8. masa lalu

611 50 6
                                    

"Buku usang jadi teman, setia dengarkan segala frasa milik Tuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buku usang jadi teman, setia dengarkan segala frasa milik Tuan."
-Kamar untuk Sadewa, bagian 8.




Janlup vote & komen
Happy Reading

Udara penuh noda, Sadewa buka buku usang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara penuh noda, Sadewa buka buku usang. Tuangkan segala frasa klandestin di tengah remang ruang. Diksinya mengalir, juga segala harap dikara paling jatmika. Bait bait yang terususun ditutup. Semoga saja, Dirgantara paling agung dengar doanya.

Pintu terbuka, Sadewa simpan frasanya di bawah bantal lusuh. Mata elang memicing menghunus jantungnya. Sadewa nggak tahu, kali ini ia berbuat salah apa hingga ditatap sedemikian.

"Selain pincang, lo juga budeg apa bego?" Sadewa benar benar nggak paham, tubuh ringkihnya beringsut mundur kala Amar tutup pintu, ciptakan ruang makin gelap.

"K-kenapa kak?"

Amar lempar beberapa lembar foto. Tatapan tajam setia mencekik Sadewa yang nampak gemetar.

"Berapa kali gue bilang? Jangan pernah berani lo masuk ke dunia musik! Gue makin benci liat lo nyanyi, brengsek." Gertaknya, gigi Amar bergemelatuk semakin kuat cengkram wajah tirus Sadewa.

"Maaf kak, Sadewa butuh uang AHK!" Sadewa memekik, kepalanya nyeri akibat di benturkan keras ke dinding.

Amar kembali menjadi monster mengerikan di gelapnya ruang. Hatinya makin petang, tertutup kabut penuh luka. Kedua tangan Sadewa dibentangkan, diikat kuat hingga Sadewa menangis ketakutan.

"Ayahmu meninggal, Mar."

Suara itu berdengung memekakan telinga, ingatan menyakitkan terus berputar berisik dikepala Amar. Ciptakan segala benci yang menumpuk tanpa ampun.

"Nggak usah jadi penyanyi, ya? Tolong lanjutkan bisnis perusahaan Ayahmu, Mar. Demi kedua adikmu."

Mata Amar memerah, bersama dengan segala mimpi yang terkubur. Juga masa muda yang telah di renggut, Amar layangkan sabuk miliknya hingga menciptakan suara nyaring yang memilukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamar untuk SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang