Balapan bisa menjadi candu, terutama bagi dua pemuda yang sering berseteru. Semua orang tau Alaska dan Galaksi tak pernah akur, saling membenci di arena balapan. Mereka pikir akan terus seperti itu. Namun ternyata tidak, hubungan tersembunyi antar m...
Punya keluarga baru ialah hal yang tak pernah Galaksi idamkan. Hidup berdua bersama Bundanya tanpa sosok Ayah sudah cukup baginya. Namun keinginan Gina tak bisa ia tentang. Sejak bertemu dengan Indra, pria yang setia menemani Gina dikala wanita itu sakit, Galaksi bisa merasakan kebahagiaan di mata binar bundanya.
Seusai ia mengajukan pertanyaan tentang dirinya dan Alaska, bukan jawaban yang ia harapkan terlontar dari bibir bundanya. Wanita itu hanya mengatakan bahwa ia pernah bertemu dengan Alaska saat kecil. Gina seakan menghindari pertanyaan Galaksi.
"Jangan-jangan Alaska saudara kandung gue? Terus Om Indra Ayah kandung gue?" gumam Galaksi dibarengi dengan tawa hambar.
Ia mengusap wajahnya kasar, menghalau pikiran aneh dari otaknya. "GAK MUNGKIN. MASA GUE HARUS SAUDARA SAMA MAKHLUK MARS" Teriaknya menggelegar di koridor kampus.
Galaksi menghentakkan kakinya dilantai, meluapkan rasa kesalnya. Beberapa mahasiswa yang lewat disana kebingungan dan melihat aneh Galaksi yang sedang asik sendiri.
Galaksi menegakkan tubuhnya, wajahnya berubah serius "Gak! Gue harus cari tau sendiri" ucapnya lantang.
"Cari tau apa?"
Galaksi menoleh terkejut, "ANJIR! SEJAK KAPAN LO DISINI!" teriaknya melihat Alaska disampingnya.
"Sejak lo injak-injak lantai sendirian" jawabnya santai, sembari melirik lantai yang sedikit lecet karena ulah Galaksi.
Galaksi mengikuti arah pandang Alaska, benar saja lantai itu sedikit lecet karena sepatu besarnya, ia menormalkan mimik wajahnya menatap Alaska angkuh, "Gak usah kepo" ucapnya singkat lalu meninggalkan Alaska dibelakangnya. Padahal mereka punya tujuan tempat yang sama. Yah, ke kantin.
Diaz mengundang semua anggota balap Phoenix dan Draco untuk berkumpul di kantin fakultas mereka. Kebetulan kantin mereka cukup luas. Sesampainya disana sudah ada anggota Draco dan Phoenix yang menunggu. Melihat ketua mereka datang, sukses mengalihkan atensi keduanya.
Diaz mengangkat tangannya ke arah Galaksi, "Oh, Galaksi udah datang. Oh— bareng Alaska juga" sapanya saat melihat Alaska dibelakang Galaksi.
"Jo, Alaska gak kerasukan setan kan kemarin?" bisik Theo.
Jovan mengerjap tak percaya, untuk pertama kalinya melihat Alaska dan Galaksi datang bersama. "Gue juga bingung. Setan apa yang mampu deketin manusia kek Alaska" jawabnya sembari menatap saat Alaska sudah duduk disamping tubuhnya.
"Karena udah kumpul semua, kita mulai yah perbincangannya." Ujar Diaz menunjukkan beberapa kertas di atas meja.
