17.

716 85 5
                                    

"UNO!" Seru Elliot yang kartu nya tersisa satu. Terlihat semua nya mendengus kesal terutama Harvey yang tidak mengucap uno agar Elliot masih ada kesempatan untuk kalah.

"Ayo ayo kartu merah atau enggak nomor 9 ayo dong ayo ed!" Semangat Elliot dengan muka nya yang sangat tengil.

Edmund menghela nafas kasar ia mengambil kartu di tengah, "Ahaha gak punya ye. Cecil ayo." Cecil yang berpikir sementara ia pun mengeluarkan 2 plus.

"Sorry vey." Harvey melihat ke arah Cecil ia tersenyum, "don't be." Harvey mengeluarkan 4 plus dan Howard pun terkena.

"Bajingan kenapa gue!?" Kesal Howard yang menepuk kepala harvey di belakang. Mau tidak mau Howard pun mengangguk 6 kartu.

Terlihat mereka sangat menikmati permainan, setelah usai Elliot mengajak untuk bermain ToD.

"Oke kita main ToD, gak aneh kok. Kalo Dare kita bukan perintahin but we drink this whisky, one shot." Jelas Elliot sambil menaruh 6 gelas kecil di hadapan mereka.

"Scary for who can't drink." Ucap Cecil sambil melirik ke arah Floral.

"I can do it." Cecil tersenyum.

Permainan pun di mulai, berurut kepada Edmund-Cecil-Harvey-Howard-Floral-Elliot. "Edmund, truth or whiskeyyyy?"

Edmund yang tidak menjawab ia pun mengangkat gelas kecil nya, "ah gak seru!" Seru Howard dan Harvey secara bersama.

"Cecil girl, true or dare?"

"True!" Seru Cecil dengan bersemangat.

"Oke, gue besti lo atau bukan?"

Cecil bingung dan tertawa saat mendengar pertanyaan yang di berikan oleh Elliot, "Ya ya lo besti gue elliot." Senyuman lebar dari Elliot namun terdapat tatapan tajam dari Harvey.

"Dia skip aja."

"Woi kenapa njir!?" Heran Harvey.

"Lo sinis ke gue, skip."

"Howard, true or whiskeyy?"

"I need whisky, sini!" Elliot mendengus kesal ia pun mengisi kan whisky dalam gelas.

"Floral, true or true?"

"Woi kok true or true?" Heran Howard sambil meletak kembali gelas nya.

"Kenapa? Terserah gue. Gue yang punya permainan."

"I guess true then." Jawab Floral.

"Oke. Kalian pacaran?" Tanya Elliot. Suasana pun menjadi hening dan Elliot pun mendapat pukulan dari Edmund.

"Lo beri pertanyaan aneh mending gak usah lanjut." Ucap Edmund.

"Iya iya. Tapi gue penasaran, jadi hubungan kalian gimana?" Tanya Elliot.

Floral dan Howard saling melihat dan Howard pun memberi kode, "Actually we're engaged."

"BAJINGAN!"
"Njing!"
"Wow"
"Wait what?"

Terlihat mereka terkejut saat mendengar jawaban dari Floral, "wah udah keduluan. Emang ya yang pasti langsung gas beda yang cuman HTS tapi gak tau mereka HTS an atau bukan." Sindir Elliot sambil melihat mengarah Harvey dan Cecil.

Kedua nya pun pura pura tidak mendengar sindiran itu.

"Oke gue. Gue... Of course my beloved whiskey. Muach!" Ucap Elliot sambil mengecup botol whisky nya.

"Goblok." Satu kata yang terkeluar dari mulut Edmund.

"Edmund lo skip, Cecil. True or Dare?"

Cecil terdiam sejenak ia pun memilih "True, lagi."

"Kalo lo gak kenal Harvey dan lo liat kita berempat, who will is the most attractive?" Tanya Elliot.

Cecil kembali terdiam dan bingung apa yang harus dia jawab, "kalo jujur. Edmund keren. But still Harvey is most attractive in my eyes." Jawab Cecil.

Elliot tersenyum dan tertawa kencang, "Oh fuck his ears are red!" Seru Elliot yang melihat ke arah Harvey, dan benar telinga lelaki berdarah Raymond itu merah.

"Oke oke. Harvey, true or true?"

"Lah?"

"Jawab."

"Or"

"Tolol, jawab yang bener kagak!?"

"Ya true."

"Momen apa yang berkesan waktu lo berdua di Paris waktu itu?" Pertanyaan dari Elliot membuat Harvey pun flashback dan momen yang muncul saat Cecil menciumi nya.

"We got our first kiss."

Edmund yang sedang meminum ia pun tersedak, Elliot yang masih tertawa dia terkejut. Floral dan Howard kedua bola mata nya membulat. Cecil ia terkejut dan melihat mengarah Harvey, "so my dream is real?"

Harvey mengangguk. Cecil pun mengambil gelas dan menuangkan whisky, "waw Harvey... sorry that i've stolen your first kiss." Ucap Cecil.

Harvey terdiam dan hanya tersenyum.

• • •

"Sorry, again." Ucap Cecil yang berada di dalam mobil, Harvey pun terkekeh "Gak papa, i enjoyed." Ucap Harvey. Tanpa ia sadari perkataan yang dia keluarkan membuat kedua pipi gadis itu panas.

Mereka pun sampai, sebelum Cecil turun ia pun mendekati wajah Harvey dan mengecup bibir lelaki itu. "Thanks for the ride, Raymond. See ya." Pamit Cecil dan keluar dari mobil.

Harvey yang masih terkejut ia pun menampar diri nya, "gue belum cium balik..."

• • •

To be continue

After The Event -Gyulisa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang