15. telfon

62 45 28
                                    

cerita ini mengandung kata kasar/toxic yg tidak terbiasa kasar di skip aja yaa!!!

selamat membacaa!

***












"Ngapain barcode sih coba liat tangannya?" ucap Ziell di sebrang sana

Mereka memang sedang telfonan, Cya yang mengajak duluan, sebenarnya ia takut untuk meminta izin ke Ziell takutnya Ziell malah menolaknya dan risih ke Cya yang tidak tau diri mengajaknya untuk telfonan namun siapa sangka Ziell malah menelfonnya terlebih dahulu.

"Gamau malu, maaf" ucap Cya parau, suaranya menjadi sedikit hilang karena kelamaan menangis

Terdengar helaan nafas di telfon Ziell "Ga usah minta maaf, coba minta maaf ke tangan lu, bisa?" ucap Ziell

"Udah ga usah nangis, tidur udah malem" lanjutnya

"Gamau gua mau mati aja cape" ucap Cya pelan

"Heh! tidak boleh begitu kids nanti Tuhan marah, lu mau masuk neraka?" ucap Ziell

Tangisan Cya perlahan mereda, suara Ziell berhasil menenangkannya.

"Lu mah malah bikin gua tambah nangis" ucap Cya bercanda

"Gua harus apa biar lu ga nangis?" ucap Ziell

Ucapan Ziell membuat Cya reflek tertawa kenapa anak ini polos sekali padahal suaranya tidak menunjukkan ia sedang menangis.

Cya terkekeh pelan "Ih co cwiit bingit" ucapnya

"Masih menangis ka?" tanya Ziell

"Tidak, ini semua berkat Devandra Ziell Aldenatra" ucap Cya

"Alhamdulillah puji Tuhan" ucap Ziell

Cya tertawaan pelan "Kok malah collab sih? fix gua jadi orang gila, habis nangis terus ketawa" ucapnya sambil tertawa

"Gua kan Katolik mix Islam" jawabannya ngawur

"Ketawa boleh tapi jangan sampe gila, nangis boleh cape boleh tapi jangan sampe bunuh diri" lanjutnya

"Hmm sejak kapan kamuu jadi pinter begini" ucap Cya

Terdengar tawa pelan dari Ziell "Kalo ga pinter mana mungkin gua masuk kelas Xl 1, IPA lagi" ucapnya sombong

"Idihh sombong amat" ucap Cya

Mereka mengobrol sampai tak kerasa hingga pukul 23:00, apa mereka lupa besok pagi mereka akan pergi ke sekolah? biarkan dahulu Cya merasa bahagia untuk malam ini dan untuk Ziell terimakasih telah datang tepat waktu.

"Besok gua jemput mau?" ucap Ziell

"Yahh maunya gua ga sekolah sih besok" ucap Cya

"Kalo gitu gua ga masuk juga" ucap Ziell tanpa mikir

"Selalu saja begitu iya deh gua masuk, mau jemput? boleh saja" ucap Cya mengalah

"Nah good, udah tidur sana" ucap Ziell

"Iya lu juga, terimakasih tadi udah mau dengerin cerita gaje gua, terimakasih juga udah ngizinin buat ganggu lu malam malam begini" ucap Cya

"Sama sama, selalu cerita kayak tadi ya sampe lu bener bener bosen cerita sama gua" ucap Ziell

"Tapii luu juga harus cerita juga sama gua!" ucap Cya ngegas

"Iya santai dong, udah sana tidur good night" ucap Ziell sambil menutup telfonnya

Jangan tanya keadaan Cya sekarang kayak gimana.

Dia terus saja tersenyum dan sesekali juga tertawa mengingat ucapan Ziell, hingga ia lupa jika dia masih di balkon.

Ia juga lupa tangannya belum di obati sama sekali bahkan lukanya kian mengering.

Ia lupa perkataan kasar ayahnya dan pertengkaran hebat kedua orang tuanya.

Ia lupa segalanya.

Dan itu semua berkat Devandra Ziell Aldenatra.


****



Pagi ini Cya bangun sedikit terlambat dari biasanya tapi beruntung lah, ia masih bisa mengikuti sarapan pagi.

Sarapan pagi ini berjalan seperti biasanya bahkan kedua orang tuanya nampak baik baik saja seolah olah kejadian sore kemaren tidak terjadi, atau mungkin mereka sudah baikan?

Syukurlah Cya sangat bahagia jika memang mereka sudah bahagia seperti semula.

"Bun, Azura denger ada lomba melukis antar kota, menurut bunda Azura ikut ga ya?" tanya Azura

"Oh ya? ikut aja sayang siapa tau kamu menang lagi" ucap Vera excited

"Boleh tuh nambah koleksi piala di depan zur" ucap Afandra

"Iya isinya piala kamu semua haha" ucap Vera

"Isinyi pilii kimi simii hihi, halah tai makan tuh piala" batin Cya

"Iya deh nanti Azura ikut ya" ucap Azura senang

"Harus, nanti ayah sama bunda temenin" ucap Afandra

"Mending pergi sih kasian hati gua" batin Cya

"Cya berangkat duluan ya" pamit Cya

"Eh, ga bareng kita ci?" tanya Azura

"Hari ini Gua piket jadi harus berangkat pagi, sorry ya" ucap Cya sambil menyalimi kedua orang tuanya

"Oalah oke hati hati" ucap Azura yang hanya dijawab anggukan oleh Cya

Hari ini Cya memakai cardingan untuk menutupi luka di tangannya mengingat ia menggunakan segaram sekolah yang pendek.

"Selamat pagii Cyot" ucap Ziell ketika sampai di depan gerbang rumah Cya

"Pagii ell" balas Cya

Tidak banyak bicara mereka langsung menjalankan motornya ke arah sekolah.

Sma Galaksi di jam 06:00 masih sangat pagi karena jam masuknya 07:30 entahlah kenapa mereka berdua berangkat sepagi ini.

Bahkan temen temen Ziell belum ada yang bangun di jam segini.

"Terimakasih ell" ucap Cya saat sudah turun dari motor Ziell

"Yoi" ucap Ziell sambil melepas helm full face nya

"Kenapa tadi kita berangkat se-"

"Gua mau lihat tangan lu" ucap Ziell memotong ucapan Cya

"Buat apa anjir, lagian tangan gua udah gapapa kok" ucap Cya

"Biarin gua lihat dulu, kalo gapapa ngapain pake cardingan? gua yakin lu ga lagi kedinginan" ucap Ziell tegas

"Astag-"

"Ga peduli gua cuman pengen lihat aja, ga bakal juga gua potong tangan lu" ucap Ziell lagi lagi memotong ucapan Cya

Cya menggulung lengan cardingan pelan. Percuma juga ia berdebat dengan Ziell, keras kepala.

Selama ini Cya sangat enggan memperlihatkan lukanya pada seseorang mana pun.

"Sekarang gua tanya, lu kek gini biar apa?"











maaf jika ada kesalahan dalam penulisan

karena ini cerita pertama ku

jangan lupa vomet yaa terimakasih
semoga suka

Harapan AncyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang