- 07 -

312 61 22
                                    

Chapter 07 : Menang atau Kalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 07 : Menang atau Kalah

Happy Reading
Typo bertebaran

.

⚠️Vote komennya kaka⚠️
🍄Kata Kasar menumpuk🍄

.

Hidup itu terus berjalan, bukan?

Suka duka akan selalu dirasakan setiap detiknya kehidupan. Tapi, berbeda dengan Gina. Dihidupnya terlalu banyak duka. Ia bertahan hidup hanya untuk Galaksi, sang anak tunggal tersayang.

Jika bertanya tentang, 'Dimana ayah Galaksi?'. Gina enggan untuk menjawabnya. Pria yang menikahinya 23 tahun yang lalu hanya karena status terpaksa itu telah pergi meninggalkannya. Yah, mereka menikah karena suatu hal. Saat itu Gina, gadis polos yang tak tau apapun dilecehkan oleh orang mabuk yang tak ia kenal. Untungnya, orang itu bertanggung jawab sebab mengetahui Gina hamil. Orang itu adalah ayah Galaksi.

Pernikahan pun terjadi. Gina menangis tiap malamnya. Ia pikir pria yang ia nikahkan akan berubah saat mereka menikah. Namun tidak, lelaki itu malah sering mabuk, main judi bahkan sampai selingkuh.

Dengan tekad yang kuat, Gina mengajukan perceraian padanya. Setelah resmi bercerai pria itu pergi dan tak pernah kembali. Galaksi tak mengetahui hal itu, ia hanya tau bahwa ayahnya pergi meninggalkan bundanya yang sakit.

Gina terlalu banyak menyimpan kebohongan.

Mata wanita itu memejam sejenak, sembari menggenggam obat di tangannya. Rasa sesak kembali menyeruak di dadanya. Masa lalu yang kelam dan masa depan yang direncanakan selalu ia pikirkan. Hanya Galaksi, alasan ia bertahan hingga detik ini.

Gina menghapus jejak air mata di pelupuk matanya, bersiap untuk bangkit ke kamar sebelum melihat atensi Alaska yang berjalan pelan menghampiri dapur. Gina tersenyum hangat menyambutnya. Posisinya di meja makan memudahkan dirinya untuk berinteraksi dengan Alaska.

"Bunda pikir kamu sudah tidur, Alaska" tanya Gina, tak lupa senyuman hangat ia berikan. Alaska hanya melirik tanpa membalas perkataan Gina, pria itu fokus menyiapkan minuman cokelat kesukaannya.

Gina yang tak menyerah, lebih tepatnya sudah terbiasa dengan tingkah cuek Alaska , bertanya kembali "Lagi apa?" tanyanya ingin tau.

Melihat Alaska yang agaknya kesusahan membuka tutup wadah berisi gula pasir, Gina maju selangkah menawarkan diri "Buat susu coklat yah? Sini bunda bantu"

Alaska bergerak mundur menolak, "Gak perlu! Susunya udah mau jadi!"

Gina mengangguk mengerti, memundurkan langkahnya dengan wajah kecewa. Harusnya wanita itu paham bahwa Alaska belum terbiasa dengannya. Sejak kejadian di rumah sakit itu, Alaska tetap sama. Cueknya sama, bahkan tutur katanya masih sama.

I K I G A I (Vkook Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang