Penobatan; 1

11 8 1
                                    

Hari ini adalah hari penobatannya sebagai Ratu. Agatha senang bukan kepalang. Sebab, bukan hanya penobatannya sebagai Ratu, pernikahan Cyvon pun akan dilangsungkan sebelum acaranya sendiri. Dan dialah pengiring pengantin wanita.

Setelah seharian penuh dia habiskan di dalam kamar tanpa berbicara dan melihat orang lain. Agatha kembali bebas, melihat-lihat persiapan acaranya nanti. Gaun penobatannya telah sampai, dan dia sangat menyukai desainnya.

Meski di saat yang bersamaan membuat kepercayaan dirinya Memudar begitu saja. Mengembalikan dirinya pada kenyataan; Agatha yang pemurung dan tidak menarik.

Membayangkannya saja sudah membuatnya mual.

Namun masalah yang lebih serius adalah; Matanya yang terlihat bagai lubang hitam. Setelah semua yang dilaluinya dalam upacara-upacara sebelum penobatan(yang menghabiskan waktu hampir 3 bulan lamanya) dan seminggu terakhir yang digunakannya untuk belajar banyak dari para tetua. Dia bagaikan mayat hidup.

Bahkan pagi ini, ketika Cyvon memintanya untuk mengintip ke ruangan pengantin wanita. Dia menyadari bahwa dia terlihat seperti gagak di antara rangkaian bunga.

"Masalah besar dengan penampilanmu, Agatha."

Ayahnya menatap Agatha dengan prihatin. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa putri cantiknya akan terlihat semenyeramkan ini.

Meski sebenarnya, wajahnya baik-baik saja. Tapi tetap tidak pantas bagi seorang putri, apalagi Ratu. Kantung matanya lebar. kulit wajahnya terlihat kusam dan pucat. Alis matanya tidak rapi. Rambutnya tergerai tidak beraturan.

Suram dan sama sekali tidak menarik.

"Tapi ini hanya tentang penampilan, ayah. Wajahku tak berubah"

Agatha berusaha meyakinkan ayahnya. Namun Sang Raja tetap tak bergeming dia menyentuh rambut anak gadisnya. Dan seketika wajahnya berubah masam.

"Ayah pikir... Sebaiknya mencari pengganti dalam upacara pernikahan itu"

Agatha mengerjapkan kedua matanya, tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya dengan begitu mudah. Memcari pengganti? Ia memohon padanya selama setengah tahun dan pada akhirnya akan digantikan?

"Tak ada keturunan Lutarin yang terlihat sekacau dirimu. kau penguasa naga Agatha. Darahnya mengalir dalam tubuhmu"

"Tapi ayah, aku sudah menunggu lama untuk itu. Cyvon yang akan menikah, bukan orang lain. Bagaimana bisa?"

Agatha jelas tidak setuju. Ia keberatan sekali jika harus digantikan. Hanya karena masalah penampilan ayahnya sampai membuat keputusan seperti itu?

"Paman. Dia jauh lebih tua darimu, Agatha. Berapa kali harus kukatakan? jangan panggil dia dengan namanya. Dan, lagipula... Ayah sadar betapa jarangnya kau melihat lukisan keluarga kerajaan ini."

Ayahnya mendongak, menatap dengan bangga lukisan minyak yang berbaris di sekitar lorong. Tua muda, Perempuan dan laki-laki. Mereka semua dilukis dalam posisi terbaiknya. Dengan beberapa kesamaan yang terlihat jelas.

Rambut pirang dalam berbagai macam nada. Mata biru yang menawan. Kulit putih bagai porselen. Dan senyum yang sama-sama memabukkan. Dan satu hal yang hampir dilupakannya. Mereka semua terlihat sempurna.

Dan semua hal itu jelas ada pada diri sang ayah, yang sama rupawannya dengan para pendahulunya.

"Semuanya akan baik-baik saja. Clarence akan mengurusmu, Seperti yang sudah mereka lakukan selama ini"

Agatha tidak percaya. Si tua Clarence mana mungkin mampu mengurusnya. Bukan tampil lebih baik, perempuan tua itu pasti hanya akan memperburuk keadaannya.

Demonic Angel; Fate Under The Faith (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang