09: Surat Agensi

656 75 9
                                    

Keheningan menimpa dua unggas siluman manusia di stasiun kereta Jepang. Entah mengapa, keduanya canggung untuk membuka suara satu sama lain.

Merasakan hawa yang tak mengenakkan, gadis di dekatnya melirik siluman yang lainnya. "Kau itu ngapain gak berangkat duluan sih, Tokoyami-kun?"

Tokoyami melirik sedikit dari ekor matanya dan menghela napas berat, "Tidak baik perempuan pergi sendirian..-"

"Tunggu sebentar! Bukan bagaimana, ya. Ini juga suruhan dari sensei untuk aku berangkat dengan mu juga!" Dengan sigap, Tokoyami segera menjelaskannya agar tak ada kesalahpahaman dari keduanya.

'Lagian, dia ngapain memilih ku sebagai murid magangnya sih.. ' [Name] membatin, tertekan. Saangaatt tertekan. Kalau disuruh pilih, lebih baik ia bermagang di agensi Mount Lady dibandingkan pria yang satu ini.

Walau sudah hampir tiap hari ia disuruh belajar make up di agensinya.

---------- Dua minggu sebelumnya.

Betapa bosannya [Name] di asrama terus, sampai ia iseng coba-coba pergi ke U.A. secara diam-diam untuk membeli minuman di vanding machine sekolah.

"Wah, harganya menurun 10 Yen. Sepertinya Pak Nezu juga sudah cukup kaya setelah lumayan banyak orang yang menyewa stand kemarin." [Name] bergumam pelan, berdoa dalam hati agar tak ada guru atau seorang pun yang mengetahui keberadaan si gadis.

Ya soalnya benjol dia belum sembuh sepenuhnya, jadi kocak aja kalo orang lain liat dia keadaan seperti itu.

Dan ternyata hari ini [Name] apes, tetiba datang Eri dengan polosnya mendatangi [Name]. Untuk apa seorang anak kecil imut seperti Eri di sekolah ini? Tanpa pendampingan orang lain lagi.

Mau tak mau, ia harus membelikan Eri minuman susu kotak juga agar setidaknya tubuh Eri terisi dengan air.

[Name] tebak-tebak, "Kau bosan di ruangan mu 'ya? Jadi, kau kesini diam-diam tanpa sepengetahuan Aizawa-sensei." Yang ditanyai justru tertawa memperlihatkan giginya.

[Name] hanya bisa menepuk jidat dan berencana menggendong Eri menuju asrama miliknya.

"Takami-san, Takami-san!!"

Ya Tuhan, cobaan apalagi ini..

[Name] menoleh kebelakang- ke arah sumber suara, netra kuningnya menangkap seorang Tokoyami Fumikage sedang berjalan ke arah [Name] dengan napas terengah-engah.

"Takami-san.." panggil Tokoyami terakhir sebelum mengatur napasnya terlebih dahulu yang terlihat kelelahan?

"Ngapain kau di U.A. sore-sore, Tokoyami-kun..?" tanya [Name], setelah itu meminum soda kaleng yang baru saja ia beli, masih dengan Eri di tangan kirinya.

Tokoyami menatap heran kepada [Name], "Justru aku yang bertanya, ngapain kamu di sini? Aku yang sedang mencari mu kemana-mana." ucapnya.

"Aku cuman beli minuman, lalu tetiba Eri datang. Yasudah, kita ke asrama bareng." jawab [Name] datar, "Aku? Dicari? Ngapain?" sekarang, [Name] yang bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan jemari telunjuk.

"Etto- ini." Tokoyami justru memberi selembar dokumen berwarna coklat muda, disodorkan kepada [Name].

Baru saja [Name] memegang sedetik dua detik dokumen tersebut, tiba-tiba saja seekor burung sudah menyantolkan dokumen tersebut di cakar kaki miliknya lalu terbang bebas entah kearah mana.

"... Ha.. Ha.. Ha.. " Walau dialog sedang tertawa, tetapi ekspresi dari sang gadis tidak menunjukkan keceriaannya sedikit pun. SEDIKIT pun.

Tokoyami jelas tak bisa berkata sedikit pun. Ingin membantu, bagaimana? Burung tersebut sudah melaju cepat layaknya kendaraan beroda.

Keiteishimai | Hawks As Ur Big Brother (Fem!Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang