Silent Flower [ Singzay Fanfiction ]

Flower XXII🔞⛔

Hehe

Baru update sekarang 😁

Mulung yang kemaren udah selesai.
Sekarang mulung lagi.

Xodiac fighting 👊🏻👊🏻👊🏻

Btw kalian udah nemu babi buat ngepet rekomendasi zayyan belum?.
Buat PO album 😄

Author belum Nemu🤭

Zayyan random banget.
Gak fans. Gak idol satu frekuensi 🤭

    Komen

******

Zayyan bangkit dan langsung membungkam mulut yang meracau itu dengan bibirnya.

Berlama lama di sana.
Sampai si penipu ini berhenti merajuk.

Merasa Sing mulai tenang. Zayyan melepaskan pagutan bibirnya. menciptakan benang Saliva yang menjuntai di antara bibir mereka.

Lalu menghapus air mata palsu itu dengan jemarinya.

Sing masih sesenggukan. Totalitas acting bocah ini benar-benar patut di acungi jempol. Wajar saja. Dia adalah aktor papan atas yang meraih banyak sekali piala award.

Sangat mudah baginya kalau hanya harus berakting menangis.

Dan Zayyan. Anak ini terlalu polos untuk berhadapan dengan orang seperti Mak chun sing si ahli manipulatif.

" hk.. hk.. zhayhaaan..... "

Mimik wajahnya di buat sekasihan mungkin. Seperti anak tiri yang terlantar.

Zayyan tidak tahu harus tertawa atau menangis melihat kekonyolan ini.
Menurut zayyan Sing lumayan lucu dan konyol.
Bagaimana bisa bocah ini memiliki pemikiran kalau Zayyan sudah tidak menyukainya lagi?.
Dan mudah sekali mengeluarkan air mata.

Sebenarnya zayyan sedikit terkejut saat mengetahui sisi lain dari seorang Sing. Yang ia kenal sebagai seorang yang sangat tegas terhadap anak buahnya.

Tapi ketika wajah itu berpaling menghadapnya.
Seketika. Itu berubah menjadi kelinci menggemaskan. Dan kelincinya yang mudah berlinangan air mata.

Sing seolah memperlakukannya seperti bocah usia 16 tahun.

Siapapun pasti akan tertipu dengan wajah bayinya.

Padahal usia zayyan yang sebenarnya sudah menginjak 30 tahun.
Dan sing tidak mengetahui itu.

Zayyan kembali berlutut di depan selangkangan Sing yang kasian.
Benda itu masih dengan setia menunggunya.

Menunggu untuk di belai dan di puaskan oleh pria paling manis ini.

Zayyan menegak Saliva nya saat akan bersiap-siap untuk memulai.

Kelima jarinya dengan lembut membelai benda berurat itu. Berusaha menenangkannya agar tidak terlalu liar.

Namun semakin ia membelai. semakin keras dan panas.

Benda itu tidak menunjukkan kelemahan sedikitpun.
Malah semakin mengembang dengan urat biru yang menonjol.

Ia mulai mengecupi dan menjilat ujungnya yang memanas.

Lalu dengan perlahan memasukannya kedalam mulut . Sambil terus membelai pangkalnya.