10.

1K 115 8
                                    

29 Oktober 2017

"Harvey, kamu mau sampe kapan liatin jendela?" Tanya seorang wanita paruh baya sambil melihat Harvey yang sudah 1 jam memandangi jendela.

"Nanti aku nyusul, nek."

"Nyusul apa? Kamu mau nenek kamu mati duluan?"

Harvey menoleh dan mengernyit dahi nya, "apaan sih nek, ngomong nya sembarangan banget." Beverly yang menatap tajam kepada cucu nya sambil memegang tongkat.

"Kamu yang aneh. Nyusul apa coba."

"Bukannya udah waktu makan malam?"

Beverly menghela nafas panjang, "udah jam 9, nenek kesini mau liat kamu kenapa gak ikut makan di bawah." Jawab Beverly, Harvey membulat mata nya.

"Hah.. kok harvey rasa nya baru jam 7."

Tak!

Suara jitakan yang Harvey dapat dari nenek nya, "maka nya ngapain kamu ngelamun!?"

"Duh! Ya aku cuman liat jendela nek!"

"Tapi gak sampe 1 jam 2 jam! Udah lah, kamu makan dulu di bawah." Harvey yang masih mengusap dahi nya ia pun mengangguk dan pergi ke bawah.

"Kok kamu gak ikut makan malem tadi?" Tanya Peter sambil menyeruput kopi nya.

"Ketiduran pa." Jawab Harvey dengan bohong.

"Halah kerjaan kamu bohong terus, dia abis melamun sambil liat jalanan padahal gak ada kendaraan yang lewat." Jawab Beverly yang berada di samping cucu nya sambil menyinis.

"Duh nek, udah lah tidur aja! Temenin kakek sendirian tuh!"

"Kamu ya gak sopan!"

"Iya nek iya maaf." Harvey pun duduk di hadapan Peter yang masih menikmati kopi nya dengan buku di tangan pria itu.

Beverly pun pergi meninggalkan putra nya dan cucu nya.

"How are you doing?" Tanya Peter yang seolah dia baru saja bertemu kembali dengan anak nya.

Harvey yang sedang memakan makanannya menatap heran kepada ayah nya, "good...? Kenapa tiba tiba nanya pa?" Tanya balik Harvey.

"Enggak kok, cuman nanya aja keadaan kamu gimana. Papa perhatiin akhir akhir ini kamu suka melamun ya, what's wrong kid?"

Harvey terdiam sejenak, "ah... enggak kok, pusing karena tugas kuliah aja pa."

"Harvey Jamien pusing karena tugas? Sejak kapan itu terjadi?"

"Sejak perjodohan pa." Batin Harvey.

"Sejak.... Gak tau." Jawab Harvey dan melanjutkan makannya.

Peter pun menutup buku nya dan menatap anak nya, "Arvie, jangan bilang kamu kecewa ya?"

"Kecewa karena apa sih pa, enggak ada kok."

"Beneran? Yang mama sama papa jodohkan itu termasuk sahabat kamu loh."

Harvey terdiam, "udah lah pa, gak usah di bahas lagi. Udah satu tahun yang lalu gak usah di bahas."

Peter mengangguk mengerti, "okay then. Besok temenin papa sama mama main golf yuk!" Ajak Peter.

Harvey menjawab dengan anggukan, "oke papa masuk kamar ya." Ucap Peter dan bangkit dari kursi nya ia pun pergi.

Harvey menghela nafas panjang "mau sampai kapan nih perasaan hilang?"

• • •

22 Maret 2024

"Oh Cornelia long time no see, Darl." Sapa Wilona sambil memeluk Cornelia.

"It's good to see you, Wilona."

"Ayo ayo masuk." Ajak Wilona.

"Liat deh, muncul lagi nih di Wow talk!" Seru Elliot sambil memperlihat ponsel nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Liat deh, muncul lagi nih di Wow talk!" Seru Elliot sambil memperlihat ponsel nya.

Harvey yang berada di samping nya dan melirik sebentar, "Oh." Harvey pun menatap kedepan sambil berjalan.

"Nih keluarga Harvey mengadain private dinner tetep aja tau nih netizen." Ucap Elliot.

Howard mengangguk setujuh, "iye bener napa bisa ya?"

"Diem lo berdua, gossip melulu kerjaannya." Ucap Edmund yang menyuruh Howard dan juga Elliot untuk diam. Seperti nya dia lelah mendengar suara mereka.

Cecil yang berada di hadapannya Harvey dan Harvey sedang mengobrol bersama Handrew Arcturus. Kepala keluarga dari keluarga Arcturus atau ayah dari Elliot.

Harvey yang selesai berbicara dengan Handrew ia pun melihat ke depan ternyata dia tidak sadar bahwa di depannya ada Cecilia Maeve Lenon.

'Hai' Harvey menatap Cecil sambil menggerakan mulut nya tanpa bersuara.

Cecil membalas dengan senyuman, 'mau keluar nanti?' Cecil pun mengangguk.

Jari Harvey pun mengkode dengan artian 'Oke' .

Tanpa mereka sadari ketiga lelaki itu yang tidak jauh dari dudukan mereka ternyata memperhatikannya, "orang bucin gini ya." Ucap Elliot.

"Diem."

"Galak amat lo ed" ucap Howard.

"Ayo selamatkan aku, ward."

"Geplak aja deh ed, kok gue jijik."

"Lo berdua diem."

Mereka pun akhir nya terdiam.

• • •

To be continue

After The Event -Gyulisa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang