- 04 -

447 82 29
                                    

Chapter 04 : Alkohol vs Permen Kapas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 04 : Alkohol vs Permen Kapas

Happy Reading
Typo bertebaran :))

🍄 Vote Komennya Kaka 🍄
⚠️Kata Kasar menumpuk⚠️

.

.

Masih di tempat yang sama. Galaksi menatap bundanya dengan tatapan tak percaya. Ia masih memproses semua perkataan yang dilontarkan oleh Bundanya sendiri. Pandangannya bergantian menatap Indra dan Alaska yang masih setia berdiri di belakang bundanya.

"Oh yah, kamu juga akan tinggal sekamar dengan Alaska." ujar bundanya sekali lagi.

"Hah?"

Matanya membulat terkejut. Ia masih tak percaya bahwa ia akan satu rumah bahkan satu kamar dengan orang yang ia benci sejak duduk di bangku SMA. Awalnya ia menerima pernikahan itu, namun mengapa Bundanya seakan memaksanya untuk terus menerima Alaska sebagai saudaranya.

"Untuk sementara, kamu sekamar dengan alaska karena kamar kamu masih tahap pembenahan. Nggak lama kok sayang, gimana?" ujarnya namun Galaksi hanya diam, tak menjawab pertanyaan Gina.

Senyuman Gina memudar saat melihat Galaksi yang nampak gelisah "Ada apa sayang?" tanya Gina khawatir. Galaksi memundurkan langkahnya seakan tak ingin mendekat pada Gina.

Galaksi menggeleng, "Tapi bun, kalian belum menikah. Mengapa secepat ini kita tinggal bersama dengan mereka?" tanyanya pelan. Bukan maksudnya untuk menyakiti hati bundanya, namun mereka belum sah menjadi suami-istri. Tak salah kan jika Galaksi mempertanyakan hal itu.

Gina mencoba tersenyum lembut, menghampiri sang anak, "Bunda dan Om Indra memang belum menikah tapi kami bukan seperti anak remaja lagi. Makanya bunda memutuskan untuk kita tinggal bersama lebih cepat"

Tak mendapatkan respon dari Galaksi, Gina pun bertanya lagi, "Kamu senang kan dengan keputusan bunda?"

Galaksi bungkam, apa yang harus ia katakan. Ia bingung dan kecewa, tapi ia terlanjur menyetujui pernikahan orang yang ia sayangi sejak kecil. Ia tersenyum paksa dan berkata "I—iyaa" jawabnya terbata.

Gina senang karena ia tahu bahwa Galaksi akan mengerti tentang dirinya, ia ia menggenggam tangan Galaksi kembali, "Bunda mau masak makan malam buat kita berempat. Kalian kekamar dulu, yah. Kamu juga harus beres-beres diri." ajaknya dengan senyuman.

Dengan pelan galaksi melepaskan genggaman sang ibunda, "Hm, bun. Sepertinya, Gala tidak bisa. Gala mau ke kost Aden dulu" tolaknya bisa ia lihat ada kekecewaan dibinar kedua mata bundanya. "Maaf, bun" setelah mengucapkan itu Galaksi meninggalkan mereka. Alaska hanya diam menatap punggung lebar Galaksi yang menghilang di balik pintu.

I K I G A I (Vkook Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang