18.

735 78 3
                                    

Millie :
Sepi bangettt tumben :((

Madeline :
Gue mo S2 deh

Julie :
Tiba tiba amat
Napa?

Madeline :
Pengen aja
Emang napa sih kalo gue S2?

Julie :
Lo kesambet ya?

You :
Good 4u mad

Madeline :
Finally i have a supporter

Millie :
Wahhh ini nih bintang utama
Gimana kalian berdua?

You :
Just friend

Millie :
I mean you and floral
Gue denger akhir akhir ini suka jalan berempat

Floral :
That's what couples do, millie

Millie :
So harvey-cecil not just friend? GREATTT

You :
MASIH TEMENAN

Julie :
Gosh HTS. Sucks.

Millie :
222

Gadis itu mendengus kesal dan mematikan ponsel nya, Cecil yang sedang menemani Melan berbelanja untuk kebutuhan sehari hari.

"Melan?" Kedua gadis itu pun menoleh saat ada yang memanggil Melan, Melan pun sedikit terkejut saat melihat kehadiran seorang lelaki yang cukup tinggi.

"Blake? Hai! Sendirian?" Sapa Melan.

Blake Darwin Clinton, pria berumur 30 tahun dan sering disapa dengan Blake. "Iya nih, tadi abis ketemu kak Ghea ngomongin kelanjutan bisnis." Melan mengangguk mengerti.

Cecil bayangan yang tidak di anggap oleh kedua nya ia pun berdehem agar mereka sadar bahwa ada orang, "oh iya, Blake ini Cecil adek sepupu ku." Mereka pun berjabat tangan.

"Blake."

"Cecil. Jadi ini ya temen—"

Melan pun menyenggol sedikit kencang agar Cecil terdiam, "temen apa ya?"

"Enggak kok enggak ada. Dia sedikit gak enak badan sekarang." Jelas Melan sambil tersenyum kaku. Mendengar itu Blake hanya mengangguk saja. "Yaudah kita duluan ya, see you later." Pamit Melan.

Sebelum pergi Blake menahan Melan, "See you tonight. I'll chat you." Mendengar itu Melan mengangguk dan masih tersenyum. Mereka pun pergi. Cecil melirik kakak sepupu nya dan terlihat Melan sedang senyam senyum sendiri.

"Jadi gini ya liat Melani Lenon jatuh cinta."

Melan menoleh dan terkekeh, "Kenapa sih, sel. Kamu noh kapan sama Harvey?" Cecil pun terdiam saat mendengar pertanyaan dari kakak nya.

"Kayak biasa nya. Nothing special."

• • •

"AKHHHHH!!!!!" Suara geram dari Harvey lebih tepat nya teriak di rumah Elliot.

"Dia kenapa sih?" Tanya Howard yang memerhatikan temannya dari tadi.

"Salting. Cecil cium dia, kemarin malem." Jawab Elliot sambil melihat Harvey yang berjalan mondar mandir sambil berteriak.

"Untung kamar lo luas, kalo enggak nyokap bokap lo bakal kaget kaget an deh." Ucap Howard sambil tertawa kecil dan diikuti oleh Edmund.

Harvey pun menghampiri mereka, "bisa diem kagak? Nyesel gue kenapa gue kagak cium balik dia!" Elliot terkekeh ia pun menepuk nepuk pundak sahabatnya.

"Kan nikah lebih bagus. Bener kan?" Howard dan Edmund mengangguk setujuh.

"Gila lo."

"Ya elah vey, kek lo gak bakal ketemu sama Cecil aja." Ucap Howard.

"Iya, Cecil pasti bakal samperin lo kalo waktu nya kosong." Ucap Edmund sambil mengambil keripik kentang.

Harvey pun duduk di sofa sambil merenung, "terkam aja gak sih?"

"WOI!"
"Gila amat lu!"
"Sehat?"

Lelaki itu menghela nafas panjang, "pengen banget gue pacarin."

"Ya nembak lah, confess dulu baru nembak."

"Langsung aja gak sih?"

"Pdkt aja."

"Bacot lu semua."

• • •

To be continue

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After The Event -Gyulisa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang