik." Batin Y/n.

"Jam berapa ini?" Tanya Y/n. "Sekarang jam 7, kau ingin sarapan apa? Biar aku buatkan untuk mu." Ucap Jungoo. "Aku hanya ingin roti dengan selai strawberry diatasnya dan segelas susu strawberry." Jawab Y/n.

Jungoo tersenyum. "Baik, aku akan menyiapkan itu untuk mu. Ingin sarapan di atas ranjang atau ingin ku gendong ke ruang makan?" Tanya nya.

"Tidak perlu, aku hanya ingin makan disini sendiri." Jawab Y/n dengan singkat.

"Baik." Ucap Jungoo, meninggalkan kamar tidur dan mulai menyiapkan sarapan untuk Y/n. Setelah semuanya selesai, ia langsung membawanya ke Y/n dan meletakkannya di atas ranjang tepat disebelah Y/n terbaring. "Ini dia, nikmati sarapan mu."

"Kau...tidak sarapan?" Tanya Y/n. "Aku sudah sarapan tadi, saat kau masih tidur." Jawab Jungoo. "Baiklah." Kata Y/n.

Y/n pun dengan cepat menyelesaikan sarapannya, Jungoo senang saat ia melihat Y/n melahap makanannya dengan cepat. Jungoo membantu membereskan piring dan gelas kotor milik Y/n ke dapur.

Usai membersihkan, ia kembali ke kamar tidur, berbaring di sebelah Y/n. Y/n yang kala itu masih takut dan tidak nyaman bila didekat Jungoo, ia langsung membalikkan badannya, membelakangi Jungoo.

Namun Jungoo tak ambil hati, ia memeluk tubuh Y/n dari belakang sambil mengelus rambutnya. Y/n merasakan kehangatan dari tubuh Jungoo yang diberikan pada punggung Y/n. Ia merasa aman...namun tetap terancam.

"Kaki mu masih sakit?" Tanya Jungoo. "Ya menurut kamu aja." Jawab Y/n dengan singkat. "Maafkan aku, sekali lagi maafin aku." Mohon Jungoo.

Y/n hanya diam tak merespon, namun Jungoo memeluknya lebih erat, perasaan menyesal ini memenuhi dirinya.

"Apa yang bisa ku lakukan untuk membuat mu senang dan nyaman bersama ku? Mengajak mu pergi keluar?" Tanya Jungoo.

"Bahagia ku mudah, dengan kondisi kaki ku seperti ini, tak mungkin aku keluar untuk bersenang senang. Aku hanya ingin bermain game saja." Jawab Y/n.

"Mau main bareng? Ada dua komputer di ruangan sebelah, itu khusus untuk ku bermain game bersama sahabat ku dulu, namun kini ia pergi." Tawar Jungoo.

Y/n berfikir sejenak kemudian berbicara. "Baiklah, ayo."

Dengan semangat, Jungoo menggendong Y/n, membawanya ke ruangan sebelah tepat dimana ruangan gaming khusus Jungoo menghibur dirinya disana. Jungoo meletakkan Y/n di kursi dan menyalakan komputer itu.

Mereka berdua pun memutuskan tuk bermain salah satu game yang di pilih oleh Y/n. Jungoo dan Y/n menghabiskan berjam-jam untuk bermain game bersama.

Karena keseruan itu lah membuat Y/n lebih terbuka dan mulai tertawa karena moment lucu didalam game. Y/n mulai melupakan tentang kejadian kemarin dan kakinya.

Tak dirasa waktu berjalan dengan cepat, malam pun tiba dan akhirnya Jungoo dan Y/n selesai bermain game.

"Hahaha! Tak ku sangka sangat asyik bermain game itu, banyak moment yang bikin aku tertawa!" Kata Y/n dengan nada ceria dan tertawa.

Jungoo tertawa juga. "Iya, aku masih mengingat moment itu! Hahaha, lucu sekali." Mereka melanjutkan pembicaraan mereka sebagai penutupan dari bermain game bersama.

"Hari sudah malam, waktunya kita makan malam, kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk bermain game." Ucap Jungoo.

"Betul, ayo. Aku mau makan nasi goreng aja malam ini!" Seru Y/n, berbicara dengan nada ceria. Jungoo pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Jungoo mulai menggendong Y/n dan meletakkannya di kursi ruang makan. Selagi Jungoo memasak, Y/n menonton televisi dengan acara kartun, membuatnya lupa dengan segala kepahitan yang dilakukan oleh Jungoo terhadapnya.

Makan malam pun telah selesai dibuat, Jungoo dan Y/n asyik memakan makanan mereka sambil menonton acara kartun itu, mereka tertawa bersama.

Setelah makan malam pun selesai, Jungoo dan Y/n memutuskan tuk segera tidur. Saat sedang berbaring berdua, Jungoo berbicara dalam kesunyian diantara mereka.

"Apakah...kau memaafkan ku?" Tanya Jungoo. "Awal nya aku melupakan semua itu, namun karena kau menanyakan hal ini, semua nya menjadi terasa pahit lagi." Jawab Y/n.

"Aku memaafkan mu, namun tolong jangan sakiti aku lagi, aku takut." Ucap Y/n yang membuat mata Jungoo seketika terbelalak lebar dan memeluk Y/n yang terbaring di samping nya. "Terimakasih."

Mereka pun berbicara dan bercerita, mengenal satu sama lain. Kini Y/n tahu mengapa Jungoo menjadi sejahat ini karena ia lebih menderita kepahitan dan siksaan yang lebih besar dibandingkan yang dialami Y/n.

Malam itu menjadi malam yang indah karena mereka sama-sama mau membuka sisi baik mereka dan memutar dan menceritakan masa lalu mereka yang pahit, itu mengapa mereka dipertemukan.

Malam terasa semakin larut, akhirnya tanpa di sadar kedua dari mereka tidur dalam pelukan yang hangat. Ini memang hal yang baru, namun Y/n tahu, sebenarnya sifat Jungoo tidak seburuk yang orang bilang, ia menjadi jahat karena ia disakiti.

...

...

...

...

...

Keesokan harinya mereka pun terus berbincang dan membangun komunikasi yang baik. Hari demi hari, hubungan mereka semakin erat, Jungoo juga berhasil membuat Y/n luluh dan mulai melupakan pedihnya siksaan dari Jungoo.

Kini mereka mulai tumbuh rasa suka yang menjadi cinta. Hari demi hari kaki Y/n mulai perlahan sembuh walau tak secepat itu.

Namun mereka mulai bermain, jalan-jalan dan bersenang-senang bersama. Menjadi rutinitas mereka untuk bersenang-senang setiap hari nya.

Tak disangka waktu yang mereka tempuh telah 2 tahun, kini perasaan mereka terus melekat dan lengket.

Pada suatu malam, Jungoo membawa Y/n ke suatu tempat dengan pemandangan yang indah, ia mengeluarkan cincin dan memberikan itu kepada Y/n.

"Y/n, aku mencintai mu, tanpa alasan, aku ingin menikahi mu untuk terus bersama mu seumur hidup ku, maukah kau menjadi istri sekaligus ibu bagi anak anak kita kelak nanti?" Ucap Jungoo dengan nada yang lembut dan tatapan tulus.

Y/n kaget dengan itu sehingga mata nya mulai mengeluarkan air mata. "Iya...iya, aku mau!" Jungoo memasangkan cincin itu di jari manis Y/n dan mereka mulai berciuman di bawah rembulan yang indah.

...

...

...

...

...

Bersambung...

Jungoo's DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang