Vol 15 - Theres no escape for Y/n

90 14 1
                                    

(best part: 0:55)

Pagi hari pun tiba, sinar matahari menyinari wajah Y/n, membuatnya bangun. Ia perlahan menyadari bahwa wajah nya sedikit memar, sakit namun ia tak bisa berbuat apapun.

Y/n beranjak dari ranjang dan pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya, sungguh sakit rasanya jika ini terjadi, apalagi jika ada memar di wajahnya, ia perlahan menangis tanpa suara, ia hanya ingin pulang dan tak ingin terjebak disini bersama sang kanibal gila itu.

Y/n mengusap air matanya saat dirasa ada seseorang yang masuk ke kamar, ia segera membasahi wajahnya dengan air dan keluar dari toilet.

"Sini, biar ku obati." Perintah Jungoo, Y/n hanya diam dan berjalan ke arah Jungoo. Jungoo perlahan merangkul Y/n melalui pinggangnya dan berjalan ke ruangan depan, Y/n perlahan duduk dan Jungoo perlahan mengompres memar di wajah Y/n dengan kain yang terdapat air hangat

Y/n meringis kesakitan namun Jungoo menenangkannya dengan cara membelai rambutnya, sepanjang waktu Jungoo tak berbicara, ia hanya terus mengompres memar Y/n tanpa melihat mata Y/n.

Y/n merasa bingung namun ia sedikit tenang jika Jungoo tak berbicara apapun. Saat berjalannya waktu, Y/n sesekali mencuri pandang kearah Jungoo, namun Jungoo tetap tak melihat kearahnya, ia hanya sibuk mengompres memar Y/n.

Akhirnya Jungoo pun menarik diri dan menaruh kain itu di meja, ia membantu Y/n berdiri dan menggendongnya ke kamar kembali, membaringkan tubuh Y/n diatas ranjang dan berjalan keluar kamar tanpa mengatakan apapun.

Ini aneh, mengapa Jungoo tak berbicara dengan Y/n? Apakah karena ia menyesal telah memukuli Y/n? Bisa jadi! Y/n tak ambil pusing dengan tindakan itu, ia kembali memejamkan matanya, berharap bisa tidur kembali namun sayang nya tak bisa.

Y/n perlahan beranjak dari kasur dan keluar dari kamar, melihat Jungoo yang duduk di sofa sembari bermain dengan ponsel nya, membuat Y/n penasaran, namun Y/n tak berjalan kearah Jungoo, ia pergi ke dapur untuk mengambil minum.

Jungoo melirik kearah Y/n yang berjalan ke dapur dan mengatakan. "Hari ini aku akan keluar, ku harap kau tak mencoba untuk kabur lagi, karena kau tahu bahwa aku bisa menangkap mu dan membawa mu kembali kesini."

Dengan ucapan tiba tiba dari Jungoo membuat Y/n mengalihkan pandangannya ke Jungoo. "Tidak ada yang berencana untuk kabur." Ucap Y/n.

"Bagus." Kata Jungoo dengan singkat kemudian ia berdiri dan memakai Hoodie, membawa satu kapak dan mulai berjalan keluar, mengunci pintu.

Suara pintu yang tertutup dan suara pintu yang dikunci, terdengar sampai dapur, Y/n menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa Jungoo benar-benar sudah pergi.

Ia merasa lega saat melihat Jungoo perlahan berjalan pergi. Y/n segera mengobrak-abrik ruangan demi ruangan, mencoba menemukan sesuatu untuk membuka pintu itu.

Akhirnya ia temukan barang yang ia cari, dengan cepat ia membuka pintu dengan paksa menggunakan alat itu dan segera menutup pintu itu kembali, ia segera berlari kearah yang berlawanan dari arah Jungoo pergi.

Beberapa kali Y/n menoleh kebelakang, memastikan bahwa Jungoo benar-benar tidak mengetahui bahwa ia kabur, sekaligus tak mengejar nya.

Perasaan antara senang karena berhasil kabur dan perasaan ketakutan akan apa yang akan terjadi jika ia tertangkap oleh Jungoo lagi, membuat jantung Y/n berdebar kencang.

Hari sudah mulai gelap namun Y/n tak juga melihat ujung dari hutan ini, ia berkeinginan menemukan jalan keluar dari hutan, namun dikarenakan cuaca yang sedikit mendung dan hari yang mulai gelap, membuatnya merasa takut sehingga memutuskan untuk duduk di atas salah satu pohon dan beristirahat sejenak.

"Huff..." Y/n menghela nafas. "Ku harap Jungoo tak menemukan ku disini, aku sudah berlari lama, hari sudah mau gelap dan akan hujan, untungnya aku memakai Hoodie yang tebal."

"Mungkin Hoodie ini akan ku lepas dan ku duduki, agar air hujan tak membasahi ini." Ucap Y/n sambil melepaskan Hoodie nya, ia melipat itu dan menaruhnya untuk ia duduki, ia tahu dengan ini Hoodie nya tak akan basah terkena air hujan.

Rintihan air pun turun, perlahan hujan semakin deras dengan petir yang besar. Bahaya bagi Y/n untuk tetap duduk diatas pohon, namun ia tak punya pilihan selain disitu.

Y/n memeluk dirinya sendiri, berusaha menghangatkan tubuh nya. "Sangat deras...ini membuat ku menggigil." Gumamnya.

Y/n berusaha memejamkan mata untuk tidur, namun karena tubuhnya dibasahi air hujan, membuat nya kedinginan dan kesulitan untuk tidur.

Suara petir yang besar membuat jantung Y/n berdetak kencang, seolah seseorang akan menemukannya.

"Kapan hujan ini akan berhenti ya...?" Batin Y/n. Ia sungguh kedinginan namun terus berusaha menutupi Hoodie nya agar tak terkena air hujan, sehingga ia bisa menggunakannya setelah hujan pergi.

Dengan suara petir yang besar dan membuat dunia seakan bergetar, memberikan aura sekitar hutan malam ini sangat horor. Sesosok pria tinggi dengan membawa kapak perlahan berjalan ke pohon yang Y/n duduki diatasnya.

Y/n tau itu siapa, Jungoo! "Sial...mati aku kali ini." Batin Y/n, mata nya terbelalak bahwa Jungoo menemukannya disini.

"I'll always come to take you with me, Baby." Teriak Jungoo dengan nada yang sombong, suara tawa nya bergema di hutan, suara petir dan rintikan hujan yang besar membuat sosok Jungoo semakin terlihat sadis dan horor.

[T: Aku akan selalu datang untuk membawamu bersamaku, Baby.]

Y/n menelan saliva nya, mata nya masih terbelalak lebar, Terkejut, ketakutan, seluruh perasaan ini...membuat Y/n tak berdaya, ia akan habis ditangan Jungoo malam ini juga!

Jungoo berlari ke batang pohon itu, dengan brutal menggunakan kapal nya untuk menebang batang pohon itu, dan benar saja...ia bisa melakukan itu!

Perlahan pohon yang di duduki Y/n segera jatuh ke tanah, Y/n hampir terkena batang pohon itu namun dengan cepat menghindar dan berlari membawa Hoodie nya, ia segera berlari dengan cepat.

Dengan Jungoo dibelakang nya yang tertawa gila mengejar Y/n, membuat Y/n ketakutan. Pria ini gila, sadis! "Sial sial sial... apakah aku masih bisa hidup malam ini?!" Batin Y/n.

"Hah..haha..hahaha! Kemarilah, Baby...kau takkan bisa lari, sampai kapan pun!" Tawa Jungoo membuat telinga Y/n panas, pria ini...

Dengan perasaan takut, Y/n segera berlari dengan cepat kearah yang tak tentu, pengejaran ini...sampai kapan?!

"Sayang ku Y/n... kemarilah, ck-haha!" Ditengah pengejaran ini, Y/n tak sengaja tersandung batang kayu yang ia lewati, membuat lututnya terluka akibat tergores batu di tanah, ia segera bangun dan berlari namun menjadi lebih lambat karena sakit nya lutut Y/n yang terluka.

"Oh tidak! Kau terluka, Sayang? Ayo kembali pada ku, aku akan mengobati mu dengan seluruh cinta ku, Baby." Teriak Jungoo, mempercepat pergerakannya dan berlari menangkap Y/n.

Segera, dua lengan melingkari pinggang Y/n, menariknya ke belakang, tentunya itu adalah Jungoo. "Tertangkap." Jungoo cekikikan dengan geli, mengendus-endus leher Y/n. "Sayaangg..." bisiknya dengan sensual.

"Lepaskan aku!" Berontak Y/n, mencoba segala cara namun itu sia-sia, kau tahu kan bahwa Jungoo kebal dengan pukulan-pukulan lemah itu? Pfft...

"Baby, kenapa kamu pergi? Kenapa kamu kabur, Sayang? Kenapa...???" Tanya Jungoo, berbisik tepat di sebelah telinga Y/n.

Y/n tak dapat menjawab, ia terus memukul Jungoo, namun tak ada hasilnya. "Kita pulang ya, Baby. Kamu benar-benar harus merasakan sakit yang luar biasa dari benda tajam di basement ku." Ucap Jungoo dengan seringai kejam nya.

...

...

...

...

...

Bersambung...

Jungoo's DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang