12

877 97 7
                                    

Kediaman Raymond, jika masih bingung. Satu keluarga besar ini berada di satu rumah yang sama, meskipun jarang bertemu itu pun hanya sarapan dan makan malam jika bertemu walaupun tidak lengkap.

Jam di pukul 07.10 pagi, Harvey berada di ruang gym bersama Elliot. Kali ini Elliot menginap di rumah Harvey karna kedua orang tua nya setelah selesai acara makan malam mereka akan pergi ke luar negeri.

"Lo sampe berapa hari disini?" Tanya Harvey sambil mengelap wajah nya dengan handuk.

"Gak tau. Napa? Lo mau ngusir gue?"

Harvey terkekeh "kagak nanya aja. Tumben sih, lo nginep disini biasa nya tidur di kantor." Ucap Harvey.

Elliot pun mengambil botol minum nya, "Ya kangen gue sama nih rumah juga." Ucap Elliot dan meminum minumannya. "Btw kak Harris kapan balik dari balikpapan?" Tanya Elliot.

Harris Joseph Raymond, anak sulung dari Peter dan Wilona yang bertugas ke Balikpapan oleh kakek nya. Harvey mengedik bahu nya, "gak tau." Jawab Harvey.

Elliot mengernyit dahi nya, "kalian saling tukar kabar kan?" Harvey mengangguk.

"Sering, cuman kadang besok nya dia bales chat."

"Sibuk kali." Harvey mengedik bahu nya lagi "Tau dah."

Suasana pun hening, Elliot yang sangat tidak menyukai suasan seperti ini ia pun bangkit dari duduk nya "Mandi dah gue."

"Cepet amat."

"Ada waktu nya untuk nge-date, sayang. Lo gak mau ajak Cecil jalan gituh?"

"Kemarin aja udah ketemu."

"Ooh jadi lo bosen ketemu terus?" Harvey menggeleng geleng kepala nya dengan cepat.

"Kagak njir! Cuman dia lagi sibuk jadwal nya padet pasti." Elliot mengangguk mengerti.

"Oke lah, atau gak lo temenin si Howard pdkt ama temennya. Oh gini aja kalian berdua double date—"

"Bacot lo udah sana mandi!" Elliot terkekeh ia pun mengangguk dan mengambil handuk kering sambil berjalan menuju kamar mandi yang tersedia dalam ruang itu.

Harvey pun melanjutkan kegiatannya tidak lama ponsel nya berdering.

Bang Harris

Terdapat layar yang diperlihatkan tertulis nama itu, Harvey pun berhenti lagi dan mengambil ponsel nya.

"Halo?"

"Harvey! Hai! What are you doing now? Abang ganggu gak?"

"Engga kok bang, kenapa? Tumben telfon."

"Mau kasih tau abang balik ke jakarta lagi."

"Hmmm punya calon istri nih?"

"Woi bocah belum!"

Di balik ponsel itu Harvey terkekeh, "terus kenapa bang? Ada alasan tersendiri?"

"Gak juga sih, balik ke jakarta cuman beberapa tahun. Mau tes orang orang disini."

"Ooh yaudah lah."

"Eits, kamu sama seli gimana? Abang pantauin sosmed nama kalian jadi bahan perbincangan nih, kenapa nih?"

"Engga kita cuman temen aja."

"Oooh aman aman aja kan?"

"Iya bang iya."

"Yaudah, matiin ya. Jangan lupa kasih tau mama papa."

"Iyaa."

"Bye arvie."

"Dah bang."

Harvey pun mematikan telfonnya dan ia terdiam sejenak, "udah punya calon ini mah." Gumam Harvey dan melanjutkan kegiatannya.

• • •

Cecil yang terdiam dan ia hanya memperhatikan kakak sepupu nya yang senyam-senyum sendiri di layar ponsel nya.

Carsen berada di samping Cecil ia pun menyenggol pelan lengannya, gadis itu menoleh kepada kakak nya 'kasmaran' gerakan mulut pada Carsen membuat dia mengerti kenapa Melan seperti itu.

Faros yang baru saja duduk dan memperhatikan cucu ke dua nya, "Alani kamu kenapa?" Tanya Faros yang khawatir mengapa cucu nya senyum sendiri padahal ke dua cucu lainnya hanya terdiam dan memperhatikannya.

Melan menoleh dan menyapa kakek nya dengan senyuman, "Siang kakek, ah... tidak hanya temen melan buat lelucon." Jawab Melan. Faros hanya mengangguk ia pun beralih kepada Carsen dan Cecil.

"Kalian berdua. Bagaimana hari kalian?" Tanya Faros. Carsen yang sedang minum ia mengangguk "hari ku baik baik saja kakek."

"Seli sayang?"

"Ya, aku juga baik baik saja."

"Apa kalian bertiga tidak ada rencana untuk jalan jalan?" Tanya lagi Faros.

"Ah... untuk hari ini kita di rumah saja dulu, kakek juga harus banyak istirahat." Jawab Carsen.

"Istirahat bukan hanya tidur di kamar, istirahat itu menikmati hidup." Ucap Faros yang sedang membuka lembaran koran.

"Aku juga tidak maksud istirahat itu tidur kek."

Faros menghela nafas, "ada kabar dari Ashton? Seperti nya dia sangat menikmati bulan madu nya." Ucap Faros.

Carsen menggeleng geleng kepala nya, "seli?" Cecil menoleh. "Ya, dia sedang menuju kesini." Jawab Cecil sambil melihat ke arah dimana orang yang lewat pintu depan masuk.

Faros pun melihat cucu bungsu nya, "hm?"

"Selamay siang keluarga, ada yang rindu kepada ku?" Tanya seorang pria yang berpakaian rapi sambil melepas kacamata hitam nya. Ashton Camden Lenon, kakak dari Cecilia.

"Ashton, long time no see boy." Sapa Faros sambil senyum simpul. Ashton menghampiri kakek nya sambil mengecup pipi nya "apa kakek baik baik saja? Penyakit kakek tidak kambuhkan—" Ucapan Ashton terpotong.

"Cukup mengkhawatir kan kakek, dimana istri mu?" Tanya Faros yang melirik ke belakang cucu pertama nya.

"Dia sedang di toilet. Ah iya, aku bersama Harris kebetulan kita ketemuan di bandara." Jawab Ashton dan Harris pun menghampiri Faros.

Terlihat Cecil, Carsen dan juga Melan hanya menjadi penonton karna mereka cukup shock kehadiran Ashton yang tidak menduga bahwa dia datang.

"Hey kenapa kalian bengong, ayo cepat peluk aku!" Seru Ashton sambil melentang kan kedua tangannya.

• • •

To be continue

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lenon :
1. Ashton Camden Lenon
2. Carsen Midas Lenon-Herbert
3. Melani Emerie Lenon
4. Cecilia Maeve Lenon

After The Event -Gyulisa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang