Chapter 17🌺

13.8K 660 10
                                    

Kalau ada typo tolong tandain ya.
Jika tidak suka bisa langsung diskip saja.
.
.

Semua murid yang ada di kantin bergegas kembali ke kelas karena sudah saatnya jam pelajaran keempat dimulai.

Beberapa ada yang menuju lapangan sepak bola, lapangan bulutangkis, lapangan voli, dan lapangan basket. Tergantung pelajaran  yang akan dibawakan setiap guru PJOK.

Bahkan ada yang menuju kolam renang dan area memanah untuk mengambil nilai dari ujian praktik olahraga.

Sehingga tersisa kelima most wanted, Rhea dan Adelia yang masih stay di kantin.

"Xavier, aku mau masuk kelas dulu. Bentar lagi jamnya bu Trina, kalau ketahuan bolos bisa gawat urusannya."

"Bener itu. Gue takut banget kena amukan bu Trina apalagi mapelnya MTK. Seremm!" timpal Adelia sambil mengelus lengannya, tiba-tiba saja bulu kuduknya merinding.

Di sepanjang perjalanan, bu Trina masih bersin-bersin terus dan entah siapa yang sedang membicarakannya.

Arjuna memakan siomay batagornya sambil menerawang siapa bu Trina itu.

Sesaat, matanya tampak membelalak lebar. "Guru yang wajahnya sangar bin jutek dan nggak pernah senyum itu?"

Justin yang melahap sendok terakhir nasi goreng seafoodnya juga ikut berpikir.

"Kelas lo pada ketiban sial kayak kelas kita ya? Soalnya guru itu hobinya suka ngecek hpnya semua murid, ujung-ujungnya kena sita gitu." jelas Justin sambil memakan es batu di gelasnya.

Adelia dan Rhea kompak mengerutkan dahi terutama Pandu yang ikut mencuri dengar pembicaraan sahabatnya.

"Hah?? Kok hobinya gitu? Kenapa hpnya sampe disita sama bu Trina?" tanya Rhea dengan ekspresi penasaran.

"Heh Justin! Jangan ngada-ngada lo ngab! Jadi takut sendiri gue. Lo dapet informasi darimana cok?!" sahut Adelia sambil buka hpnya untuk membersihkan histori yang sempat dia telusuri.

Kaisar mencubit gemas pipi kekasihnya. "Nggak usah takut sweetie, kalo guru itu macem-macem buka hp kamu nanti aku sama Zevan yang bakal turun tangan."

Adelia mendadak pipinya memanas dan ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya, saat mendengar kekasihnya menggunakan kata 'aku-kamu' seperti Zevan dan Rhea.

Rasanya dia ingin jungkir balik saat itu juga. Belum tahu saja reaksi Rhea yang seringkali dibaperi sama Zevan. Di luar nurul banget.

Zevan yang merasa namanya dipanggil sontak menoleh ke wakil ketua Lavegos, menyunggingkan seringai tipisnya.

"Xavier, histori aku aman-aman aja sih tapi romchat kita takutnya dilihat bu Trisna dan bakal disita gimana?" Rhea tentu saja cemas karena orangtuanya pasti bakalan dipanggil ke sekolah cuma hal sepele itu.

Beda cerita kalau dia membuat masalah, baru bisa tenang. Biar ada kerjaan untuk papa Devan biar nggak ditempeli janda.

Apalagi janda muda yang sering gonta-ganti pasangan hidupnya karena ingin mengeruk kekayaan mantan suaminya.

"Aku juga sepemikiran sama Rhea. Apalagi kalau disidang dadakan sama guru BK-nya. Males banget sama sikap pilih kasihnya itu." rengek Adelia dengan bibir melengkung ke bawah, kayak ada telinga anjing terkulai.

Kaisar yang kepalang gemas dengan raut wajah memelas kekasihnya langsung saja memberikan ciuman bertubi-tubi seluruh wajah cantik itu.

"Ahaha.. Kaisar geliii.. Udah stop! Wajahku habis kena air liurmu semua." ucap Adelia sambil mendorong jauh wajah kekasihnya.

ANTAGONIS? NO PROBLEM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang