Kalau ada typo tolong tandain ya.
Jika tidak suka langsung diskip saja.
.
.Setelah lima belas menit berada di kamar mandi karena berendam di bathup, Rhea akhirnya selesai berpakaian.
Gaun dress peach pemberian mamanya itu sangat pas di tubuhnya yang langsing dan tinggi bak model catwalk.
Rhea memilih menggerai rambut peraknya yang terjuntai hingga ke punggung dengan memakai jepit rambut bunga peony.
Tidak lupa merias wajahnya dengan bedak tabur bayi dan menggunakan lipbalm.
Rhea tidak pandai berdandan, yang penting hasilnya tidak menor seperti badut Ancol.
Lebih penting lagi, wajahnya tidak bermake up tebal mirip tante cabe-cabean yang haus belaian berondong atau duda hot.
Rhea menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya keluar dari kamarnya dan turun menggunakan lift menuju ruang tamu.
...
Di ruang tamu terdengar suara gelak tawa dan banyak yang berbincang hangat antar satu sama lain.
Lebih didominasi Diana dan Rosita Allern Delarz, sahabatnya semasa SMA sekaligus akan menjadi calon besannya nanti.
Para bapak-bapak hanya diam, sesekali menimpali pembicaraan Diana dan Rosita.
Hanya satu pemuda berwajah tampan bak Dewa Yunani yang tetap menunduk, fokus memainkan handphone.
"Diana, dimana calon menantuku? Mengapa Rhea belum datang? Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya."
Diana terkekeh kecil mendengar rentetan pertanyaan Rosita yang sedari tadi sering melihat ke lift yang pintunya masih belum terbuka, alias tertutup rapat.
"Sabar sayang, mungkin Rhea masih butuh waktu untuk mempersiapkan diri. Tunggu sebentar lagi, pasti Rhea bakal turun."
Allaric Dominico Delarz sebagai suaminya memberi pengertian kepada Rosita.
"Sepertinya bukan hanya ibumu saja yang kangen dengan Rhea. Bukan begitu Zevan?" tanya Devano Aldean Harleyn yang melirik pemuda tampan di sofa paling ujung.
Pemuda tampan itu yang namanya merasa dipanggil, menolehkan kepalanya ke calon mertuanya. "Ya. Kangen." ucapnya singkat.
Definisi duplikat Allaric sewaktu dia masih muda dulu, andalannya raut wajah datar.
Ditambah sikap dingin dan cuek, bahkan untuk ngomong bisa dihitung dengan jari berapa jumlah kalimat yang keluar dari bibir tebal pink yang tidak pernah hitam padahal sering merokok.
Rahangnya tegas, hidung mancung, alisnya yang sedikit menukik, bola mata emas dan tatapan tajam bak burung elang.
Sungguh sebuah pahatan wajah yang begitu sempurna yang diciptakan oleh Tuhan yang membuat banyak wanita di luaran sana rela menjatuhkan harga diri mereka.
Hanya demi menjadi kekasih ataupun calon istri Zevan yang diidamkan banyak wanita.
...
Suasana ruang tamu menjadi hening saat terdengar langkah kaki yang mendekat.
Mereka semua terdiam ketika melihat Rhea yang malam ini terlihat cantik mempesona.
Bahkan Zevan sampai tidak berkedip sama sekali dan tatapannya hanya terarah pada satu objek yang menarik perhatiannya.
"Ekhm!" Suara deheman Diana membuat mereka tersadar kembali.
Diana berdiri dan menggenggam lembut tangan putrinya, menuntun Rhea untuk duduk di antaranya dan sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS? NO PROBLEM.
Fantasy[Sedang dalam proses merevisi] [Update cerita tidak menentu] Cerita ini mengandung adegan yang bikin kalian geleng-geleng kepala dengan antagonis satu ini. Penasaran bukan? Tapi sebelum itu.. [Follow dahulu akun author sebelum membaca] [Jangan lupa...