Kalau ada typo tolong tandain ya.
Jika tidak suka bisa langsung diskip saja.Halo, gimana kabar kalian?
.
.Adelia mengerutkan dahinya kala seperti melupakan sesuatu. Setelah lama berpikir akhirnya dia mengingat tentang seragam sekolahnya yang belum diganti.
"Rhea, temenin gue buat ganti baju ke toilet. Ini gue masih pake seragam yang kena kuah bakso sama es teh sama PPB tadi."
Rhea mengangguk dan melompat ke bawah dengan mudah. "Ayo, Adel.. Turun cepetan. Tinggal lompat nanti gue nangkep lo."
Adelia langsung melompat sambil menutup matanya dan untungnya berhasil ditangkap dengan cepat oleh Rhea.
"Sampe kapan lo merem gitu? Katanya mau ditemenin buat ganti baju?"
Adelia membuka matanya dan segera turun dari gendongan sahabatnya. "Bentar. Lo kok kuat gendong gue?" Rhea menyimpan belati lipatnya kembali di belakang softcase hpnya "Kuat lah. Lo beratnya seringan kapas sih."
"Seringan kapas dari mananya anjir?! Gue beratnya 45kg. Gue ini mau diet biar nggak diejek gemuk sepupu gue." dumel Adelia.
Rhea menelisik tubuh sahabatnya dari atas ke bawah dan terkekeh geli. "Berat lo udah ideal bagi perempuan. Kalo lo masih diejek gemuk, berarti sepupu lo matanya katarak."
"Anjir! Kalo sepupu gue disini dengerin lo ngomong gitu, auto tersinggung dia. Berat badan lo berapa Rhea?"
Mereka berbincang santai sambil berjalan ke toilet perempuan meskipun masih jam pelajaran berlangsung.
"Cuma 39kg, kalo dibuletin ya 40kg nan. Kalo gue ngelakuin diet kayak lo, bisa jadi anak kekurangan gizi. Emangnya lo mau?"
Adelia berhenti sejenak dan memandangi tubuh sahabatnya lalu menggeleng pelan.
"Gue nggak mau jadi anak kekurangan gizi padahal selalu disediain makanan di rumah. Lo kok bisa sekurus itu, bagi tipsnya dong."
Rhea menggandeng tangan Adelia hingga sampai di toilet perempuan. "Pas masih di Swiss, gue sering nge-gym. Hasilnya tubuh gue setinggi ini dan beratnya segini terus."
Adelia berdecak kagum. "Berarti gue emang harus rajin nge-gym daripada diet. Btw, gue penasaran sama tinggi badan lo."
"Kalo tujuan lo hanya buat ngurusin badan, jangan. Lebih baik tinggiin badan lo supaya nggak dikira anak SMP. Terakhir gue ngecek sekitar 170cm." ucap Rhea yang melenggang pergi ke loker sahabatnya untuk mengambil seragam sekolah cadangan.
"Iya juga ya. Gue pas nemenin reuni alumni mama, banyak yang ngira gue ini anak SMP. Gara-gara tingginya 150cm. Mengsedih.."
Adelia mengulurkan tangannya, menerima seragam itu. "Thanks Rhea. Gue ganti baju dulu. Nanti sambung lagi."
Rhea hanya mengangguk saja dan berdiri di samping pintu toilet yang digunakan Adelia.
Tiba-tiba... Ceklek.
Suara kenop pintu masuk toilet dibuka oleh seseorang yang ternyata adalah Luana.
Rhea tentu saja langsung memasang sikap waspada dan sedikit menjaga jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS? NO PROBLEM.
Fantasy[Sedang dalam proses merevisi] [Update cerita tidak menentu] Cerita ini mengandung adegan yang bikin kalian geleng-geleng kepala dengan antagonis satu ini. Penasaran bukan? Tapi sebelum itu.. [Follow dahulu akun author sebelum membaca] [Jangan lupa...