3. Bargaining

189 31 15
                                    


Joanna dan Mega sudah berada di mobil sekarang. Di depan sudah ada rumah bercat coklat tua milik Resa, adik ibu Joanna yang sudah lama menjanda. Dia tinggal di Jakarta sendirian seharusnya. Karena dua anaknya sedang kuliah di Singapura. Sehingga Joanna yang kini kerja di Jakarta diminta ikut menemani dan tinggal di sana.

"Aku rasa ini salah. Tidak seharusnya aku melibatkan kamu terlalu jauh, Mega. Gara-gara aku pertemanan kalian rusak. Lebih baik kita akhiri saja. Karena aku juga akan semakin merasa bersalah jika membuat orang yang tidak salah apa-apa mendapat getah."

Ucapan Joanna membuat Mega mulai menggigit bibir bawah. Dia tampak gelisah. Sebab dia jelas tidak ingin hubungannya bersama Joanna berakhir begitu saja. Padahal dia sudah berusaha untuk meyakinkan jika hubungan ini bisa layak dipertahankan meski sejak awal hanya bertujuan untuk balas dendam.

Ya. Karena Joanna juga sudah berniat serius sejak awal. Dia dan Jeffrey bahkan sudah memiliki tabungan bersama untuk pernikahan. Namun justru pengkhianatan yang didapat.

"Aku akan berusaha lebih baik lagi. Aku akan menunjukkan kalau hubungan ini layak dipertahankan lagi."

Mega mulai menggenggam tangan Joanna. Dia juga mulai mendekatkan wajah. Berniat mencium si wanita. Namun Joanna justru memalingkan wajah. Karena masih merasa ini tidak benar. Sebab bagaimanapun juga, belum ada kata putus di antara dia dan Jeffrey sebelumnya.

"Beri aku waktu untuk mengakhiri ini dengan Jeffrey terlebih dahulu. Aku tidak mau menjadikan kamu sebagai orang yang paling dirugikan karenaku."

"Aku tidak merasa dirugikan. Aku sudah suka kamu sejak lama. Sejak Jeffrey membawa kamu ke acara reuni SMA."

"Tapi aku tidak. Sejak awal aku hanya melihat Jeffrey. Aku salah karena sudah menyetujui usulanmu untuk membalas Jeffrey tanpa berpikir berulang kali. Seharusnya kamu tidak perlu terlibat dalam masalah ini. Maaf, Mega. Aku rasa hubungan ini harus berakhir."

"Supaya kamu bisa kembali dengan Jeffrey lagi?"

Mata Mega memanas. Rahangnya mengeras. Sebab dia jelas tidak terima jika Joanna kembali bersama Jeffrey sekarang.

"Tidak. Aku tidak akan mentolelir perselingkuhan. Meski pada akhirnya aku ikut melakukan. Aku hanya ingin mengakhiri ini secara baik-baik saja. Aku dan Jeffrey sudah berniat menikah tahun depan. Kita bahkan sudah memiliki tabungan bersama. Sudah mengincar rumah impian juga. Aku rasa, aku harus berbicara dengannya paling tidak sekali saja untuk yang terakhir kalinya."

Mega terus menatap Joanna. Dia masih tidak terima jika hubungan mereka berakhir begitu saja. Karena dia sudah terlanjur jatuh semakin dalam saat berhubungan selama dua bulan.

"Fine. Lakukan apapun yang kamu mau. Karena aku akan menunggu."

Joanna menarik nafas panjang. Dia merasa bersalah pada Mega. Karena telah membuat pria itu berharap padanya. Karena dia jelas belum bisa membuka hati lagi sekarang. Apalagi dengan teman mantan pacarnya.

2. 30 PM

Jeffrey masih berada di jalan. Dia terjebak macet sekarang. Karena hujan turun begitu deras dan terjadi kecelakaan di depan. Sehingga dia harus berada di mobil selama berjam-jam.

Andaikan aku tidak ikut Bunga di tenda malam itu, mungkin Joanna tidak akan melakukan itu padaku. Mega tidak mungkin mengambil kesempatan untuk mendekati wanitaku.

Batin Jeffrey saat melamun di mobil. Dia merasa menyesal sekali. Karena telah menerima ajakan Bunga di tenda pada malam hari. Sebab hal itu adalah akar dari permasalahan ini.

TIN... TIN...

Klakson terdengar kencang dari belakang. Membuat Jeffrey bergegas melanjutkan perjalanan. Dengan perasan tidak tenang.

Setengah jam kemudian Jeffrey tiba di apartemen. Dia melihat keadaan sekitar yang tentu saja sudah rapi. Karena Joanna yang bersihkan sebelum dia tiba kemarin.

Mengingat selama pacaran, wanita itu telah merawatnya begitu baik. Bahkan dia juga yang mengisi kulkas setiap seminggu sekali. Agar Jeffrey tidak kelaparan di malam hari.

Andaikan aku tidak menerima proyek itu, Bunga pasti tidak akan confess padaku. Tidak akan ada video itu dan Joanna akan tetap bersamaku.

Jeffrey mulai membuka kulkas. Di sana ada begitu banyak buah dan beberapa meal prep dalam kotak yang siap masak. Karena Joanna tahu Jeffrey tidak terlalu bisa masak. Namun bisa jika hanya tinggal menggoreng atau merebus saja.

"MEGA BAJINGAN! DIA PASTI SENGAJA MENGATUR SEMUA INI SEJAK AWAL!"

Jeffrey meninjau pintu kulkas. Dia juga mulai menangis sekarang. Menangisi hubungannya dengan Joanna yang telah kandas. Padahal mereka sudah siap menikah. Namun justru seperti ini yang didapat.

Jeffrey mulai meraih ponselnya. Dia berniat menelepon Joanna. Ingin bertemu dengannya. Karena ingin menjelaskan jika dia dan Bunga tidak ada apa-apa.

Isi video itu hanya salah paham. Karena dia tidak membalas ciuman Bunga. Dia memang sempat membeku sejenak karena terkejut tentu saja. Namun beberapa detik kemudian langsung menjauhkan wajah. Meski agak kesulitan karena Bunga sempat menahan dengan menggigit bibir bawahnya.

10 comments for next chapter!

Tbc...

STAGE OF GRIEFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang