⚠️Note di bawah tolong dibaca ya sayangg💓
Happy reading!
"Gue suka kak Jake."
"Gue juga suka Jake."
Jay menatap datar wajah Heeseung. Malah sang empu mengedarkan pandangannya pada dua belahan hatinya yang tengah sibuk bermain pasir di sepinya pantai sore ini.
Bukan. Heeseung bukannya ke pantai di hari yang tidak weekend. Hanya saja bagi Heeseung terlampau mudah untuk menyewa satu lokasi pantai ini.
Boros? Berlebihan? Tidak apa. Hitung-hitung merayakan lima tahun tumbuhnya hasil keringat Heeseung dan Jake itu.
Selang beberapa menit Heeseung baru sadar akan sorot mata elang yang setia menatapnya itu. Heeseung terkekeh sembari menepuk pelan bahu Jay.
"Lo udah pernah bilang ini. Tepat waktu Jake habis lahirin Riki. Gue tau, Jay. Jake emang sesempurna itu sampai semua orang ga bisa nemuin kekurangan dia."
"Lo ga takut?"
"Takut apa?"
"Gue udah suka sama kak Jake jauh sebelum lo nikahin kak Jake, bang."
"Iya terus? Jake udah jadi punya gue sekarang. Lo harusnya mikirin sekolah lo aja dah. Sekolah yang bener."
"Mungkin lo anggep ini candaan. Ini yang ke tiga kalinya gue ngomong ini ke lo, bang."
"Ketiga?"
"Pertama kali gue ngomong ini, waktu lo jadian sama kak Jake dan bilang ke gue kalo kak Jake cuma jadi bahan taruhan lo."
Heeseung tertawa pelan. "Lo itung yang itu? gue sih engga. Waktu itu lo masih bocah ingusan yang pastinya seluruh kisah cinta lo cuma cinta monyet doang."
"Gue tau lo ga secinta itu sama kak Jake, bang. Lo mungkin bisa manfaatin sifat polos kak Jake. Tapi gue adek lo. Gue lebih lama hidup bareng lo dibanding kak Jake."
"Kok pembicaraan lo ngawur sih Jay? Lo mabuk?"
Jay menggertakkan giginya. Mencoba untuk tidak menatap wajah yang sangat ingin ia hancurkan dengan kedua tangannya itu.
"Oke. Gue minta maaf karena sempat narik perhatian orang tua lo. Maaf karena buat nyelamatin nyawa gue, orang tua lo harus pergi ninggalin lo. Tapi satu yang perlu lo tau.." Jay melangkah mendekat pada Heeseung.
"Gue nyesal karena harus punya kakak angkat yang seegois dan selicik lo, bang."
Heeseung terdiam. Tangannya mengepal di balik punggungnya.
"Jujur sama gue. Siapa Sunoo?"
"Lo bicara apa sih Jay? Sunoo? Gue ga tau."
Jay menyunggingkan sebelah bibirnya. "Jadi selama ini lo ga tau nama cowok yang tiap akhir pekan selalu lo datengin apartnya? Really? Apa Lee Heeseung yang gue liat itu cuma ilusi gue doang?"
"Selain brengsek, lo pedo juga ya. Brengsek karena selingkuhin kak Jake waktu kak Jake lagi down karena kehilangan anak kedua kalian. Dan pedo karena lo macarin Sunoo yang notabenenya seumuran sama gue."
"Close your fucking mouth." Heeseung mendorong Jay menjauh. Kehilangan dua sosok itu tentunya tak disadari oleh Jake dan Riki yang masih sibuk dengan proses pembuatan istana pasir mereka.
Jay hanya tertawa mengejek melihat sifat tempramental Heeseung yang mudah keluar jika dipancing sedikit saja. Jay penasaran, apa Heeseung selalu main tangan pada Jake jika ada masalah di rumah tangga mereka?
"Okay-okay. Don't be mad, bro. Gue minta maaf ngatain lo pedo. Gue si juga suka sama kak Jake yang umurnya sepuluh tahun lebih tua dari gue. Gapapa. Kita normalin aja hal ini oke? Umur cuma angka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Ikeu! [Jake Harem]
Fiksi Penggemar"Set it free, Let it be, Leave it be" MINISTORY | ONE-TWO-THREE-FOURSHOOT. MAIN CAST : SUNGHOON [ENHYPEN] & JAKE [ENHYPEN] WARNING! RATE : T-M ANGST/BDSM/ADULT/FLUFF/MATURE-CONTENT. 🔞ziojuncea🔞