"Kal,Haikal," panggil Axel pada Haikal yang sedang sibuk belajar.
"Apa sih ax, gue lagi belajar ini loh! Kenapa sih tumben panggil duluan?" tanya Haikal
"Balas dendam yok! Gue ga terima sama kejadian beberapa minggu lalu, mereka harus di kasih pelajaran karena sudah berani buat lo sekarat." kesal Axel membuat Haikal yang tadinya menulis langsung berhenti.
"Membalas dendam? Pada siapa? Kata gue sih ga usah deh ax buang-buang tenaga aja" balas Haikal melanjutkan mengerjakan tugas nya.
"Lu terlalu baik, lu harusnya marah karena mereka udah mau bunuh lo karena masalah sepele seperti itu! Lo kan ga sengaja nabrak ketua mereka tapi mereka malah seenak jidat nya mau habisi nyawa lo. Dikira lo kucing apa? Yang punya 9 nyawa kalaupun mati bakalan hidup lagi kayaknya" jelas Axel panjang lebar,Haikal yang mendengar itu langsung menganga lebar.
Seorang Axel Mahendra berbicara panjang seperti itu harus di berikan nilai A+ sih. Haikal yang masih belum percaya kalau Axel sang Alter ego yang biasanya berbicara dingin nan datar itu bisa berbicara sepanjang rel kereta api.
Haikal berpikir kalau Alter nya ini salah makan atau tadinya terbentur sesuatu makanya bicaranya sepanjang itu, ehh tapi kan ya? Axel alter egonya, cara makan sama terbentur tuh gimana? Masa iya itu salah dirinya.
"Gue malah di samain ma kucing hadeh! Gue sama kucing itu beda ax dan suatu keajaiban lu bisa ngomong sepanjang itu" balas Haikal
"Coba liat kearah cermin kal!" suruh Axel pada Haikal
"Kenapa? Bentar" Haikal beranjak dari duduknya dan berdiri di depan cermin.
Tiba-tiba seseorang muncul di dalam cermin,membuat Haikal terkejut itu dirinya dalam versi lebih berbeda. Wajah datar andalan yang khas bagi seorang Axel Mahendra muncul di cermin itu, Untung saja cermin yang ada di hadapannya ini tidak ia hancur kan secara spontan tadi.
"Datar amat pak mukanya" komentar Haikal melihat wajah Axel di dalam cermin.
Bukannya menjawab komentar dari Haikal, Axel hanya menatap tajam Haikal membuatnya sedikit takut. Ingat hanya sedikit takut saja! Selebihnya memberanikan diri menatap balik Axel.
"Kenapa liatin gue kayak gitu? Lo pikir gue takut sama lo gitu oh jelas tidak dong!" ucap Haikal dengan wajah songongnya
"Siapa bilang kalau lo takut ehh atau lebih tepatnya Pura-pura agar tak takut bukan?" ucap Axel tepat sasaran membuat Haikal menatap sang alter takut-takut.
Haikal menghela nafas pelan dan berpikir sesuatu
"Ayo biarkan aku ambil ahli tubuh lo cuma sehari aja buat balas dendam kal. Apa lo ga mikirin perasaan Leo waktu tau lo sekarat di depan matanya sendiri, dia merasa terguncang kal. Dia merasa gagal jagain lo seperti lo jagain dia saat dia butuh dijaga" jelas Axel membuat Haikal terdiam.
Benar! Axel benar jika mental Leo terguncang dan ucapan maaf selalu terucap di bibirnya yang biasanya akan sering mengomel tapi sekarang malah ungkapan rasa bersalah dari bibirnya. Ia merasa bersalah karena mendengar kata maaf dari Leo, pelukan hangat yang bisa haikal berikan pada Leo.
Merasa bersalah? Tentu saja! Haikal setiap hari akan selalu merasa bersalah karena sudah membuat sahabatnya seperti itu. Dia merasa gagal menjaga sang sahabat dan malah menyakitinya secara ga langsung seperti itu. Haikal pernah berpikir bagaimana bisa seorang Leo Bisma Nareswara mau berteman dengan dirinya.
"Lakukanlah! Jika membuat diri lo baikkan, lakukan balas dendam itu tapi gue mohon kembali dengan selamat dan jangan buat tubuh gue merasakan sakit lebih lama lagi. Habisi setiap orang yang membuat tubuh ini terluka tapi jangan bunuh keluarga gue okey" ucap Haikal dibalas anggukan oleh Axel
*****
Setelah berdebat yang sangat panjang dan melelahkan bagi Haikal akhirnya Axel mengambil ahli tubuhnya selama 1 malam aja dan semoga tidak akan ada yang tau akan hal itu. Jika malam ini tubuh Haikal di isi oleh jiwa lainnya yaitu axel.Disinilah axel sekarang, di depan markas demon dan akan menghabisi setiap orang yang ada di dalamnya.
"Lihat siapa yang datang kemari, Si lemah Haikal datang kesini seorang diri," ucap Aska mengejek
"Suatu keajaiban bukan? Gue datang kemari sendiri tanpa kalian paksa seperti biasanya" ucap Axel dengan tampang datar.
"Bukan seperti kalian yang menyerangnya seperti pengecut kalo lakik lawan gue!" tantang axel sambil memandang remeh lawannya.
Aska dan teman-temannya yang merasa di tantang pun langsung menyerang Axel dengan cepat ia menangkis setiap serangan yang di berikan oleh mereka.
"Gitu aja udah capek, sekarang gantian,"
Axel langsung menghajar mereka semua dengan tongkat yang dia bawa saat ini, suara erangan kesakitan, suara tulang yang di patahkan dan juga suara barang pecah karena Axel membanting tubuh mereka dengan brutal. Setelah selesai dengan urusannya, ia pun langsung pergi dari sana meninggalkan markas yang sebentar lagi akan hangus terbakar.
"Selamat tinggal sampah masyarakat!" ucap Axel menatap datar markas di depannya.