Balapan bisa menjadi candu, terutama bagi dua pemuda yang sering berseteru. Semua orang tau Alaska dan Galaksi tak pernah akur, saling membenci di arena balapan. Mereka pikir akan terus seperti itu. Namun ternyata tidak, hubungan tersembunyi antar m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 09 : Cara tuk tersenyum Happy Reading Typo bertebaran
.
Vote komennya kaka⚠️ 🍄Kata Kasar menumpuk🍄 .
KOMEN YUK BANYAK BANYAK, LAGI BUTUH HIBURAN OCEHAN KALIAN WKWK😓
.
.
Tak ada yang bersuara, mereka memandang takut sembari menunduk dihadapan senior yang dikenal dengan ketua draco. Tatapan tajamnya seakan ingin membunuh para anggota komite yang bertugas khusus dalam segala urusan di kampus mereka.
Siapa yang tak takut jika ditatap tajam seperti itu?
Bersama Jovan, Alaska berhadapan dengan anggota yang bertanggung jawab dalam sosial media yang telah menyebarkan foto masa lalu Galaksi. Ketua Draco itu menyuruh mereka datang ke markas mereka, bisa dibilang Jovan memaksa mereka kesana. Mau tak mau mereka pun mendatangi Alaska dan Jovan. Sesampainya disana ia disuguhkan tatapan tajam kedua seniornya.
"Kami sudah menghapus postingan seperti yang kak Alaska minta" seru salah seorang anggota dengan wajah gugup.
"Siapa yang memegang akun kampus itu?" tanya Alaska dengan suara beratnya.
"Anggota yang bertanggung jawab tentang sosial media, kak." jawabnya pelan.
"Kalian tau siapa yang mengirim postingan itu?" Tanya Alaska memaksa.
Para anggota menggeleng kompak, mereka benar-benar tak tau siapa yang menyebarkan itu menggunakan akun kampus, "Maaf kak, kami tidak tau siapa yang mengirimnya" jawabnya sekali lagi.
Dahi Alaska mengernyit, ada yang tak beres, "Aneh! Nggak mungkin kalian tidak tau"
Salah seorang anggota memberanikan menatap Alaska dengan lantang, "Benar kak, dari anggota yang bertanggung jawab tentang sosial media kampus tidak ada yang tau siapa yang mengirimkan itu. Kalaupun diantara kami ada yang mengirimkan. Pasti kami sudah tau siapa orangnya."
Kedua sahabat itu saling memandang, "Siapa saja yang memegang akun itu?" tanya Alaska sekali lagi.
"Para anggota bidang publikasi dan sosial media kak"
Alaska mengusap rambutnya kebelakang, sembari memajukan tubuhnya menatap ketiga orang dihadapannya. Tatapannya kembali tajam membuat mahasiswa satu tahun dibawahnya itu kembali menciut menunduk takut.
