4 bulan.
secangkir kopi kematian dihisapnya dengan tenang. mata lelahnya memandang keluar jendela, pada rerumput yang disiram terik cahaya. ini bukan mansionnya, jaemin datang sebagai tamu.
"gua kira lu sibuk." jeno datang dengan jubah mandi dan rambut basah. duduk diseberang jaemin yang masih belum mengalihkan pandang dari halaman luar.
"habis dari kantor gua langsung kesini begitu denger mark bawa berita."
jeno mengangguk ngerti, "seenggaknya lo harus tidur yang cukup. lingkaran hitam di mata lo bikin lo jadi kelihatan menyedihkan."
jaemin ketawa denger kalimat itu keluar dari mulut jeno, seorang jeno yang bahkan gak bisa mengontrol dirinya sendiri bilang kayak gitu ke jaemin?
dia bilang tentang lingkaran hitam di mata jaemin, terus apa kabar dengan kedua tangan jeno yang selalu di perban?
"hilangin dulu tuh sikap lo yang demen ngelukain tangan, baru boleh nasehatin gue." jaemin membalas.
"jisung bakal marah-marah gak ya kalau tau gua berdarah begini?" jeno menatap miris pada kepalan tangannya, punggung tangan yang 2 bulan ini menjadi sibuk ditutupi perban sebab jeno tak henti-hentinya memukul sesuatu.
"oh ya gua lupa. jisung gak peduli sama gua."demi apapun jaemin pengin banget mukul mulut jeno detik itu juga. tapi dia sadar, jeno sama patah hatinya sama dirinya sekarang.
jaemin cuman bisa menumpu kepalanya dengan tangan di atas meja. pusing, sebab jisungnya gak bisa ditemukan dimanapun. laki-laki itu seolah hilang di telan bumi. seolah tak pernah lahir namun tinggal di memori.
padahal dirinya dan jeno telah menyewa beberapa bantuan mulai dari detektif swasta profesional sampai seorang intel, namun hasilnya konsisten, jisungnya tidak ditemukan.
ini yang membuatnya heran, bagaimana bisa? bagaimana bisa jisung menghilang tanpa jejak dengan persiapan yang matang?
jisung gak mungkin bisa ngelakuin ini sendiri, dia butuh uang yang banyak, maka seseorang pasti membantunya.
"mark dateng." jeno memukul pelan bahu jaemin. membuat tubuhnya menjadi tegap dan setengah berlari mendekati mark yang datang dari arah pintu.
"jisung udah ketemu?" jaemin lah yang pertama bertanya.
mark menggeleng, malah memberikan satu map putih pada jeno.
"apa ini?"
"berita yang gua bilang."
dengan heran jeno menerimanya, kerutan di dahi nya bertemu, takut-takut, dia membuka map putih itu. sedikit mengintip, jeno melihat kertas tipis berwarna putih dan sesuatu yang tipis seperti kertas namun berukuran lebih kecil.
begitu isinya dikeluarkan, kerutan di dahinya semakin jelas. matanya lalu menatap mark, dan mark bisa lihat bahwa mata jeno dipenuhi keterkejutan.
"jisung .. hamil?"
"gua udah mastiin ke dokter rumah sakit setempat. gua sampai cek cctv mereka dan benar, jisung sempat kesana di hari dia kabur."
kaki jeno melemas rasanya, laki-laki itu akhirnya memilih duduk di salah satu kursi terdekat. kembali ia tatap kertas putih yang diambilnya dari dalam map. surat keterangan hamil, sebuah kertas berukuran A4 dengan nama lengkap jisung terketik di sana, juga pernyataan yang bertuliskan, 'telah melakukan pemeriksaan kehamilan yang didapatkan hasil pemeriksaan: kehamilan ke 1 dengan usia kehamilan 8 minggu. janin hidup dengan denyut jantung janin 151 kali/menit. perkiraan lahir 18 desember.'
jaemin merebut kertas satunya lagi. kertas kecil itu adalah hasil USG, dengan hati-hati jaemin menyentuhnya. senyumannya mengembang dengan liquid tak berwarna yang mendadak mengalir di pipi. ada yang pecah dalam dirinya, melihat 2 lingkaran janin dengan benjolan di masing-masing tengahnya. ternyata anaknya kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
the summer i became loved | nosungjaem
Fanficbagi jisung wisesa, memiliki dua suami saja sudah cukup gila. apalagi menjadi suami ke-10 dari dua suami gila itu? 🏅1 #parkjisung 130324 🏅3 #jisungsub 140424 🏅3 #aulokal 010924 🏅3 #nctbxb 251024 🏅4 #jaemsung 190224 🏅5 #nct00line 180224 🏅5 #ji...