Haikal POV:
Hari ini adalah hari senin,hari yang dimana sangat sibuk. Terlebih lagi untuk mereka yang pergi ke kantor,sekolah maupun kuliah. Mencari uang dan ilmu agar mempunyai masa depan yang cerah.
aku menuruni tangga dan berjalan kearah ruang makan. Di Sana sudah ada papa,mama dan juga ada adik bungsuku. Aku ingin mendekat dan makan bersama mereka tapi nyatakan aku tak mempunyai nyali yang besar buat dekat, aku bisa liat mereka sangat bahagia walaupun hanya bertiga.
Aku ingin sekali mengabaikan mereka tapi ternyata itu tak bisa. Aku menyayangi mereka tanpa diri ku sadar juga membutuhkan kasih sayang juga dari mereka berdua. Peran orang tua sangat penting untuk Anak-anaknya.
"Bi, Haikal bisa minta tolong ga? Buatkan haikal bekal buat nanti dimakan disekolah" ucapku pada salah satu maid dan di balas Anggika olehnya.
"Baik tuan" balasnya, bibi rania seseorang yang merawat ku dari kecil dan memberikanku arti sebuah kasih sayang yang telah lama hilang.
Bekal yang ku tunggu sudah selesai dibuat dan mulai ku masukan ke dalam tas. Aku berpamitan dengan bibi rania setelah mengucapkan terimakasih padanya. Karena masih mempunyai sopan santun pada yang lebih tua, aku berpamitan pada kedua orang tuaku yang masih sedang makan. Dibalas deheman singkat oleh mereka berdua.
"Abang berangkat jam segini? Kenapa sih, nanti abang di sekolah juga ga ngapa-ngapain" Aku diam tidak menjawab ucapan dari adik bungsuku dan aku langsung pergi begitu saja.
"Dasar tidak punya sopan santun!" geram mama Tisa.
***
Aku mengambil sepeda kesayanganku di garasi mansion ku, kalau ditanya kenapa aku tidak mengunakan motor atau mobil jawabannya adalah aku tidak diberikan fasilitas seperti itu. Kalau adikku dia mah dapat apa saja. Namanya juga anak bungsu kesayangan.
Aku mulai melaju sepedaku meninggalkan halaman rumah dan berangkat ke sekolah yang jaraknya tak jauh dari mansion. Mungkin jarak yang ditempuh hanya 1 km dari rumah dan membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai di sekolah.
Cuaca hari ini sangat cerah dan aku sangat menyukai hari ini apalagi dengan udaranya yang sangat sejuk. Di Tengah jalan ada sebuah mobil melaju kearah ku dan aku langsung mendadak membuat tubuhku langsung terjatuh keatas aspal sedangkan mobil itu berhenti dan membantuku untuk berdiri.
"Maafkan saya tuan, saya tadi sedang terburu-buru." ucapnya sambil mengecek keadaanku
"Saya tidak apa-apa. Jangan seperti itu pak, kalau begitu saya permisi dulu takut terlambat" pamitku pada pria paruh baya dengan sopan.
Setelah sampai di pekarangan sekolah dan menaruh sepeda kesayanganku di parkiran sekolah. Aku pun langsung berlari ke kelas karena takut guru sudah datang dan mulai mengajar. Jam sudah hampir mau jam 7 padahal dia berangkat jam 6 lebih 15 menit ditambah lagi insiden yang menimpaku.
Haikal POV end
Guru mulai masuk membuat kelas yang tadinya ramai menjadi hening sesaat dan mereka memusatkan pandangan mereka pada seorang pemuda manis yang ada di sebelah wali kelas mereka.
Haikal memandang pemuda itu dengan tangan bertumpu pada meja dan juga menatap wajahnya lekat.
Membuatnya langsung melongo tak percaya, 'putih amat tuh kulit' pikir Haikal saat ini."Buset lucu amat tuh murbar! Mana putih lagi, orang cina nih pasti." batin Haikal yang mana masih menatap murid itu.
"Napa sih tuh orang? Liatin gue mulu, gue ada salah pasti! Tapi kan, ya? Gue masih murbar disini" batin pemuda manis itu bingung
"selamat pagi anak-anak" sapa guru itu dibalas oleh muridnya di kelas itu.
"Baiklah, kita kedatangan murid baru dan kamu silahkan memperkenalkan dirimu di depan teman-temanmu" tambah guru itu dengan mempersilakannya untuk memperkenalkan diri ke depan semua murid yang ada didepannya.
"Halo semuanya, perkenalkan namaku Leo Bisma Nareswara. Panggil aja Leo. Semoga kita bisa menjadi teman dan salam kenal semuanya" ucap leo sambil tersenyum membuat murid dikelas itu memekik gemes.
'Anjir gemes banget cuy!'
'Dek sini sama abang'
'anak bontotnya pak Bisma Nareswara lucu amat'
'Ga dapet abangnya Dapet adiknya sabilah"
Dan bla bla bla bla
"Baiklah, kamu sekarang boleh duduk di sebelah Haikal nama yang ibu sebut silahkan angkat tangannya" ucapnya membuat Haikal langsung mengangkat tangannya
Leo yang mengerti pun langsung berjalan kearah bangku Haikal dan duduk disebelahnya. Haikal yang pada dasarnya friendly banget sama siapapun, dia langsung mengajak anak baru itu berkenalan alibi biar jadi temen dia gitu dan di balas anggukan singkat oleh Leo.
"Kenalin gue Haikal Aditya Bramantya dan panggil aja Haikal" ucap Haikal sambil mengulurkan tangannya.
"Leo Bisma Nareswara,panggil aja Leo."
Haikal mengangguk pelan dan langsung menatap ke depan melihat guru mengajar.