Kalau ada typo tolong tandain ya.
Jika tidak suka bisa langsung diskip saja.
.
.Suasana kantin nampak mulai ramai saat bel istirahat berbunyi. Seluruh murid AHS di kelas X-XII jurusan IPA dan IPS mencari bangku kosong sisanya ngantri memesan makanan di warung stand yang berbeda.
Di sisi Adelia, saat ini dia tengah menunggu pesanannya yaitu bakso mercon di warung stand Pak Galih, langganannya.
Setelah lelah menunggu, akhirnya pesanan makanannya selesai dan menaruh seporsi mangkuk bakso mercon di nampan dengan mangkuk mie ayam pesanan Rhea.
Tidak lupa dengan es teh hangat request aneh bin nyeleneh Rhea dan es milkshake strawberry miliknya ditaruh nampan itu.
Dengan hati-hati, Adelia membawa nampan yang lumayan berat itu kembali ke mejanya Lavegos dimana Rhea dan dia duduk tadi.
Ketika hendak berbalik, tiba-tiba seorang siswi menabrak dirinya hingga terdengar bunyi pecahan. BRAK! PYAARRR!!
Tentunya, bunyi pecahan yang nyaring itu menarik atensi seluruh murid yang ada di kantin dengan tatapan terkejut bercampur penasaran termasuk Rhea yang melihatnya.
Bukan nampan yang dibawa Adelia, tetapi milik siswi itu yang terjatuh dan mangkuk beserta gelasnya pecah.
Isinya berceceran di lantai dan siswi itu terlihat seperti suster ngesot yang masih menunduk ketakutan.
Adelia tentu emosi bukan main saat merasa siswi itu dengan sengaja menabraknya dan kuah panas bakso mengenai tubuhnya.
Bahkan ada noda kuning bercampur cokelat yang tercetak jelas di seragam putihnya.
"ANJING! LO SENGAJA NABRAK GUE YANG SEGEDE GABAN GINI DAN DI JALAN YANG SELUAS INI! MATA LO BUTA HAH?!" bentak Adelia dengan intonasi naik satu oktaf.
Bisik-bisik terdengar seakan tengah menilai siapa yang salah dan siapa yang benar.
"Menurut gue, Adelia nggak bicara bohong. Jelas-jelas cewe itu sengaja banget nabrakin diri ke Adelia. Mata gue masih normal gini."
"Bener banget. Cewe itu udah nggak punya urat malu ya? Kalau gue jadi dia, udah pasti nggak ada muka pergi ke kantin."
"Jelas-jelas yang salah cewe itu, emang bener ayang bebeb gue marah banget."
"Halu lo ketinggian cok! Nanti jatuh, nangis lagi. Mana cocok Adelia sama lo, bagaikan langit dan bumi yang tidak pernah bersatu."
"Anjing! Panjang bener omongan lo kayak rel kereta api, biasanya diem mulu."
"Tapi cewe itu kasihan juga sampai nangis terus badannya gemetar kayak gitu."
"Ngapain juga kasihan. Harusnya yang lo kasihani Adelia. Buka mata lo lebar-lebar."
"Gue setuju sih, jangan sampai kita tertipu sama trik licik yang dimainkan cewe itu."
"Lagian gue kenal banget sama Adelia sejak masuk AHS. Dia nggak pernah bully orang. Apalagi nyari masalah, nggak ada gunanya"
Banyak yang membenarkan perkataan Adelia dan menganggap jika siswi itu yang mencari masalah duluan.
Siswi itu semakin memendam kekesalannya karena tidak ada yang membela dirinya dan tidak sesuai dengan ekspetasinya.
"Ma-af k-kak, a-aku ng-nggak se-ngaja. Hiks! A-aku ng-nggak tau ka-kak le-wat hiks, si-ni" jawab siswi itu terbata-bata dan masih tetap bersimpuh di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS? NO PROBLEM.
Fantasy[Sedang dalam proses merevisi] [Update cerita tidak menentu] Cerita ini mengandung adegan yang bikin kalian geleng-geleng kepala dengan antagonis satu ini. Penasaran bukan? Tapi sebelum itu.. [Follow dahulu akun author sebelum membaca] [Jangan lupa...