Flower VI

979 101 20
                                    

                           

                            komen






Karena terlanjur bertemu dengan bocah berandal ini, zayyan seolah terkungkung tidak bisa pergi kemana mana.

Ia ingin sekali menghindar, agar tidak berurusan lagi dengan pria pilihan bibinya ini.

Sudah berkali-kali dia hampir di lec*hkan.

- " tadi- pagi -aku -bertemu -dengan- bibimu- di -toko-, aku -memborong- semua- barang-dan-bunga -yang- kau- jual-di-sana."

"Tapi-Aku-belum-membayarnya
-karena-belum-ada-uang-kes,
Ia-berpesan-padaku-untuk-
mencarimu-dan-mengambil-uang
-di-rumahku".

"Bagaimana? -kau-ikut-tidak?!-atau-kau-lebih-
memilih-bibimu-sendiri-yang-menyuruhmu-pergi?!"

Zayyan tidak ingin langsung percaya, bocah ini sering kali menipunya, ia tidak mau terjebak untuk yang kesekian kalinya.

Zayyan: " Aku-tidak-percaya-kau-pasti-
berbohong!!"

"Baiklah!
-jadi-kau-tidak-percaya-ayo-
ikut-aku-akan-aku-tunjukan-padamu-apa-yang-aku-punya!!!"

Bima menarik paksa lengan zayyan agar mengikutinya,
Ia menunjukkan lusinan karangan bunga yang disusun rapi di bagasi mobilnya, dan barang dagangan bibinya mungkin hampir setengah toko berada di mobil yang lain.
mobil pickup miliknya.

"Lihat-apa-kau-masih-tidak-percaya!?- dan-ini-adalah-struk belanjanya!, - aku-sengaja-memborong-ini-semua-
Untuk -dibagikan-ke-pakir-miskin-di-
daerah-ini!-apa-kau-masih-tidak-mau
-ikut-denganku!

Dengan sedikit emosi dan niat yang terselubung, ia berpura-pura seolah tidak ingin dirugikan.

Ya...
Ia terpaksa merogoh koceknya lebih dalam, hanya agar bisa mencari perhatian dari Bibi Lasmi, dan paling utama adalah mendapatkan zayyan.

Zayyan yang termenung melihatnya, agak ragu, dengan wajah tertunduk menahan kesal, ia terpaksa.

Sepertinya bocah ini tidak berbohong.

Apakah dia harus ikut Bima karena ini perintah bibinya, tapi kalau dia tidak ikut, zayyan sangat yakin, pulang nanti dia pasti akan di sambut dengan tamparan dan cambuk oleh bibinya.

Dengan ragu dan berat hati, ia pun menyetujui untuk mengikuti Bima.

Zayyan:" Baiklah-aku-akan-ikut!
-tapi.. -setelah-mengambil-uangnya-kau-
harus-membiarkanku-pulang!
Aku-tidak-mau-berlama-lama-
denganmu!!."

Melihat persetujuan dari zayyan, raut wajah Bima langsung cerah, berbinar.

Dengan senang hati ia membukakan pintu mobil dan mempersiapkan zayyan untuk duduk di kursi depan,

Bak tuan putri...

"Nah seperti ini kan bagus!!!

Silahkan tuan putri....
Kita akan bersenang senang hari ini...."

Dengan full smirk di wajahnya, ia mengucapkannya dengan santai, karena zayyan tidak mungkin bisa mendengarnya, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Mobil melaju menuju kota, zayyan yang heran kenapa Bima membawanya sejauh ini, bukankah dia bilang akan pergi ke rumahnya yang berada di daerah terdekat?!,

Tapi ini sudah memasuki kota.

Mobil pun berhenti di depan garasi sebuah hotel menengah.

Melihat reaksi wajah zayyan yang kebingungan, bima pun langsung menjelaskan dengan hati hati agar zayyan tidak curiga.

Silent Flower   [ Singzay Fanfiction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang