Simpanan Pak Presdir-2

3.9K 143 11
                                    



"Si bangsat tu ga bohong, ini emang pil penyubur rahim." tangan Jay kembali meletakkan pil yang diberikan oleh Jake.

"Jay.. kenapa ga lo bilang sama gue dari awal? lo dokter dan juga sering ngeliat gue konsumsi itu setiap malam.." Jay melepaskan kacamatanya, menggantungkan jas putih dokternya sebelum menghampiri Jake yang menyandar di tempat tidur.

"gue pikir.. lo punya pacar dan nekat buat ngandung anak dia? who knows? lagipun gue ga segabut itu buat perhatiin apa yang lo minum Jake. you are not my boyfriend. Kecuali kalo lo mau kita balikan kayak--"

"-Jay. Kita sudah sepakat buat ga ngungkit ini lagi."

"Ga ngungkit kok. Cuma ngenang dong, apa ga boleh juga?" Jake menatap Jay nanar. Sebelum pria yang seumuran dengannya itu melingkarkan tangannya pada pinggang Jay.

"Jay.. sshh!! stop!" Jake menghalau Jay yang asik mengendus aroma lehernya. Ia dan Jay dulu pernah melakukan ini tidak sekali dua kali. Jadi tak heran jika Jay masih hafal bagian-bagian sensitif dari tubuhnya.

"gimana kalo lo hamil dan ternyata janinnya itu perpaduan antara sperma gue dan sperma si bang-- aww!" Jake memukul lumayan keras tengkuk Jay.

"jangan ngomong sembarangan! gue mulai minum ini semenjak pacaran sama Sunghoon dan putus sama lo!"

"duh, ngenes amat hidup gue ditinggalin gini."

"ck! gausah banyak drama lo. bukannya dulu lo ngelakuin itu sama gue buat pelampiasan karena lo kangen sama cowok yang lo suka kan? yaudah gue dulu juga gunain lo buat pelampiasan"

Jay terdiam.

"Dahh lupain aja. Mending lo temenin gue buat datang ke acara ulang tahun Jungwon!" Jay menekuk alisnya.

"Jungwon? Park Jungwon?" Jake mengangguk membenarkan.

"Anak dari Park Sunghoon dan Kim Sunoo?" Jake kembali mengangguk.

"Kok lo kayak kaget gitu? Park Sunghoon itu presdir tempat gue kerja.. dia juga yang lo sebut brengsek itu..." ucap Jake dan sedikit mengecilkan suaranya di beberapa kata terakhirnya.

Melihat Jay yang tak kunjung membalas ucapannya, Jake berdecak kesal dan melepas paksa pelukan Jay di pinggangnya.

"Udahlah! kalo lo ga mau ikut. Yaudah gue pergi sendirian--"

"gue ikut."

Jake menatap bingung wajah Jay yang serius. Namun selang tak lama setelah itu Jake hanya menggeleng pelan. Ia memilih untuk beranjak dari kasur dan melangkah menuju kamar mandi. Berniat untuk mandi mengingat pesta itu akan diadakan satu jam tiga puluh menit lagi.

Mungkin saja, dokter muda itu banyak pikiran hingga membuat sikapnya menjadi aneh seperti ini.

"Kim Sunoo ya?" Jay bergumam pelan. Sebelum ia membuka laci nakas yang dekat dengan kasurnya --dan Jake. Mengambil sebuah kotak cincin yang sudah usang itu. Mengusapnya perlahan.

Jay menatap pantulan tubuhnya di cermin besar yang tegak di sudut ruangan kamarnya. Jay berdeham pelan. Sebelum dia kembali menatap cermin dan melafalkan kalimat yang sudah berulang kali ia ujarkan.

"Sunoo, gue udah lama nyimpen rasa sama lo. cuma gue ga ahli dalam masalah kayak gini. Dan.. gue bukan mau ngajak lo pacaran. Tapi gue pengen ngajak lo ke hubungan yang lebih serius. Kim Sunoo, Will you marry me?" Jay mengeluarkan kotak cincin itu dan menghadapkan pada cermin.

Our Ikeu! [Jake Harem]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang