Sorenya..
Omino Ibiki mengumpulkan kertas jawaban ujian di meja para genin yg lulus ujian Chunin tahap pertama.
"huh?", mulut yg sedikit terbuka, Ibiki tediam melihat sebuah kertas ujian di meja salah satu peserta ujian Chunin yg lolos di tahap awal. Kosong... Hanya ada soal pertanyaan tanpa jawaban. Mengambil kertas ujian yg membuatnya tanpa sadar tangan kirinya yg memegang kertas-kertas ujian gening lain, mengepal, Uzumaki Naruto, hanya peserta saja yg dijawab. Membuat Ibiki tertawa sangat pelan dengan mulut tertutup yg mulai melengkung keatas, tersenyum hingga matanya tertutup dan melengkung. "Tak kusangka ada yang lulus dengan kertas kosong. Uzumaki Naruto... Bocah yg menarik".
Melanjutkan jalannya, sekali lagi, kejadian yg sama terjadi. Hanya saja kali ini pertanyaan dalam kertas terjawab semua. Membuat Ibiki terkesima sampai matanya membelalak tak percaya seiring membaca setiap jawaban yg seperti bukan jawaban yg akan diberikan oleh genin melainkan Jounin terlatih. Tak hanya sampai disana, begitu Ibiki membalikkan kertas ditangan nya yg tertera nama peserta Uzumaki Naruko. kertas peserta lain dulu tangan kirinya jatuh berhamburan ke lantai. Di balik kertas..terdapat koreksi pada setiap pertanyaan dan ada saran beserta satu dan dua contoh pertanyaan yg hanya bisa di jawab oleh Chunin ahli yg sangat terlatih di bidang informasi dan pencurian informasi.
"Pffttt... Bhahahaha...sungguh, ada apa dengan Uzumaki ini..hahaha.." Omino Ibiki di buat tertawa saking tak percaya dan terkesima, baru kali ini ada genin seperti kedua Uzumaki ini,benar-benar menarik dan luar biasa! "Bocah ini...apa saja yg sudah dia lalui, pemikiran tak seperti anak seumurannya. Dia akan menjadi Ninja yg takkan terkalahkan di masa depan ..." Ibiki sebelum termenung mengalihkan pandangannya ke langit senja di luar jendela. "Kakashi kau punya tugas yg berat.".
====
"Yang disebut informasi itu terkadang... Lebih berharga daripada nyawa. Dalam misi atau medan perang, informasi adalah sesuatu yang diperebutkan dengan nyawa!"
"Ingat ini, mendapat informasi yg tidak benar... Bisa mengakibatkan bencana untuk desa dan teman kalian".
"Lalu, bagaimana dengan dua pilihan ini? Anggap saja kalian sudah menjadi Chunin. Tujuan misi kalian adalah untuk mencuri dokumen rahasia! Kau tidak tahu berapa banyak musuh, kemampuan dan persenjataan yang mereka miliki. Selain itu, mungkin saja ada perangkap yg disediakan oleh musuh. Sekarang... Apa kalian mau ikut atau tidak ikut? Karena takut kehilangan nyawa... Karena takut nyawa temanmu dalam bahaya... Apa kau bisa menghindari misi berbahaya seperti itu? Jawabannya adalah... Tidak! Ada misi yang tidak bisa kau hindari walaupun itu sangat berbahaya! Memberi semangat pada teman-temanmu, dan kemampuan untuk bertahan dalam kondisi apapun... Itulah kemampuan yang diperlukan untuk menjadi seorang pasukan yang disebut Chunin!. "
"Naruko... Oi, Rambut tomat! Ck, Naruko!"
langit senja sudah berubah malam sejak beberapa jam yg lalu. Sekarang sudah mendekati jam sepuluh malam, cahaya dari bulan sabit dikelilingi bintang menyinari taman. Naruko Uzumaki duduk termenung di ayunan taman bermain yg sudah sepi, seorang diri dengan pikiran yg terus terngiang perkataan omino Ibiki. Sampai tak menyadari Uchiha yg kebetulan lewat, menghampirinya setelah memanggil beberapa kali tapi tak menyahut.
Coba kalo bukan Naruko Uzumaki yg dipanggil, melainkan gadis remaja dan pra-remaja lain didesa.. Dengar suara nya aja udah langsung sadar dan merona, menghampiri Uchiha dengan malu-malu maupun centil. Sayang bukan, ini Naruko Uzumaki yg tak pernah tertarik dengan Uchiha sedikit pun semasa academy... Kecuali begitu kejadian na'as mengerikan itu terjadi, menyadarkan gadis Uzumaki dengan...perasaan nya yg kini tak terlalu dimengerti dan tak lagi penting bagi putri mendiang Hokage ke 4 ini.
Menghela nafas, berjongkok didepan satu-satunya di Konoha yg rambutnya semerah makanan kesukaan nya, tomat. "Dasar rambut tomat, Apa kau jadi tuli, keseringan dengar teriakan Naruto dan sakura?". Emang ni anak mulutnya gak ada saringan, walau suaranya tenang dan terkesan cuek tanpa emosi...kayak es batu. Meski kata-katanya se-tajam silent, untung ganteng jadi penulis ampuni.
Hening,
Terjadi keheningan yg terasa nyaman bagi Uchiha, selalu seperti ini, ketika bersama Naruko, dan berisik si rambut merah yg tak terlalu bagi Uchiha malah terkadang menghibur dan memeriahkan kehampaan dihidupnya yg hampa setelah peristiwa itu.... Hanya saja kalau bisa sifat menyebalkan Naruko tolong di kurangi, si rambut merah semakin hari semakin usil dan iseng, sering sekali mengerjai nya.
Sasuke merasa sedikit kasihan dengan pasangan hidup si rambut merah dimasa depan, pasti jadi bulan-bulanan Naruko. Tunggu... Apa peduli nya dia dengan pasangan si rambut merah? Ck, dasar. Semakin kesini dirinya semakin tidak beres.
Meski hanya dengan pencahayaan dari bulan sabit dilangit malam yg ditemani bintang-bintang, dan cahaya yg tak cukup dari lampu taman yg jarak agak jauh dari ayunan. Siapa yg mendisain taman ini? Kenapa lampunya jauh? Dan... Apa konoha kekurangan uang? Sampai cahaya lampu taman redup seperti ini, benar kata Naruko, orang dewasa Konoha memang tak bisa diandalkan.
Untungnya Uchiha memang dianugerahi penglihatan yg tajam, jadi Sasuke bisa melihat mata biru yg tak fokus melihat kedepan seolah hanya raga Naruko yg ada tapi pikirannya melayang, entah apa yg dipikirkan otak ajaib gadis Uzumaki.
Uchiha entah bagaimana merasa nyaman bahkan dalam posisi jongkok dengan satu di takut menyentuh tanah, tak bisa mengalihkan pandangannya dari si rambut merah yg melamun, membuat langit malam tanpa emosi bertubrukan dengan langit biru yg terkena sinar bulan.
Sejak awal Naruko sudah tau resiko dari memiliki informasi.. Nyawanya lah taruhan nya. Dirinya telah siap untuk hal seperti itu sejak memahami dan mengerti tentang apa itu ninja bagi para pemimpin desa, bidak catur, pion sekaligus bidak yg berfungsi melindungi sang raja, para pemimpin yg busuk.
Tapi... Benarkah, dirinya Bisa mengakibatkan bencana untuk desa dan temannya? Dia tak peduli dengan desa, hanya saja... Teman.
Gambaran-gambaran kebersamaan nya dengan Naruto, Tenten, Iruka-sensei,paman ichiraku dan putrinya, shika dan keluarga nya, Chouji dan orang tuanya, sasuke, hinata dan sakura, silih berganti dalam pikiran nya. Kakashi bisa melindungi dirinya sendiri, jadi tidak perlu. Mereka semua bisa celaka karena dirinya... Padahal mereka satu-satunya yg benar-benar baik dan tulus dengannya.
"Naruko...oi...", Mengulurkan tangan kanannya, jari telunjuk dan tengah di tekuk dengan ditahan ibu jari... Pandangan Uchiha tak berpindah dari gadis Uzumaki.
Cetak
"Ittai!" Naruko Mengaduh, mengelus keningnya yg sakit. Tersadar dari lamunannya, menatap pelaku dengan tajam.
Sang pelaku berdiri tanpa rasa bersalah, melangkah ke ayunan disamping Naruko. "Takhe, sudah kupanggil berkali-kali kau tidak dengar". Mendudukkan dirinya disana.
"Apasih masalah mu, chikkibatto? Sakit tau."
".... apa yg kau pikirkan? "
"Bukan apa-apa..." Elak si rambut merah, berbohong..lagi. "Hanya masalah perempuan".
"Benar kata Nara, perempuan merepotkan "
"Heh! Apa katamu chikkibatto." Naruko langsung berdiri didepan Sasuke denga kedua tangan disilangkan dan tatapan tajam. Tak Terima. "Dengar ya, laki-laki yg bikin perempuan repot tau!". Menunjuk si pemuda Uchiha menawan yg sangat populer, tepat di hidungnya. Enaknya perempuan yg disalahkan, perempuan itu tak pernah salah. "...tunggu, Nara mana yg kau maksud? Shikamaru?
Menatap datar,namun tak suka,menepis pelan telunjuk Naruko. "Siapa lagi.".
"Sejak kapan kau dekat dengan nya? "
"Kenapa?" Menengadah, menatap langsung ke mata Naruko, senyuman miring nya perlahan muncul. "Cemburu?". Entah apa yg dipikirkan Uchiha sampai kalimat seperti itu keluar dari mulutnya.
"Dih, gk Banget cemburu sama situ berdua."Naruko, mengibaskan poninya. "Yg ada, semoga langgeng sampe pernikahan".
"Per--pernikahan...!? Kau pikir aku apa?!"
====

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruko Uzumaki_ [slow Up]
FanfictionLanjutan/sambungan dari fanfic Naruko Uzumaki. Karena kayaknya udah kebanyakan disana, makanya saya lanjut ceritanya disini. Chapter 108