SETELAH 3 hari kak Bening dan Arof pulang, tepat pada hari selasa pukul 5 sore Ibu pulang dari tugas keluar kota nya. Saat pulang aku langsung disambut oleh Ibu yang membawa banyak oleh-oleh dari kota Jakarta, aku sangat senang ibu kembali..tapi tiba tiba handphone ku berbunyi notif. Itu adalah Arof, ia mengajak ku pergi ke cafe malam ini dan kita pun janjian pukul 7 malam dan ia juga yang akan menjeputku menggunakan motor nya. Setelah mandi dan bersiap-siap, Ibu memanggil ku dan Ibu berkata kalau Arof sudah datang 'Ibu tau Arof?' aku pun keluar dari kamar ku dan menyusul ke ruang depan, Arof yang menggunakan baju hitam panjang juga jaket jeans nya dipundak terlihat begitu tampan aku pun langsung bergegas pergi tapi tiba-tiba Ibu berkata
"pintar ya anak ku, cari cowo tampan gini..nak arof jaga ya kaede nya, nanti tante restuin" ucap Ibu dan jempol nya yang mengacung.
"siapp tantee, pinjem nak gadis nya ya" balas Arof sambil tersenyum lebar.
Saat itu aku hanya bisa terdiam mendengar pembicaraan Ibu dan Arof, mengapa Ibu jadi kesambet setan bucin nya Arof sih. Arof memasangkan helm itu kepada ku ia langsung menaiki motor tersebut aku pun juga ikut menaiki motor itu, sebelum jalan Arof menarik tangan ku dan mengarah ke pinggangnya dengan maksud berpegangan pada nya, karena seperti biasa Arof akan berkendara ngebut. Setelah sampai dicafe nya, Arof juga melepas kan helm yang aku pakai dia juga menggenggam tangan ku sambil berkata
"supaya gak hilang anak gadis nya tante asmara" ucap Arof dan tertawa kecil.
"berhenti menganggap ku anak kecil Arof..aku ini seumuran dengan mu tau! Juga bukan karena supaya gak hilang, kamu modus kan rof?" balas ku dengan wajah pasrah ku.
Arof tidak membalas perkataan ku ia hanya tersenyum jail, ia mengajak ku masuk dan mengajak ku duduk dikursi balcon luar yang sudah ia pesan sebelum nya. Aku heran Arof seperti ini, tak biasa nya ia effort untuk melakukan sesuatu. baru saja meminum teh yang sudah ia pesan tiba-tiba ia berkata
"malam ini lo cantik banget de, kayak bukan kaede yang nerd banget itu loh." Ucap Arof singkat.
Aku tak menggapi nya, aku hanya menganggap kalau Arof hanya omong kosong.
"de, naik bianglala yuk"
"dimana? Ditaman malam itu?" balasku.
Arof tak membalasnya lagi, ia langsung menarik ku kekasir dan membayar nya. Ia langsung menyuruh ku untuk menaiki motor nya, Arof langsung bergegas menyalakan mesin motor nya dan pergi ke taman malam itu.
Setelah sampai, ia juga membayarkan tiket masuk nya, kami berdua langsung mengantri wahana bianglala. Tetapi tiba-tiba ada kios permen yang sangat menarik dan berwarna warni, aku terus memandangi kios tersebut. Tiba-tiba Arof menarikku ke kios tersebut "mau? Yuk beli" ucap Arof singkat. Aku hanya mengangguk cepat dan tersenyum kegirangan, saat aku mendatangi kios permen tersebut aku langsung menunjuk gulali besar berbentuk cinta itu. Saat aku ingin mengeluarkan uang dari dompet tiba-tiba tanganku ditahan oleh Arof dan dia lebih dahulu membayar menggunakan uang nya.
Setelah membeli gulali tersebut aku pun langsung memakan nya sedikit, tak lupa aku juga menawari Arof yang sedari tadi memperhatikan ku dengan mata manis nya "mau? Ini makan" ucap ku dengan senyuman. "gak dulu nanti gue diabetes, udah ngeliat gadis nya tante asmara yang manis makan yang manis juga." Jawab nya sambil tersenyum. Setelah menghabiskan gulali tersebut pun seketika ada angin besar menghembus kan rambut ku, tiba-tiba aku merasa kedinginan dengan sergap aku mengeluarkan selendang Kudari tas dan memakai nya juga aku memeluk diriku sendiri.
Arof yang memperhatikan ku pun tiba-tiba memberikan jaket jeans nya kepada ku juga memakaikan nya kepada ku dan merangkul ku dari samping. Aku dan Arof pun akhirnya kembali mengantri wahana bianglala lagi karena memang itu tujuan kami dari awal. Tiba saat nya kami yang naik, kami duduk berhadapan. Arof duduk bersandar sambil melipat tangan nya didada. Aku yang khawatir pun melepas selendang ku dan memasangkan selendang merah itu ke leher Arof.
Yang aku bisa lihat malam itu hanyalah wajah Arof yang memerah, juga kembang api yang menyala besar dilangit. aku hanya tersenyum dan berkata dalam hati 'tidak biasa nya Arof berdiam diri seperti ini, apa yang terjadi ya? Apa ku tanya saja?', namun bukan kata-kata itu yang keluar dari mulut ku. "arof..kamu suka kak bening ya?" ucap ku sambil menatap nya. Arof tidak membalas nya, ia hanya menghembuskan nafas berat nya dan berkata "mungkin.." dengan pelan.
Tidak lama setelah kejadian itu akhir nya, kami pun turun dari bianglala tersebut. Setelah turun aku pun melihat ada dua perempuan yang memakiku saat disekolah kemarin di dekat kios permen. Aku pun langsung mendorong Arof mengarah ke photo booth, saat didalam photo booth tersebut aku langsung memojokkan Arof didalam sana.
"ah, lo ngapain sih?!" ucap Arof ke heranan
"lo ini... sinting gila miring ya?" tambah Arof.
"memang." Jawab ku singkat.
"SILAKAN MASUKKAN KOIN DI LUBANG YANG SUDAH DISEDIAKAN."
Tiba-tiba suara mesin berbunyi, aku pun langsung memasukan koin kedalam lubang tersebut.
"wah wah! Aku ingin sekali coba berfoto disini!"
"hasil fotonya bagus loh!" tambah ku.
Ciing, ciing, ciing bunyi cekrekan foto kami. Aku pun mengambil 2 lembar foto itu, tak lupa ku berikan pada Arof selembar. "kamu manis Arof" ucap ku spontan, aku pun sedikit mengintip keluar untuk memastikan dua perempuan itu sudah tidak ada. Saat ku pastikan tidak ada aku dan Arof pun keluar dari photo booth itu, aku pun melihat jam tangan ku tidak kerasa sekarang sudah pukul 9 malam.
"sekarang sudah jam 9 malam, aku sudah mau pulang arof."
"gue antar ya, gue udah janji sama tante asmara" balas nya sambil memegang tangan ku.
"besok jaket ini ku kembalikan, selendang itu buat kamu saja" tambah ku.
"gak, jaket itu untuk lo aja. Pakailah kalau kapan-kapan lo butuh." Balas Arof.
Saat itu tepat pukul setengah sepuluh aku sampai rumah tak lupa aku berterimakasih kepada Arof karena sudah mengantar dan membayari makanan ku juga jaket yang ia berikan. Malam ini adalah malam yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI
Romance"Ku ingin cinta hadir untuk selamanya Bukan hanyalah untuk sementara Menyapa dan hilang Terbit, tenggelam bagai pelangi Yang indahnya hanya sesaat 'Tuk kulihat dia mewarnai hari Tetaplah engkau di sini Jangan datang lalu kau pergi Jangan anggap hat...