Sepulangnya dari acara pernikahan Joanna dan Mega, Jeffrey terus diam. Dia bahkan tidak menanggapi pertanyaan Bunga yang sejak tadi duduk di sampingnya. Membuat wanita itu geram."Kamu kenapa, sih!? Sejak tadi tidak biasa diajak bicara sama sekali! Kamu belum bisa move on dari wnaita ini? JEFFREY!"
Jeffrey yang bahunya diguncang mulai menepi. Sebab dia takut terjadi kecelakaan nanti. Mengingat dia masih ingin hidup lebih lama lagi. Karena orang tuanya hanya memiliki dirinya di dunia ini.
"Keluar!"
"Jeffrey! Tega kamu memperlakukan aku seperti ini? Kamu yang membawaku resepsi! Kamu juga yang harus tanggung jawab memulangkan aku dengan selamat saat ini!"
"Jalanan ini ramai orang. Lagi pula, anggap saja ini impas. Karena aku belum membalas apa-apa setelah apa yang sudah kamu lakukan."
Bunga diam saja. Sebab dia tidak menyangka jika Jeffrey sudah tahu semuanya. Sudah tahu jika dia yang sengaja meminta Bagas merekam dirinya dan mengirim sendiri video itu secara anonim di DM Instagram Joanna.
"Keluar! Aku akan menemui Joanna. Kalau tidak turun sekarang, kamu akan ikut aku kembali ke sana."
Bunga menangis sekarang. Dia langsung meraih tas dan keluar dari mobil dengan tangan mengepal. Dia juga membanting pintu mobil dengan kencang. Sebab emosi pada pemiliknya.
Tanpa menunggu lebih lama, Jeffrey mulai kembali menuju gedung pernikahan. Dia ingin melihat keadaan Joanna. Karena sejak tadi dia hanya tampil sebentar saja. Saat akad dan berfoto bersama. Dia juga tampak pucat meski sudah dirias menggunakan makeup tebal. Sebab sorot matanya sayu dan tidak bersemangat seperti yang seharusnya.
Tidak lama kemudian Jeffrey tiba. Namun dia sudah tidak menemukan Joanna di sana. Hanya ada beberpa orang WO saja yang sedang berbenah. Karena para kerabat sudah pergi juga.
"Mereka baru saja pulang, Mas. Tapi si pengantin wanita dibawa ambulan. Sepertinya memang parah. Untung saja acaranya bisa berjalan lancar."
Jeffrey tampak tidak suka saat mendengarnya. Sebab sepanjang acara, dia memang terus berdoa supaya pernikahan ini gagal. Bahkan sejak semalam dia terus memeriksa ramalan cuaca. Berharap akan ada badai atau apapun itu yang bisa menggagalkan acara.
"Kamu tahu di mana rumah sakitnya?"
"Rumah sakit Medika kalau tidak salah, saya sempat baca logo di depan ambulan."
"Terima kasih."
Jeffrey langsung pergi. Tentu saja guna mendatangi rumah sakit. Karena dia sangat khawatir jika Joanna sakit parah kali ini.
Tidak lama kemudian Jeffrey tiba di rumah sakit. Dia melihat Resa yang berdiri di luar sendiri. Karena yang lain ikut masuk sejak tadi.
"Jeffrey? Sedang apa di sini?"
"Tante. Keadaan Joanna bagaimana? Apa dia baik-baik saja?"
"Joanna aman. Ada banyak yang mengurus di dalam. Mungkin dia akan dirawat semalam. Kamu sendirian? Wanita yang kamu bawa tadi mana? Dia pacarmu, ya?"
"Bukan. Syukurlah kalau Joanna baik-baik saja. Kalau ada apa-apa tolong kabari, ya, Tan?"
Resa menggeleng pelan. Lalu menepuk pundak Jeffrey juga. Sebab dia tahu ini tidak benar.
"Joanna sudah punya suami sekarang. Dia sudah ada yang mengurus. Jadi kamu tidak perlu khawatir berlebih seperti itu. Lanjutkan saja hidupmu dengan orang baru. Jangan terpaku dengan masa lalu."
Ucapan Resa jelas membuat Jeffrey agak merasa kesal. Dia langsung pamit dari sana. Karena jika masuk ke dalam, pasti akan awkward.
Dua hari kemudian.
Joanna baru saja pulang dari rumah sakit. Dia dibawa ke apartemen Mega, karena mereka memang belum memiliki rumah. Sebab rencananya, Mega akan merancang sendiri rumah impian mereka. Sesuai dengan keinginan Joanna.
"Aku mau mandi sekarang. Badanku lengket semua."
Ucap Joanna saat tiba di kamar. Sedangkan Mega yang baru saja meletakkan tas di samping lemari pakaian langsung mendekat. Lalu bergegas menuju kamar mandi guna menyiapkan air hangat.
"Kamu sedang apa?"
"Menyiapkan air hangat. Mandinya jangan lama-lama."
Joanna hanya berdiri di belakang Mega. Dia juga belum melepas pakaian. Karena malu tentu saja. Sebab dia belum pernah telanjang di depan Mega sebelumnya.
"Masuk sini!"
Mega menepuk air dalam bath tub yang sudah hangat. Dia jongkok sekarang. Dengan ujung celana yang sudah basah.
"Kamu tidak keluar?"
"Kenapa harus keluar? Aku mau mandi juga."
Mega langsung menarik kaosnya. Sehingga kini dia bertelanjang dada. Membuat Joanna mundur perlahan. Berniat mengurungkan niat untuk mandi sekarang.
"Kamu saja dulu!"
Mega langsung menarik tangan Joanna. Menahan wanita itu agar tidak keluar dari kamar mandi sekarang. Sebab dia berniat mandi bersama.
"Kenapa tidak bersama saja? Supaya hemat waktu juga? Kita sudah menikah. Kamu tidak punya alasan untuk menolak."
Mega menarik tangan Joanna lagi. Hingga hidung mereka bersentuhan saat ini. Disusul dengan lumatan di bibir bawah dan usapan di pinggang kiri.
Mega mulai melepas pakaian istrinya. Lalu memasukkan diri ke dalam bath tub yang berisi air hangat. Mereka juga melakukan itu untuk yang pertama kali di sana. Namun tidak berlangsung lama karena tiba-tiba saja Mega berhenti di tengah jalan. Saat melihat tatto nama Jeffrey di bawah dada kanan Joanna.
20 comments for next chapter.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
STAGE OF GRIEF
RomanceThe 5 Stages of Grief is a theory developed by psychiatrist Elisabeth Kübler-Ross. It suggests that we go through five distinct stages after the loss of a loved one.