05

304 48 1
                                    

Seorang pria berambut pirang keemasan dengan rupawan sangat ganteng dan tak lupa tatapan datar itu sedang duduk dengan posisi bak seorang raja berhati dingin.

Iris pria itu menatap dingin seorang pria yang berambut merah semerah tomat. "Apa sudah ada informasi nya? "
Orang yang ditanya seperti itu dengan takut menggelengkan kepalanya pelan, yang mengatakan bahwa ia tidak mendapatkan informasi.

Pria surai pirang keemasan itu berdecak tak suka.

"Kenapa?! Bukankah salah satu pelayan disini sudah mengatakan bahwa putri ku ditarik masuk ke dalam pusaran itu lalu kenapa kalian semua yang nobet nya seorang ksatria tidak bisa mendapatkan informasi walau sedikit saja?!!! " ujar pria itu dengan nada emosi saat para prajurit nya serta tangan kanannya tidak mendapatkan informasi tentang putri nya yang tiba-tiba ditarik masuk kedalam sebuah pusaran hitam itu.

Para prajurit bahkan tangan kanan pria itu sedikit tegang serta pasrah jika kaisar mereka benar-benar emosi dengan mereka. Tangan kanan raja itu -felix robane- dengan hati hati pun mengangkat suara.

"Maaf yang mulia tapi saat kami menyelidiki kasus kehilangan putri mahkota, tidak ada jejak sedikitpun di tempat terakhir putri mahkota hilang. Kami semua juga telah mencari informasi tersebut namun kami tidak menemukan itu. Seolah-olah ada yang  menghilangkan jejaknya yang mulia" jelas felix yang mewakili teman teman nya disana.

Teman temannya diam diam terharu karena felix begitu berani membela mereka, walau raja mereka itu masih marah akan kehilangan putri pertamanya.

Sang raja -claude de alger obelia- menatap dingin nan datar kearah felix yang seketika menengguk ludah dengan kasar. "Apa maksud mu felix robane? Ada yang menghilangkan jejaknya? Itu mustahil" ucap claude yang membuat felix ingin membuangnya ke sungai amazon, gegara tidak mempercayai perkataan darinya itu.

"Yang mulia.. Itu bisa saja terjadi tanpa kita ketahui" ujar felix yang diam diam tersenyum pasrah.

Claude tersenyum remeh sembari menopang pipinya dengan tangan kirinya. Pria itu saat ini duduk di kursi raja dengan tatapan datar nya.

"Jangan berbicara dengan omong kosong doang felix. Ini bukan saatnya bermain main! " ujar claude yang mulai kesal karena tangan kangannya berbicara dengan omong kosong, bahkan informasi darinya pun omong kosong.

Sedangkan felix yang mendengar itu cuman menghela nafas pasrah aja, dan berharap ada seseorang yang datang kesini dengan membawa informasi yang bikin si tiran itu puas.

Sementara di sisi teman teman nya, mereka diam diam melirik nya dengan iba, karena dia telah berusaha semaksimal mungkin menjelaskan sesuatu tapi claude malah mengatakan bahwa itu omong kosong belaka saja.

Setelah itu suasana disana semakin tegang serta hening. Felix dan teman temannya mulai berkeringat dingin dan saling melirik satu sama lain untuk melakukan sesuatu, tapi mereka tidak berani karena masih sayang nyawa.

Tapi tepat setelah mereka saling melirik satu sama lain, ada suara yang tiba tiba muncul didekat mereka.

"Namun sayangnya perkataan tuan felix adalah kebenaran yang mulia" ucap seseorang yang berambut hitam gelap panjang dengan mata merah semerah darah, yang berdiri di samping felix yang masih nunduk hormat ala ksatria.

Claude mulai menyeringit kening nya saat mendengar itu dan langsung saja menatap tajam orang itu yang sangat lancang muncul tanpa masuk lewat pintu. "Apa maksud mu tuan penyihir?"

Orang itu ternyata seorang penyihir, penyihir menara hitam -lucas-. Lucas sebenarnya sudah memiliki usia yang sangat tua daripada manusia tapi dia berubah wujudnya yang seumuran dengan adik (name) -athanasia- atau bisa juga seumuran dengan (name).

putri mahkota [Eleceedxreader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang